sembilan

170 13 0
                                    

"Warning!!
Lapak bxb, yang gak suka boleh langsung di skip!
Adegan 18+ dan kekerasan, mohon untuk sadar diri nya kawandddd!

                                               ***


"Apa kau tidak lapar?"

Pertanyaan itu berhasil membuat Murayama yang tengah memejamkan matanya di sofa segera melirik kecil ke arah suara dan mendapati Todoroki yang tengah menikmati makan malamnya. Murayama terdiam beberapa saat ketika melihat bagaimana pipi pria dengan kemeja putih itu nampak penuh dengan makanannya membuat Todoroki terlihat seperti anak kecil. Di balik kekesalannya saat ini Murayama juga tidak bisa menyangkal jika pria yang lebih muda beberapa tahun darinya itu terlihat sangat menggemaskan.

Bagaimanapun sedari dulu Todoroki adalah satu-satunya anak penuh waktu yang berhasil menarik perhatian Murayama, meski keduanya tidak pernah akur namun tetap saja Murayama memperhatikan pria itu lebih dari pada siapapun. Bahkan saat Murayama datang ke Oya orang pertama yang dia cari adalah Todoroki, pria dengan kacamata itu sudah seperti seorang adik untuk Murayama. Karena itu bahkan disaat Murayama sedang sangat marah dan kesal sekalipun dia tidak bisa mengabaikan pria itu.

Namun, dengan apa yang tengah terjadi saat ini membuat semuanya terasa berubah dari sebelumnya. Murayama yang biasanya selalu melihat sorot tajam yang seolah ingin membunuhnya dari Todoroki, kini pria itu tidak lagi melihat nya.

Bagaimana dia yang merasa kesal dengan kedatangan Todoroki yang selalu mengajak nya untuk bertarung kini Murayama tidak bisa merasakan itu kembali. Pria yang kini sedang di hadapannya bukanlah Todoroki Yosuke yang dulu, dia bukan lagi orang yang selalu ingin mengalahkan nya.

Sekeras apapun Murayama menyangkal apa yang tengah terjadi saat ini, dia tidak bisa menghindari kenyataan tentang semuanya. Antara dia dan Todoroki, hubungan keduanya perlahan berubah.

Murayama menghela nafasnya pelan lalu kembali menutup matanya dengan tangan, memikirkan itu semua membuat kepalanya seolah ingin meledak saat ini juga.

"Jangan banyak bicara, dan pergi lah dari sini!" ucap Murayama.

Todoroki yang mendengar itu hanya bisa terdiam sambil terus menatap ke arah Murayama. Todoroki sangat mengerti dengan kondisi Murayama saat ini, pria itu mungkin masih sangat terkejut dan belum sepenuhnya menerima dengan apa yang baru saja terjadi. Pria itu hanya butuh sedikit waktu untuk bisa mengerti, dan Todoroki dia hanya harus memikirkan cara untuk menghadapi Murayama untuk kedepannya.

Pria itu tidak harus membalas perasaan nya, Todoroki hanya ingin bersama dengan Murayama lebih lama. Lagipula Todoroki juga tidak bisa memastikan tentang perasaan nya lebih jauh, rasanya hanya dengan pria itu bisa menerima kehadirannya saja sudah lebih dari cukup untuk Todoroki saat ini.

...

Todoroki benar-benar pergi setelah makan malam nya selesai, lebih tepatnya Murayama benar-benar mengusirnya. Todoroki melirik kecil ke arah Murayama yang tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah yang benar-benar tidak bersahabat.

Helaan nafas berat terdengar samar dari bibir Todoroki sebelum akhirnya pria itu mulai melangkah pergi, meski sebenarnya masih ada yang ingin Todoroki katakan. Namun, melihat Murayama yang seperti itu sepertinya pria itu tidak ingin mendengarkan.

Melihat Todoroki mulai pergi membuat Murayama berniat untuk kembali masuk ke dalam rumah nya, namun langkah nya langsung tertahan saat tiba-tiba saja Todoroki memanggil nya.

"Murayama-san!?"

Panggilan itu mau tak mau membuat Murayama kembali menoleh dan mendapati Todoroki yang tengah berjalan mendekat ke arahnya, melihat itu membuat Murayama sontak berjalan mundur hingga akhirnya pria dengan kacamata itu berhenti tepat di hadapannya.

Mōichido, Senpai!!Where stories live. Discover now