07.Ensiklopedia Ayra.07

0 0 0
                                    

HAPPY READING :)

Seragam osis yang dikenakan Mio kecut kusam rasanya sangat selaras dengan raut wajahnya.

Semilir angin sore menyusup melewati celah anakan rambut Mio yang tadinya penuh keringat.

Mio mutlak menaiki motor Xion namun dengan perasaan gundah gurawa. Begini kisahnya....

Keluar dari perkampungan antah berantah tadi, dua pria dengan masing-masing kendaraannya berhenti tepat di hadapan mereka.

Tanpa babibube Xion dengan sigap menghampiri diikuti oleh kedua orang tadi yang turun dari kendaraannya, berbincang beberapa kata kemudian salah seorang melemparkan kearah Xion kunci motornya dan dengan gesit ditangkap oleh Xion. Mio hanya bisa menatap dongo interaksi yang terjadi diantara mereka sambil berdiri di belakang Xion agak jauhan.

Xion menepuk setiap sisi jaketnya mengusir debu. Setelah sempurna mendudukkan pantatnya, cowok itu menyalakan mesin kemudian menatap Mio yang juga dibalas tatapan tanpa arti oleh Mio. "Lo gak balik? Udah mau gelap," seru Xion seraya mengedikkan dagu ke arah jok belakang.

"Eh, iya, mau pulang," balas Mio yang tanpa pikir panjang sudah duduk di jok belakang motor.

"Yokkk," pamit Xion sambil menundukkan kepalanya pada kedua pria tadi yang Mio yakini sekarang bahwa mereka itu sohib. Meninggalkan area tersebut berhasil keluar perkampungan dan bergabung dengan kendaraan lainnya di jalanan.

Tak banyak percapakan yang dapat dihadirkan.
Xion hanya angkat bicara saat menanyakan di mana rumahnya Mio yang kemudian dijawab seadanya oleh Mio. Hanya itu saja. Kemudian kesunyian meliputi mereka.

Memasuki gang perumahan Mio kemudian dirinya sibuk untuk mengarahkan tempat benar untuk di tuju. Diikuti oleh anggukan Xion yang mangut-mangut tanda mengerti.

"Berhenti disini dulu," seru Mio yang langsung dipatuhi Xion namun dengan rasa heran sedikit. Dengan kegesitan Mio turun dari jok penumpang.

Matahari nyaris tenggelam di kaki langit. Mengedarkan pandang Xion mendapati beberapa orang pejalan kaki dan pengguna sepeda sudah bersiap untuk kembali. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa anak masih disibukkan dengan permainan yang ada di situ. Seperti berlompat tali, main sepak bola di ujung lapangan, berbincang ringan di ayunan dan banyak lagi.

Walau memiliki tubuh kecil dan unyu hal itu tidak menyulitkan Mio untuk dapat langsung menemukan Ayra di antara keramaian. Pasalnya suara keras dan tampang sangarnya saat bersama teman-temannya akan terlihat jelas.

"Ituu Ayra, si cebol yang kemaren ngambil dompet lo," tunjuk Mio pada anak yang sedang rebut-rebutan bola di lapangan. Menanggapi itu Xion mengikuti arah pandang Mio.

Xion tak menyangka bahwa masih ada anak tipikal seperti Ayra. Terakhir bertemu tampangnya imut dan minta dikarungin. Kalau dilihat sekarang masih lucu namun dengan versi berbeda. Dirinya tidak malu untuk lari-larian dan berteriak keras-keras padahal dilihat banyak orang, dan kebanyakan teman mainnya laki-laki dan berbadan lebih besar darinya. Sama sekali tidak punya takut.

Acara oper-operan bolanya pun dilakukan dengan telanjang kaki alias tanpa kasut. Beruntung lapangannya beralaskan rumput hijau, namun tak menutup kemungkinan kakinya akan tetap penuh debu dan daki.

What's Up MXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang