P. 5 :🍀 Kekhawatiran 🍀

61 25 0
                                    

Chapter 5: Welcome to Elfwood
The Pandora of Memory

Legolas berjalan tergesa-gesa dengan cepat layaknya seperti orang kerasukan roh. Ia bergegas cepat menuju ruang tahta dengan emosi yang naik-turun, kepanikan nampak terlihat samar diwajahnya, membuat para elf (ellent atau ellon) yang tak sengaja berpas-pasan didepan pangeran menyengit bingung, apa ada sesuatu yang bahaya di-perbatasan. Apa yang membuat Pangeran tampan nampak cemas dan tergesa-gesa begitu?.

BRAKS!

Legolas langsung masuk tampa aba-aba, mengabaikan kedua penjaga tampa salam formal seperti biasanya.

"Apa yang membuat rautmu seperti itu?, apa ada masalah denganmu,"Thranduil memandang dingin penuh kesan-angkuh diatas kursi tahtanya.

"Adar! Aku!,"Ucap Legolas mau berkata, namun belum menyelesaikan ucapanya, justru sumber kecemasanya sudah sampai didepan mata. "Demi Valar, Ini tak baik!,"Cicitnya dalam hati.

"Salam hormatku Yang-mulia,"Ucap Tauriel nampak membungkuk hormat. "Saya sudah membawa Sakura Haruno kesini,"Ucapnya tersenyum, meletakan tangan kanan-nya dada sebagai simbol-penghormatan. Sementara Sakura tak berkata apa-pun dan malah diam ditempat. Raut Legolas membeku saat melirik keberadaan Sakura yang memandang dengan raut tampa pancaran emosi, dan tingkah laku-nya nampaknya membuat mood-nya Adar terlihat tak baik.

"Aku cukup terkejut dengan sikapmu seperti batu, bahkan kau manusia yang menurut, paling buruk wahai perempuan manusia," Desis Thranduil yang masih berada diatas tahtanya, sembari menyilangkan kaki. Oke sang Elvenking Thranduil ada dihadapanmu.

Hening

"..."Sakura terdiam memandang sosok tenang. Sosok pria tegap, tinggi, gagah sekaligus indah dihadapanya. Rambut lurus pirang keperakan yang jatuh melewati bahunya, sorot mata biru nan dingin, seolah dapat membius siapa-pun yang menatap matanya, bibir tipis, hidung yang mancung dan raut yang tampan dapat membius elleth atau pun wanita-manusia, pasti mengilainya. Sakura menatap tenang serta kosong, menatap lelaki itu bangkit dari kursi tahtah-nya

Suara langkah tangga batu, bersamaan terdengar suara gesekan perlahan pada kain panjang pada jubahnya yang keperakan, bergerak dengan begitu anggun. Mendekati Sakura dengan tatapan misteri tak terbaca. "Dengarkan aku Manusia,"Ucap Thranduil dengan tatapan sinis terpancar dari sorot mata-tajamnya. "Apa yang ingin kau lakukan kemari, dan apa tujuanmu sebenarnya,"Desisnya rendah pada Sakura.

Sakura terdiam ditempat, dan memandang sorot tajam sang-Raja dengan tatapan datar, "Aku tidak tahu,"Ucap Sakura datar, pandangan sedih terlihat dari raut Sakura, bagaimana dia menjelaskan? Sementara dia sendiri juga mencari jawaban untuk semua itu.

"Pendusta!,"Desisnya Tajam memandang tajam. "Jangan berikan tatapan tegarmu atau kesedihanmu itu, karna mahluk sepertimu hanyalah Pendusta yang memiliki siasat Licik untuk sesuatu di wilayahku,"Bisiknya didepan wajah Sakura.

"Aku tak bisa berkata apa-pun dan itu bukan Dusta,"Ucap Sakura datar. Bola mata Sakura dengan memandang wajah Thranduil dengan tatapan berani.

"Kau manusia yang keras kepala,"Geram Thranduil menatap Sakura yang dirasanya sangat tak-sopan tak bisa berkata sedingin itu dihadapanya (pasalnyakan tak ada orang yang berani memandang Thranduil karna ia salah satu elf yang ditakuti).

"Aku tak bisa menjawab pertanyaan anda, karna aku juga ingin mengetahui-nya,"Ucap Sakura tak mau kalah, ia semakin menatap sorot ellon dihadapanya.

GRAB!

"ADAR!,"Hentakan Legolas mengema, Saat tangan kuat Raja langsung mengenggam kuat lengan Sakura, hingga berdarah keluar-dari sana dan menetes disekitar lengan tanganya, hingga kelantai. Tak ada yang tahu seberapa kuatnya tenaga ellon itu, mencengkram tangan gadis manusia itu, hingga bisa terdengar suara bunyi tulang patah. Mungkin baginya ancaman ini akan berguna bagi gadis dihadapanya akan mengakui segala perbuatanya.

Pandora of MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang