1.4

2 0 0
                                    

"Kak" Ucap Rian memanggil Nanda yang berjalan disampinya

"Hemm" Jawab Nanda pelan.

Mereka sedang berjalan di lorong menuju kelas Rian yang lumayan jauh ternyata dari kantin barusan. Suasana lorong tersebut tampak ramai oleh mahasiswa yang baru keluar kelas, dan ada juga yang sedang menuju kelas. Banyak aktifitas yang dilakukan, ada yang sedang mengobrol dengan temannya, ada yang sekedar bermain ponsel, dan ada juga yang penasaran dengan siapa yang berjalan disamping Nanda.

"Soal tadi gue minta maaf ya, ga seharunya gue ngomong gitu tadi sama orang yang baru gue kenal" Ucap Rian tulus dengan nada pelan, namun masih dapat di dengar oleh Nanda

"Santai aja, gua ga masalah kok, lu jangan takut sama gue" Jawab Nanda lembut mengusak surai hitam Rian menjadi berantakan.

"Yah kak brantakan anjir rambut gue lu buat, kan jadi ga ganteng lagi gue" Racau Rian yang kesal melihat rambutnya yang jadi berantakan akibat ulah seniornya.

" Yaudah sini" Nanda memberhentikan langkahnya dan Rian, menghadap Rian dengan jarak yang sangat dekat. Tanpa rasa ragu Nanda merapikan rambut Rian yang berantakan dengan jari tangannya, gerakaannya perlahan menata kembali rambut Rian yang berantakan.

"Kyaaaaaaaa lucu banget" Triak seorang wanita yang melihat adegan mereka berdua, berlari menjauh karena tidak sanggup dengan kegemasan dunia yang dilihatnya.

Melihat itu Nanda menarik tangannya dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi dan melanjutkan jalannya.

"Kayaknya kesurupan" Ucap Rian pelan, membuat Nanda tersenyum sangat tipis dengan leluconnya.

Mereka masih berjalan dengan tenang menuju kelas.

"Kak masih jauh?" Tanya Rian

"Di depan" Jawab Nanda singkat.

"Hiii dingin banget kayak kutub timur" Ucap Rian menanggapi sikap Nanda. Tanpa ambil pusing Nanda tidak menanggapi perkataan Rian. Sedikit banyak dia paham pernyataan Rian bukan lah hal yang harus di tanggapi serius.

"Kak lu udah punya pacar?" Tanya Rian random.

"Lu mau jadi pacar gue?" Tanya Nanda balik, yang tidak di sangka oleh Rian akan mendapat pertanyaan tersebut.

"Ih eh apa, pelan pelan dong, gue nanya bukan minta di tembak" Jawab Rian yang tidak siap.
Nanda memberhentikan lankahnya dan menatap mata Rian dengan tajam. Rian yang ditatap tidak siap dengan apa yang terjadi hingga matanya menatap ke sembarang arah.
Nanda menarik dagu Rian hingga tatapan mereka bertemu.
"Kenapa, lu mau jadi pacar gue?" Tanya Nanda menatap tajam Rian dengan senyuman yang mengintimidasi namun sangat menawan di saat yang bersamaan. Rian tidak bisa berkata apa apa sekarang, jantungnya dugun dugun parah, dan wajahnya memerah.
"Aa.. A.. Apaa.. Eee.. A.." Jawab Rian tergugup. Melihat itu senyuman Nanda merekah. Tapi

"Kyaaaaaaa omo omo omo,, cute as fuck kyaaaa" Teriak seorang wanita yang melihat adegan mereka.
Nanda tidak menyadari ada yang melihat mereka, padahal dia sudah memastikan sekitanya sepi barusan.
Menyadari wanita itu akan mendapat masalah jika masih disitu, akhirnya dia melarikan diri kedalam kelas.

"Itu kelasnya, ayo masuk" Ucap Nanda tenang seolah tidak terjadi apa apa.

"Aa. Eh. Ekhmm, iya" Ucap Rian terbata mencoba menyadarkan dirinya dari apa yang barusan terjadi.

Rian pun akhirnya masuk ke kelas yang di tunjukkan oleh Nanda, menganbil posisi kursi yang lumayan strategis menurutnya.
Tak lama Nanda masuk kedalam kelas dengan auranya yang menawan.

"Baik selamat pagi semua, nama saya Nanda, hari ini saya akan menyampaikan kontrak perkuliahan kalian, menggantikan bapak Edward yang kebetulan berhalangan hadir" Ucap Nanda menjelaskan.

'Eh jadi dia asdos ternyata' ucap Rian di pikirannya.
'Tapi yang tadi itu, dia ganteng juga ternya ya, astaga astaga, ingat Rian lu udah punya pacar, ingat lu udah punya Iki' ucap Rian di pikirannya.

Tanpa memerperhatikan dengan serius penjelasan seniornya di depan kelas Rian berkecamuk di dalam pikirannya sendiri.

"Baik untuk tugas kalian hari ada pada materi yang saya berikan" Ucap Nanda, yang mana hal tersebut berhasil menyadarkan Rian dari lamunannya.

"Eh tugas, tugas apaan anjir" Ucap Rian pelan.
"Eh tu orang ngasi tugas apaan, lu punya materinya?" Tanya Rian ke kamahasiswi yang ada di sebelahnya.

"Lu mau materinya gue punya ni" Jawab mahasiswi itu.

"Mau lah bagi gue dong" Ucap Rian meminta

"Yaudah siniin wa lu biar gue kirim" Ucap mahasiswi itu.
Rian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan bar code untuk di scan mahasiswi itu. Tak lama akhirnya Rian menerima materi yang di butuhkannya dari mahasiswi itu.
Rian bermaksud untuk menyimpan kontak mahasiswi tersebut dan melihat info kontaknya, setelah menyimpan kontaknya Rian menyadari satu hal.

"Lu Tina yang masukin gue ke grup angkatan kan?" Tanya Rian memastikan.

"Iya salam kenal Rian nya kak Nanda" Jawab Tina dengan senyuman mengembang menjabat tangan Rian.

"Iya iya salam kenal" Jawab Rian santai, tapi,,
"Eeeeh maksudnya, Riannya kak Nanda apaan anjir Tina?" Tanya Rian dengan nama julukan yang diberikan kepadanya.

"Hehehe itu itu" Jawab Tina yang menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Itu apaan anjir?" Tanya Rian lagi.
"Itu tadi gue liat lu sama kak Nanda di lorong, sama di di depan kelas, sweet banget kyaa gue ga tahan kalian gemesin banget" Ucap Tina dengan semangat tanpa memperdulikan sekitarnya, berbeda dengan Rian yang sudah kehilangan impiannya untuk hidup damai dan tenang tanpa gosip di kampus.

"Lu gila anjir,trus siapa lagi yang tau" Tanya Rian memastikan.

"Mm satu angkatan" Ucap Tina pelan sehingga tersamar di pendengaran Rian.

"Hah apa?" Tanya Rian lagi.
"Tadi ga sengaja gue foto, dan karna gue kesenengan jadi gue kirim ke grup angkatan" Kata Tina dengan suara yang pelan dan gugup.

"Hah LU GILA ANJING TINA TOLOL" Ucap Rian berteriak kesal bercampur marah dengan kelakuan Tina yang bahkan belum satu hari mengenal dia.

"Itu yang teriak teriak silahkan keluar" Ucap Nanda tegas.

"Eh maaf kak ga sengaja" Ucap Rian menyesal, menyadari teriakannya yang tidak di kondisi yang tepat.

"Keluar" Ucap Nanda lagi dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Maaf kak, saya ga sengaja kak, tolong jangan di keluarin ya kak" Pinta Rian dengan suara memelas.

"Kamu mau keluae, atau nama kamu saya coret dari absen" Ancam Nanda.

Rian terkejut dengan perlakuan seniornya tersebut, sangat berbeda dari sebelum mereka di dalam kelas. Teman teman sekelasnya hanya bisa terdiam melihat kejadian tersebut, banyak yang merasa iba dengan apa yang terjadi dengan Rian salah satunya adalah Tina.
Dengan berat hati Rian membereskan kursinya.
"Maaf Rian" Ucap Tina lirih menyesal akan perbuatannya.
"Jangan harap gue maafin lu" Jawab Rian sinis, dan pergi meninggalkan kelas tersebut dengan perasaan yang amburadul, kesal, marah dan kecewa menjadi satu.

Tina yang menjadi penyebab permasalahan tersebut merasa sangat bersalah, dia langsung menarik foto yang telah dikirimnya di grup angkatan. Namun hal tersebut tidak berpengaruh besar karena sudah terlanjur menyebar kemana mana.

Rian kini duduk sendirian di bangku taman yang lumayan jauh dari area kelas. Dibawah pohon yang sangat rindang. Rian mencoba untuk menenangkan dirinya dari segala yang terjadi.
"AAAAAGGH" teriak Rian mencoba mengeluarkan rasa sesak di dadanya.
Sambil mendengarkan musik dia merebahkan diri di kursi taman tersebut memejamkan mata menikmati semilir angin yang membelai wajahnya. Hingga

"Heh anak baru, lu yang namanya Rian kan" Ucap seorang wanita dengan make up tebal ini kepada Rian dengan dua orang temannya yang berada di kanan kirinya.

Dengan kesal Rian mebuka mata dan berdiri menantang wanita tersebut.

"Iya kenapa lu, ada masalah sama gue" Jawab Rian menantang.

Terkejut melihat respon Rian yang berani wanita itu memundurkan langkahnya. Sikap Rian tidak sesuai ekspektasi wanita itu membuatnya kaget.

ALGORITMAWhere stories live. Discover now