0 9

337 36 29
                                    

"-Tzuyu," jantung Jungkook seakan berhenti berdetak saat tidak mendapati keberadaan Tzuyu di kamar, tangannya terkepal kuat, napasnya memburu menahan amarah dan juga rasa khawatir. Kemudian mengecek ke kamar mandi, kosong. Di mana Tzuyu? ke mana wanita itu pergi?

Tidak mungkin peneror itu masuk ke sini dan menculik Tzuyu. Sial. Jungkook mengumpat marah dan membuang barang di sekitarnya, ia tidak akan membiarkan orang itu bertindak jauh dan merasa dirinya menang. Jungkook bersumpah akan menemukan orang itu secepat mungkin.

"Tzuyu," teriaknya kembali, Jungkook bergegas pergi ke lantai bawah, mengecek ke sekitaran rumah, tetap tidak ada. Jungkook mulai putus asa dan resah. Apa benar Tzuyu telah diculik? lalu bagaimana dengan nasib istrinya? apa Tzuyu benar-benar akan terbunuh? sama seperti Jieun.

Jungkook memijat pelipisnya. Ini tidak boleh terjadi. "BIBI YOUNHAE..." teriak Jungkook.

Yang dipanggil pun datang dengan wajah cemas. "I-iya, Tuan?"

"Di mana Tzuyu? apa kau melihat sesuatu yang mencurigakan di rumah ini? atau mengizinkan Tzuyu pergi?" Jungkook sudah sangat frustrasi.

Bibi Younhae menggeleng cepat. "Nyonya tidak keluar dari kamar semenjak anda pergi dari tadi pagi, Tuan. Saat saya mengantarkan makan siang ke kamar, Nyonya masih ada di dalam,"

Jungkook berdecak dengan gusar, lalu meraih ponselnya di saku jas dan menekan nomor seseorang.

"Tuan, ada yang bi---"

"Hoseok, kirim beberapa orang untuk mencari istriku dan sebagian untuk menjaga rumah. Sekarang" tegas Jungkook.

"Baik, Tuan. Tapi ada apa dengan Nyonya?" tanya Hoseok serius di seberang sana.

"Entahlah, kau jalani saja perintahku, nyawa Tzuyu sedang dalam bahaya,"

"Baik, Tuan. Saya tutup teleponnya."

Jungkook pun menyimpan kembali ponselnya dan menghadap Bibi Younhae. "Cek kembali keadaan rumah, Bibi. Perhatikan apa ada pintu atau jendela yang terjebol. Aku akan pergi mencari Tzuyu."

"B-ba..baik, Tuan. Hati-hati"

Dengan langkah derap Jungkook keluar dari rumah, masuk ke dalam mobil dengan perasaan penuh huru-hara. Jungkook memukul stir mobilnya berkali-kali, tidak bisa membayangkan jika Tzuyu benar-benar sudah di tangan peneror itu. Jungkook tidak ingin Tzuyu terbunuh, lebih tepatnya ia tidak ingin kehilangan istrinya.

Jungkook mencintai Tzuyu? mungkin Jungkook terlalu bodoh karena tidak menyadari perasaannya selama ini.

.

.

.

Sebenarnya. Tadi siang Tzuyu pergi secara diam-diam dari rumah setelah Bibi Younhae mengantarkan makan siang untuknya ke kamar. Tzuyu tidak berniat untuk melakukan itu, tapi karena merasa sering mual dan pusing Tzuyu menjadi khawatir akan kondisinya.

Tzuyu curiga jika ia hamil karena tidak kedatangan tamu bulanan sejak dari bulan kemarin. Dan benar, saat ia pergi menemui Dokter kandungan untuk mengeceknya, Tzuyu disungguhkan dengan kehidupan janin kecil di perutnya. Tzuyu benar-benar terkejut, tidak percaya jika ini akan benar terjadi meskipun dari awal ia sudah beranggapan.

Perasaan senang, sedih dan takut tak luput ia rasakan. Tzuyu bahagia, namun di satu sisi ia juga takut, bagaimana jika Jungkook tidak menginginkan anak darinya, mengingat perlakuan Jungkook selama ini tak segan ringan tangan, itu bisa saja melukai janin di perutnya. Apalagi jika Jungkook tahu ia hamil, apa nyawa tidak bersalah ini akan terancam?

Tzuyu menangis memikirkannya, mungkin alangkah baik ia merahasiakan kehamilan ini untuk sementara waktu, sampai keadaan mulai membaik dan ia bisa mengatakan ini pada Jungkook.

M E S H E SWhere stories live. Discover now