0 4

298 32 4
                                    

Suara tawa itu terdengar sangat mengerikan. "Waktuku tidak banyak, jadi kau harus benar-benar mati sekarang." dengan membabi buta pria itu menusuk-nusuk tubuh Jieun dengan pisaunya, berkali-kali hingga pakaian hitamnya penuh akan darah Jieun.

Tzuyu yang menyaksikan itu syok. Warna bibirnya berubah menjadi pucat, tubuhnya bergetar ketakutan dan lemas hingga ia terjatuh duduk.

Apa yang ia lihat tadi ingin membuatnya mati. Pria berpakaian serba hitam itu kabur dengan tiga orang lainnya yang berpakaian sama persis. Mereka mengetahui keberadaannya, tapi tidak membunuhnya.

Dengan sekuat tenaga Tzuyu mencoba beranjak, kakinya gemetar. Suara tangisnya pecah saat ia melihat kondisi wanita itu dari jarak dekat, tubuhnya dipenuhi luka dan darah.

~

Tzuyu sontak terbangun dari tidurnya, napasnya terengah-engah terasa sesak. Tubuh dan wajahnya di baluti keringat dingin.

Tzuyu menangis hingga menekan dadanya, kenapa kejadian itu datang lagi ke dalam mimpinya. Tzuyu benar-benar takut, tidak bisa membayangkan betapa sakitnya wanita itu dibunuh.

Dan perkataan Jungkook kemarin.

"Jika bukti-bukti kejahatanmu sudah terkumpul dengan akurat, bersiaplah untuk menempuh kehidupan barumu di jeruji besi,"

Tzuyu menghela napas panjang. Hidupnya terasa hampa dan penuh kehancuran, suaminya sendiri ingin menjebloskannya ke dalam penjara, benar-benar menyedihkan. Setelah mengenal Jungkook di dunia ini, Tzuyu merasakan sakit begitu mendalam di fisik mau pun batin.

Setiap kalinya. Tzuyu harus menahan dan menyembuhkan luka itu tersendirinya, meskipun tidak mudah untuknya, namun Tzuyu berusaha, membiasakan diri dengan perlakuan buruk Jungkook. Entah itu sampai kapan.

Ah. Tzuyu mendesah dengan gusar, menyeka pelan bekas jejak air matanya. Dengan berat ia beranjak dari ranjangnya lalu mengenakan sandal, ia tiba-tiba merasa haus.

Bruk . . .

Tzuyu tersentak, matanya terbelalak saat mendapati keberadaan Jungkook di ambang pintu, langkahnya yang terombang-ambing menuju ke arahnya.

" Sayang . . . "

Seketika jantung Tzuyu berdegup kencang. Sayang? dan bau alkohol ini. Apa Jungkook mabuk? jika dilihat dari penampilannya, Iya.

Dengan sekuat tenaga Tzuyu menahan tubuh Jungkook saat memeluknya, lalu mengiringinya ke ranjang. Tzuyu menjatuhkan Jungkook ke ranjang.

Ia tidak tahan dengan bau alkohol semenyengat ini. Entah berapa banyak Jungkook minum, namun anehnya pria itu masih bisa sadar.

"Jieun... Aku tidak bisa kehilanganmu..."

Tzuyu sontak terdiam, matanya memanas saat mendengar racauan Jungkook barusan, lagi-lagi hatinya sakit saat suaminya sendiri masih mencintai wanita lain, meskipun wanita itu sudah tiada, tapi masih menyisakan kenangan dan cinta yang teramat besar.

Jungkook hanya mencintai Jieun. Selamanya, jadi Tzuyu harus membuang cinta ini tanpa sisa, tidak ada celah Jungkook akan mencintainya, jadi Tzuyu tidak memiliki harapan dan ia tidak boleh berharap. Itu semua mustahil.

Dan tujuan Jungkook menikahinya untuk balas dendam, bukan cinta dan sebagainya, seharusnya ia sadar.

"Aku mencintaimu, Jieun" jari-jemari Jungkook menggenggam erat pergelangan tangan Tzuyu. Tzuyu begitu terkejut, apalagi saat menoleh Jungkook mencoba menarik tubuhnya. Dengan cepat Tzuyu menepis tangan besar itu.

M E S H E SWhere stories live. Discover now