1 1

324 33 15
                                    

Dia tidak selamat

~

~

~

Tzuyu tiba-tiba terisak dalam tidurnya, tangannya meremas kuat selimut pada tubuhnya. Dadanya kembali terasa sesak, kenapa sesakit ini. Setelah semua apa yang terjadi, kini calon anaknya yang menjadi korban.

"Tzuyu," Jungkook khawatir. Ia mengusap lembut air mata Tzuyu dengan ibu jarinya, mencium kening Tzuyu cukup lama hingga mata itu perlahan terbuka menatapnya.

"Aku ada di sini," Jungkook mencium kembali kening Tzuyu dan mendekap erat tubuh itu. "-Tenanglah."

Tzuyu masih saja terisak, ia membalas pelukan Jungkook dengan erat. "Aku ingin anakku, Jungkook." lagi-lagi Tzuyu mengatakannya, meskipun ia tahu semua itu hanyalah sia-sia.

Jungkook menghela napas dengan berat, lalu menguraikan pelukannya dan menatap wajah pucat Tzuyu dengan penuh cinta. "Aku tahu," ucapnya tersenyum sambil mengelus-elus pipi Tzuyu. "-Tapi tidak sekarang. Aku berjanji, setelah ini, sampai kau benar-benar sembuh kita akan kembali mempunyai calon anak, berapa pun yang kau mau, aku pasti akan memberikannya."

Tzuyu terdiam dengan pipi bersemu. Namun rasa sakit ini masih kian terasa, perlakuan kasar Jungkook selama ini masih begitu membekas di hatinya.

Cup

"Aku mencintaimu, Tzuyu." Jungkook mengecup lembut bibir Tzuyu. "-Maafkan aku, aku tahu ini tidak pantas. Tapi aku benar-benar minta maaf."

Tzuyu masih saja terdiam, hatinya menghangat melihat Jungkook begitu tulus mengatakannya.

"Aku benar-benar menyesalinya, aku harap aku bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki ini semua. Aku berjanji akan membahagiakanmu, Tzuyu. Menghapus semua kenangan buruk yang pernah aku buat, aku tidak ingin kehilanganmu."

Jungkook menggenggam erat tangan Tzuyu. "Maafkan aku."

Aku juga mencintaimu, Jungkook

Air mata Tzuyu kembali menetes. Perlahan ia mengangguk. "Aku sudah memaafkanmu sejak awal."

.

.

.

Setelah beberapa hari menginap di rumah sakit, akhirnya Tzuyu diperbolehkan untuk pulang sore ini. Perlahan Tzuyu turun dari brankar dibantu oleh dua Suster, tubuhnya di rangkul erat. "Aku baik-baik saja, Suster. Aku tak apa."

Di belakang mereka ada Bibi Younhae yang membawa barang-barang Tzuyu selama menginap di rumah sakit. Ia ikut menjemput Tzuyu karena Jungkook berhalangan hadir, tiba-tiba ada urusan mendadak di kantor. Penting. "Anda yakin bisa berjalan sendiri, Nyonya?" khawatirnya.

Tzuyu mengangguk singkat. "Iya, Bibi."

Dalam perjalanan pulang. Tzuyu hanya diam dan menatap kosong ke arah jendela, Tzuyu terus menyentuh perutnya. Kejadian waktu itu tiba-tiba menguar kembali dalam ingatannya, Sehun yang ia pikir baik ternyata memiliki niat buruk padanya, laki-laki itu ingin memperkosanya.

Tzuyu tak habis pikir, dengan lelah ia memijat pelipisnya. Apa yang telah ia alami selama ini begitu mengerikan hingga berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mentalnya.

"Ah, Nyonya. Tuan menitipkan ini pada saya." suara Bibi Younhae membuyarkan lamunan Tzuyu.

Tzuyu menyambutnya dan membukanya, ternyata itu ponselnya. "Terima kasih, Bibi." jantung Tzuyu tiba-tiba berdegup kencang, rasa rindu kini menguasai lubuk hatinya. Saat masih berada di rumah sakit, Jungkook menunjukkan semua sisi lembutnya yang tidak pernah ia rasakan selama ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

M E S H E SWhere stories live. Discover now