⏳ 05 | With Zayyan (2)

607 95 13
                                    

Kue beras merupakan salah satu makanan tradisional khas masyarakat Tionghoa, mirip seperti Tteok di Korea, sebagian besar dibuat dari tepung beras ketan. Tetapi kali ini sedikit berbeda. Jika biasanya kue beras memiliki isian pasta kacang merah maka yang ini sedikit lain, mungkin lebih terlihat seperti bakpao dengan lapisan luar yang tidak terlalu kenyal dan isian daging cincang.

30 menit berlalu sejak Zayyan memulai aksi memasaknya. Cukup lama menguleni adonan dan membuat isian akhirnya kue beras telah siap, Zayyan berseru senang. "Waktunya eksekusi."

Zayyan memasukkan satu persatu kue itu kedalam tempat kukusan, sekarang tinggal menunggu matangnya saja. Tidak lama, mungkin 10 menit. Zayyan berbalik menghampiri Leo, niatnya ingin menginfokan kue berasnya hampir selesai tapi dia urungkan saat melihat Leo yang entah sejak kapan tertidur di meja makan.

Zayyan menarik kursi disamping Leo, mengamati wajah tampan pemuda yang tengah terlelap. Kemudian ikut metelatakan kepalanya di atas meja. Wajah tenangnya ketika tertidur terlihat sangat berbeda dari Leo yang sebelumnya. Leo yang dingin kini terlihat begitu teduh dengan wajah lelahnya.

Entah atas dorongan apa tangannya terangkat membelai lembut surai Leo yang menutupi wajah, terlihat tidak nyaman, Zayyan merapikan surai halus itu dengan jarinya. Memperlihatkan dahi Leo yang tadi tertutup oleh rambut. Leo tidak terusik, malah kini tampak tertidur lebih lelap saat Zayyan mengelus rambutnya.

Zayyan tersenyum hangat. "Pasti sulit ya? Kau terlihat sangat kesepian..."

Semalam, saat manager menghubunginya untuk menjadi pembimbing Leo. Zayyan sempat bertanya mengenai latar belakang Leo. Jangan salah paham, Zayyan sama sekali tidak mengulik privasinya dia hanya menanyakan pertanyaan umum saja.

Dari pernyataan manager Zayyan kini tau bahwa Leo bukanlah orang biasa. Zayyan sedikit terkejut mendengar itu, rupanya Leo adalah putra tunggal pengelola company atau lebih tepatnya anak satu-satunya CEO OCJ Entertainment, Louis Koo.

Zayyan memang pernah mendengar soal anak tunggal atasannya itu. Tidak hanya Zayyan, seluruh Company mengetahuinya.

Pemuda genius yang telah menyelesaikan pendidikannya dalam kurun waktu yang cukup kilat dengan segudang prestasi yang diraih itu sangatlah terkenal dikalangan para trainee, bahkan Zayyan pun sangat mengaguminya.

Namun, mereka hanya tau soal keberadaannya saja, nama dan rupanya mereka tidak tau, tidak ada yang pernah melihatnya. Siapa yang menyangka pemuda hebat itu adalah Leo.

Soal marga mereka yang berbeda Zayyan memang tidak tau secara pasti karena manager tidak menjelaskan apapun soal itu tapi yang jelas sekarang Zayyan mulai mengerti situasi Leo. Dia kesepian.

"Mulai sekarang kau tidak akan sendirian lagi. Kami semua adalah temanmu, kami ada bersamamu..."


••••


13.00 KST

Zayyan mencubit kecil pipi Leo. "Ayo bangun, makanannya sudah siap."

Leo membuka matanya perlahan. Berdiam diri cukup lama. Zayyan datang membawa nampan, meletakkannya diatas meja. Dia terkekeh melihat Leo yang tampak linglung, khas orang bangun tidur yang sedang mengumpulkan nyawa.

Zayyan tau Leo masih mengantuk, tadinya Zayyan sedikit ragu untuk membangunkan atau tidak tapi akhirnya memutuskan untuk membangunkannya. Ini sudah lewat dari jam makan siang biasanya, Leo pasti lapar. Mau tidak mau dia harus bangun.

Lagipula kue beras memang lebih enak dimakan saat masih hangat, jika dimakan nanti-nanti rasanya sudah pasti akan berbeda.

"Cuci muka sana."

Memories [ Zalesing ]Where stories live. Discover now