I'll be here. Forever.

7.4K 487 63
                                    

Eric’s POV

Ketika aku mendengar berita itu,perasaan tidak enak sudah menggantung di sekitarku sejak tadi pagi.

Rentetan perasaan tidak enakku dimulai dari kedatangan Kaspar yang cukup mendadak. Di saat yang sama aku tahu kedatangan mendadak tidak pernah membawa berita bagus.Apalagi kalau bukan tentang Nicholas yang menjalin kerja sama dengan Zehel.

Sudah cukup dengan keberadaan mereka berdua yang mengancam Ams. Sekarang mereka malah bekerja sama untuk menjatuhkanku.

Dan berita yang paling buruknya, Kaspar mendengar kalau Zehel sudah tahu keberadaan Ams dengan pasti. Mereka punya mata – mata di sekitar daerah Ams berada. Yang berarti dia bisa menyerangnya kapan saja ketika kami lengah.

Aku terus memaki – maki tidak jelas. Kenapa dia baru mengatakannya tepat setelah aku mengizinkan Ams pergi BERDUA SAJA dengan Evie?

Keberuntungan masih sedikit berada disisi kami. Paling tidak saat itu aku bisa memberitahu si bocah serigala untuk membuntuti mereka. Yang terbukti merupakan keputusan baik.

Aku mendapatkan pesan singkat darinya setiap 10 menit tentang situasi Ams saat ini. Berhubung aku tidak bisa bertelepati tanpa kekuatanku, jadi layaknya manusia, hanya ini komunikasi yang bisa kulakukan.

Terlepas dari berita buruk yang dibawanya, Kaspar ingin bertemu si kembar dalam legenda. Memang di luar keluarga kerajaan demon dan angel, si kembar hanyalah legenda.

Pada awalnya, aku ingin keadaannya tetap seperti itu. Namun, si kembar sepertinya punya rencana lain dengan muncul tak lama kemudian di ruanganku dengan wajah imut khas bangun tidur mereka.

" Daaaaad." Rengekan mereka yang selalu kudengar setiap baru bangun tidur.

Aku hanya bisa menggeleng. Entah karena kesal mereka merusak rencanaku atau karena ekspresi terkejut Kaspar yang lucu saat mereka berdua masuk.

" Mereka...." Kaspar menggantungkan pertanyaannya, masih tampak shock.

Aku mengangguk, membantu si kembar naik ke pangkuanku. Selama 2 minggu ini aku sudah mulai terbiasa dengan sikap mereka yang seenaknya. Karena selama 115 tahun kehidupanku aku tidak pernah memegang anak kecil. Bahkan anak kakakku sekalipun.

Oh ya, aku memang pernah beberapa kali memegang Ams ketika dia masih kecil, sebelum dia benar - benar bisa mengingat seseorang. Nanti kalau ada waktu aku akan menceritakan pertama kali aku bertemu Ams. Tapi, selain Ams aku tidak pernah sudi dekat dengan anak kecil.

" Daaad, mana mom?" Tanya Nate dengan suara mengantuk.

" Mom sedang pergi dengan aunty Evie. Sebentar lagi pulang kok."

Respon mereka hanya gumaman tidak jelas sebelum bersandar pada dadaku dan mulai teridur kembali di pangkuanku.

" Kau cocok terlihat seperti itu." Aku mendengar Kaspar berkomentar, yang, tidak kuperdulikan sama sekalu.

Sudah cukup aku mendengar komentar seperti itu. Pertama dari Dane, lalu dia didukung Elliot. Bahkan Belle pun setuju dengan pendapat mereka. Aku tidak pernah mendengar pendapat Ams secara langsung, namun tampaknya pendapatnya tidak jauh berbeda dari mereka semua.

Aku bingung darimananya aku cocok menjadi seorang ayah. Aku tidak pernah memegang atau bahkan dekat dengan anak kecil sampai sekitar 14 tahun yang lalu. Aku lebih suka dekat dengan orang dewasa karena anak kecil lebih susah ditebak daripada orang dewasa.

" Kalau hanya untuk berkomentar seperti itu, silahkan keluar. Aku tidak butuh komentar seperti itu." Bentakku. Moodku memang hancur sejak pagi ini. Ditambah berita yang dibawakannya, itu sama sekali tidak membantu.

My Silver Winged DemonWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu