P. 12 :🍀LakeTown🍀

36 19 1
                                    


Rasanya sakit. Kepala pusing dan terasa menusuk ketika klue ingatanku mulai terusik tanpa sadar.

"Aku baik-baik saja. Maafkan aku malah membuat kalian khawatir," ucapku sambil memandang Tuan Legolas dan Tauriel secara bergantian.

Keduanya tetap memandang, terutama Tuan Legolas yang terus memandangiku. Sampai akhirnya Tuan Legolas pergi mencari perahu, dan Tauriel menemaniku. Tuan Legolas menemukan perahu rakit di dekat tepi sungai yang akan membawa kami ke LakeTown. Nampaknya Tauriel begitu semangat ingin menghentikan orc dan juga untuk menyelidiki Gunung Gundabad yang dituju para kurcaci yang melewati rute menuju bawah gunung. Tapi aku bisa merasakan ada keinginan lain yang diinginkan Tauriel, yang tak dikatakannya pada Legolas.

"Kita akan sampai dalam beberapa sinar fajar lagi!" seru Tuan Legolas sambil mendayung perahu, dibantu oleh Tauriel. Aku hanya diam saja disamping Tuan Legolas, sesekali bergantian dengan Tauriel mendayung, karena tak ingin membebani mereka.

"Kabut mendung," ucapku spontan.

"Kita telah memasuki perbatasan LakeTown," ucap Tauriel sambil menatap sekeliling. Danau mulai berembun, serpihan es terlihat di permukaan air, dan daratan berupa karang batu yang memutih karena serpihan salju yang perlahan menyelimuti.

"Hawanya," aku mendesah sambil menatap uap embun di wajahku. Udara mulai sesak dan dingin memasuki pori-pori kulitku. "Mulai dingin," ucapku.

"Penyakit Naga?!" desis Tuan Legolas.

"Orc!" desisku tanpa sadar.

"Kita harus mendayung lebih cepat," ucap Tauriel dengan semangat, membuat Tuan Legolas menggelengkan kepalanya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Tuan Legolas sambil berada di sampingku. Aku hanya mengangguk datar, membuatnya menghela nafas. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini.

Aku merasakan perasaan tak enak yang luar biasa, hawa bahkan lebih pekat daripada hutan laba-laba di Hutan Elf. Aku juga melihat banyak bola jiwa yang bertebangan di sana. Sebuah perasaan takut yang tak bisa kuungkapkan.

Setelah lama mendayung perahu, kami tiba di pemukiman manusia di atas danau. Rumah-rumah kayu berpetak saling menyambung satu sama lain.

"Selamat datang di LakeTown," ucap Shun spontan, dalam kepalaku menghembuskan nafas dalam artian tegang.

LakeTown terlihat di tengah danau musim dingin yang cukup tenang, namun dipenuhi oleh hawa yang tak menyenangkan.

"Kegelapan," seru Tuan Legolas.

"Orc, mereka di sini," ucap Tauriel. Perahu terus mengarah ke area terdekat untuk berlabuh, dan kondisi kota terlalu hening. Ada apa ini?

Tolong perbaiki tulisan ini dengan layak baca. Tambahkan tanda baca dan buat ceritanya lebih dramatis.

Sesampainya di pembatas kayu Tauriel bangkit lebih dulu dari perahu, kemudian aku turun dari perahu setelah itu Tuan Legolas turun dari perahu dan mengikatnya tali perahu di salah satu tiang terdekat karna sisi semua pinggiran adalah air.

KYAAAAAAA!

Aku melihat dua orang wanita berlari dengan nada takut, dengan ketakutan diwajahnya, dan yang mengejarnya adalah orc, hal ini membuat Tauriel bergerak lebih dulu dari kami berdua.

Tauriel mengeluarkan sebuah degger kembar ditanganya, sementara Tuan Legolas nampak cover dari belakang, dengan busur dan anak panahnya. Sementara aku terfokus pada suara teriakan lain dibelakang kami. Suara anak kecil laki_laki berlari tergesa_gesa dikejar orc dengan gada ditanganya.

Kuputuskan berlari kearah anak itu dengan terburu-buru, aku melompati cela sambungan kayu lantai dibawahku, dan berusaha meraih tubuh mungil anak itu.

"Shanarooooo..."Aku menjerit kencang memusatkan energi kehijauan dikepalan tangan kiriku disaat aku berhasil meraih tubuh anak itu dengan memeluk pingganya dengan tangan kanan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pandora of MemoryWhere stories live. Discover now