Chapter Thirty Two : The Evidence

1.5K 77 7
                                    

Hari itu Jhonny mengumpulkan semua anggota inti Evidence untuk berkumpul di bunker bawah tanah mereka sehari sebelum pertemuan dengan aliansi yang akan diadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu Jhonny mengumpulkan semua anggota inti Evidence untuk berkumpul di bunker bawah tanah mereka sehari sebelum pertemuan dengan aliansi yang akan diadakan. Ini tempat yang sama yang pernah didatangi Mia ketika semua pemimpin aliansi berkumpul, tampilan tempat ini pun masih sama, gelap dan lembab tanpa ada cahaya sedikit pun kecuali dari lampu minyak yang tergantung di beberapa sudut ruangan. 

Di luar anggota initi yang hadir di ruang pertemuan ini, tentu saja ada Mia dan kabarnya Tyaga juga akan mulai ditanyai untuk penyusunan rencana, dan informasi itu tampaknya berhasil membuat mood Alex berantakan sejak menginjakkan kaki di bunker bawah tanah mereka. Satu-satunya yang menahan messanger Evidence itu untuk tetap hadir adalah Mia yang sejak tadi menggenggam tangan berbalut sarung tangan kulitnya dengan erat. Tampak sangat berusaha memberanikan diri walaupun dia khawatir setengah mati.

Jhonny yang duduk bersila di sebelah Jimmy yang setengah berbaring di sebuah kursi dengan banyak bantal untuk mendukung posturnya memulai pertemuan itu dengan deheman untuk menarik seluruh perhatian mereka.

"Beberapa jam lagi, kita juga akan mengadakan pertemuan dengan seluruh kepala regu Evidance untuk menjelaskan rencana yang dirancang Jimmy. Aku ingin kita membahas ini lebih dulu, sebelum kita bicara pada ketua regu dan aliansi. Jadi kita bisa memberikan saran tanpa harus mengikuti semua rencana Damien, jika kalian mau dia tetap hidup sampai keluar dari sana."  Jelas Jhonny menatap ke arah Mia.

Semua orang tentu saja mengerti, termasuk Mia. Jika rencana diserahkan kepada Damien, maka dia hanya akan memikirkan aspek keberhasilan tanpa ingin pusing dengan keselamatan survivor yang masuk ke sana.

Setelah mengatakan itu, Jhonny mengangguk ke arah Jimmy dan membiarkan laki-laki kurus itu mulai menjelaskan rencananya.

"Damien hanya ingin penyerangan.  Dia tidak peduli bagaimana, tapi dia ingin kita menyerang orang di balik dinding, sebagai balasan karena sudah mengkambing hitamkan kelompoknya selama ini. Tapi menurutku itu saja tidak cukup, jadi yang bisa kupikirkan adalah kita melemahkannorang di balik dinding dengan cara menghancurkan persediaan senjata dan makanan mereka sebelum akhirnya kita membuka gerbang dan melakukan penyerangan. Aku sudah memikirkan semuanya kecuali satu. Cara Mia masuk. Meskipun Mia terlihat tidak berbahaya, tapi tidak ada jaminan kalau dia tidak akan dikenali. Jadi kita perlu sesuatu yang membuat dia terlihat memang seharusnya ada di sana," Jimmy menjelaskan panjang lebar.

Alex mengangguk, "Kurasa hal ini yang perlu kita tanyakan ke si Brengsek itu."

"Carlos," Jhonny memanggil wakil pemimpinnya, "Bawa tahanan itu masuk." 

Suara langkah kaki dan rantai besi yang beradu dengan lantai mulai terdengar tak lama kemudian. Tyaga, yang kaki dan tangannya dirantai tampak muncul di depan pintu besi. Kali ini dia diberikan baju dan celana hitam panjang yang lebih layak.

Wajahnya terlihat bosan pada awalnya, sampai dia menatap ke arah Mia yang sekarang tengah duduk di seberangnya. Nyaris saja laki-laki itu berlari mengejar Mia kalau bukan karena rantai yang mengikat kakinya berhasil menahannya.

Behind The Rush (Behind The Wall Trilogy #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang