delapan

212 18 2
                                    

"Warning!!
Lapak bxb, yang gak suka boleh langsung di skip!
Adegan 18+ dan kekerasan, mohon untuk sadar diri nya kawandddd!

                                               ***

Todoroki mematung di depan sebuah pintu yang nampak tertutup rapat, matanya menoleh melihat sekeliling rumah susun yang nampak sepi lalu kembali menatap pintu yang terbuat dari kayu itu.

Jantung Todoroki kembali terasa di pompa dengan kuat, jika dia mengetuk pintu di depannya itu maka dia akan bertemu dengan Murayama dan untuk selanjutnya Todoroki tidak bisa membayangkan nya. Todoroki mengulurkan tangan untuk memencet bel yang berada di samping pintu, namun pergerakannya sedikit tertahan karena perasaan ragu itu kembali membuat nya dilema.

Todoroki kembali di buat kebingungan dengan apa yang terjadi padanya saat ini, di satu sisi Todoroki sangat ingin bertemu dengan Murayama namun di sisi lain dia juga belum siap untuk berhadapan dengan pria itu. Angin malam semakin terasa dingin menusuk kulit, akhirnya dengan tekad yang Todoroki miliki pria itu mulai memencet bel beberapa kali.

Untuk beberapa saat Todoroki tidak bergerak sedikitpun, tatapan matanya masih tertuju pada pintu yang masih tertutup. Namun, tidak lama Todoroki melihat ada pergerakan dari dalam dan beberapa saat kemudian pintu pun terbuka.

Murayama yang baru saja membuka pintu merasa begitu terkejut saat melihat siapa yang datang kerumahnya saat ini, matanya melebar sambil menatap Todoroki yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya.

Mata keduanya bertemu cukup lama, Murayama yang kembali tersadar dengan cepat berusaha untuk menutup pintu tapi pria itu kalah cepat dengan Todoroki yang kini sudah lebih dulu menahannya.

"Tunggu sebentar, Murayama-san!" Pinta Todoroki sambil memegang pintu.

Murayama menoleh kembali ka arah Todoroki dengan wajah yang tidak bersahabat, "Pergi!" titah Murayama dengan suara yang terkesan datar dan dingin.

Mendapat penolakan seperti itu dari Murayama bukannya membuat Todoroki segera pergi pria itu malah membuka paksa pintu yang hampir tertutup itu, tenaga Murayama yang memang belum sepenuhnya pulih karena lukanya membuat didinya cukup kesulitan untuk menahan pintu hingga akhirnya Todoroki bisa dengan mudah masuk ke rumah yang tidak terlalu luas itu.

Murayama memejamkan matanya rapat, hembusan nafas jengah terdengar dari bibir nya sebelum akhirnya menoleh ke arah Todoroki yang sudah berada di dalam rumah nya. Jika sudah seperti ini Murayama tidak bisa melakukan apapun selain membiarkan pria itu tetap berada di sana, meski sebenarnya Murayama belum benar-benar siap untuk menghadapi kehadiran Todoroki.

"Sialan, untuk apa dia datang kesini?" Batin Murayama.

***

"Apa kau bisa diam, Murayama-san? Kau tidak lihat jika aku sedang mengobati lukamu?" Tanya Todoroki yang merasa kesal karena sedari tadi Murayama tidak bisa diam dan itu sedikit menganggu nya yang tengah berusaha mengganti perban dan sekaligus kembali mengobati luka di tubuh pria itu.

"Sudah aku bilang kau tidak perlu melakukannya, aku bisa mengobati nya sendiri. Jadi lebih baik kau pergi dari sini sekarang juga!" timpal Murayama tidak kalah kesal.

Tentu saja Murayama masih belum sepenuhnya bisa menerima kedatangan Todoroki di rumahnya yang tiba-tiba, di tambah dengan tingkah pria itu yang sangat menyebalkan semakin membuat Murayama sangat kesal dan jengkel.

Mōichido, Senpai!!Where stories live. Discover now