11.Cium.11

0 0 0
                                    

HAPPY READING :)

"Hubungan, ya... Emm. Eike gak paham u nanya apa! maksudnya hubungan fisik gitu kee?"

Satkai mengerutkan keningnya. Bingung ingin memberi jawaban yang bagaimana. Jangan terkesan sok tau ataupun jangan terlalu kentara kalau dirinya memang tidak pernah berpacaran.

"Pacaran..." Satkai diam sejenak. Menoleh ke kiri mendapati wajah nungguin Mio. Satkai jadi tertarik untuk menjawab melenceng.

"Jadi gini, Mi. Rasanya di jaman sekarang tuh rasanya pacaran tanpa sentuhan fisik itu pasti dianggap kuno, tapi ngingat budaya indonesia itu pasti dianggap gak sopan apalagi belum terikat pernikahan," jedanya.

"Berhubung eike gak kuno dan eike gak suka terikat sama budaya, jadi rasanya eike rasa masih fine-fine aja kalo pacaran itu kayak pegangan tangan, pelukan, and ciuman maybe... Dikutip dari alodokter ciuman bibir juga bermanfaat loh, Mi buat ningkatin sistem kekebalan tubuh. Soalnya pas tukaran air liur secara gak sadar bakal buat kita terpapar kuman baru dan itu ngebantu buat memperkuat sistem kekebalan tubuh."

Mio menelan air ludah dengan susah payah. Kenapa penjelasan Satkai sampai melenceng kesana-sana ya Tuhan. Jawabannya benar-benar tidak sesuai dengan perkiraan Mio. Dan rasanya yang ngomong panjang lebarkan Satkai, mengapa malah tenggorokan Mio yang kering.

Mio jadi pura-pura terbatuk. Bertepatan dengan makanannya yang sudah habis. Sampah ditangannya di lempar tepat memasuki keranjang sampah di sebelah pintu.

"Masuk yuu, Mi. Di dalam ada air minum," tawar Satkai saat sudah di depan ruang kesenian.

Di dalam sudah banyak orang. Mio menyesal jadi ikut. Pasalnya ada Joy yang kemarin hampir menindasnya tentunya dengan para gengnya. Banyak juga anggota OSIS yang lain. Dan pasti ada Xion dong. Entahlah Mio sudah tebak akan ada dia.

"Mau ada kegiatan, ya, Bang?" tanya Mio mencoba basa-basi sehabis menenggak minuman yang diberikan Satkai.

"Buat acara penutup tujuh belasan gitu, Mi. Biar ada yang ngisi, diserahinnya ama anggota OSIS," terang Satkai mengarahkan Mio untuk duduk di kursi kosong tepat di sebelahnya.

"Kenapa u tiba-tiba mau pacaran?" sorot Satkai menebak cewe di sebelahnya kebelet punya cowo akibat pertanyaan yang dilontarkan Mio tadi.

"Lo juga, Bang. Kenapa jawabnya begitu sampe ke cium-cium. Kebelet mau dicium, ya," teter Mio masih agak kaget dengan jawaban Satkai tadi.

"Gak, Mi. U tuh yee. Jauh-jauh deh begituan eike geli, hih," aku Satkai sambil merinding, mulai sibuk membaca naskah.

"Ah, yang bener aja, Bang. Geli-geli padahal mah dalam hati beda lagi."

"Eike dulunya sering loh di cium-cium, Mi." Balas Satkai mulai pamer diselingi merevisi naskah drama di tangannya.

Ini serius? Seorang Satkai? Batin Mio langsung meracau entah kemana. Pasti tante-tante yang cium makanya tampak seperti orang trauma.

"Dulu waktu eike kecil temen-temen Mamah tuh sering main kerumah. Muka eike yang mulus dan ganteng ini pasti selalu jadi spot untuk sasaran cium-cium mereka," Satkai jadi mulai lagi teringat dengan wajah tante-tante manis itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What's Up MXWhere stories live. Discover now