Chapter Twenty Two : The Conference

8.1K 1.4K 204
                                    

Mia

Setelah mengenalnya selama berada di tempat ini, Alex bagiku adalah tempat di mana aku bisa menjadi diriku sendiri.

Terlepas dari pembawaannya yang terlalu jujur, keberaniannya yang justru membawa banyak masalah bagi dirinya sendiri, dan selera humornya yang selalu membuatku tersipu malu, ketika aku berada di dekat Alex rasanya tidak ada yang terlalu menakutkan lagi.

Dia juga baik. Aku tahu dia baik walaupun bagi Alex dirinya sama saja dengan survivor lain yang hanya mencari keuntungan untuk bertahan hidup. Dia lebih dari itu. Dan ketika Alex meraih tanganku, ketika dia melembutkan suaranya untuk membujukku, "Ikut denganku... ya?"

Rasanya begitu sakit untuk menolaknya.

"Aku tidak mau. Ini rumahku, aku tidak akan pergi dari sini, Alex." Kataku tersedu, "Kalau kau pergi dari sini, artinya kita tidak akan bertemu lagi."

Alex terdiam saat aku menjawab seperti itu. Wajahnya terlihat kecewa, aku tidak tahu apa dia juga terluka sama sepertiku tapi yang jelas jawabanku di luar keinginannya saat itu.

"Mia kau lebih aman denganku..."

Kepalaku menggeleng, "Aku tidak mau menyia-nyiakan orang-orang yang mau menerimaku. Tidak sepertimu."

Alex mendengus, "Kau hanya takut dengan perubahan. Sama seperti ketika kami membawamu dari Eagle Eyes, kau lebih memilih kembali ke sana dari pada tinggal di Evidance. Perubahan terasa lebih menakutkan bagimu ketimbang jadi jalang orang sinting. Atau kau justru menikmatinya." Ujar Alex dengam senyum miring.

Tak ada yang lebih meyakitkan selain kata-katanya saat itu. Dia padahal sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi.

Apa itu yang dia pikirkan tentangku selama ini?

"Aku tidak seperti itu." Belaku lemah, dan hanya bisa meremas kaos Alex yang masih kugunakan. "Kau salah. Bukan begitu."

Ketika aku mulai meragukan jawabanku sendiri dan mulai berpikir kalau Alex benar, di saat itulah pintu kamar Alex terbuka. Carlos dengan senyum sumringahnya yang seperti habis mendengar cerita lucu berdiri di depan pintu bersama salah seorang survivor yang tidak kukenali.

"Maaf mengganggu pasangan pengantin baru tapi ada pertemuan yang harus di hadiri saat ini." Goda Carlos.

Aku buru-buru berbalik menghadap Alex dan membelakangi pintu sambil menyeka air mataku meskipun tidak cukup cepat karena sepertinya Carlos sudah melihatnya.

"Mia... kau menangis?" Tanya laki-laki besar itu tidak percaya.

Alex menunjuk survivor yang datang bersama Carlos untuk mendekat ke arahnya, "Kau, bantu aku turun ke bawah."

"Alex, kau yang melakukannya?"

"Bukan. Pilihannya yang membuat dia menangis." Jawab Alex, seraya mengalungkan tangannya ke pundak survivor yang sudah menunggu disebelahnya.

Carlos menatap aku dan Alex bergantian dengan tatapan tidak mengerti. Sementara aku tidak mempu melihat matanya apalagi  menjawab.

Alex pergi setelah itu.

"¿Estas bien, querida ? Dia menyakitimu?" Carlos menangkup wajahku, mencoba menunduk agar bisa bertemu pandanganku yang tertunduk.

Aku menggeleng. Pandanganku sudah kembali kabur saat itu.

"Ven, déjame abrazarte." Carlos memelukku setelah itu.

***

Pembicaraan itu tidak hanya membuatku terus berpikir, tapi juga kehilangan kesempatan untuk hadir di pertemuan dan melihat langsung kondisi Jimmy yang sudah lama tidak kuketahui.

Behind The Rush (Behind The Wall Trilogy #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang