Are we clear?

9.1K 439 7
                                    

Holla ~

Akhirnya bisa upload setelah mati lampu semaleman >.< Hehehe, sesuai janji! Ini chapter berikutnya :D

Ditunggu Vommentnya ya!

Hem, minta vote sampe 80an bisa kan? :3 Hehehe *author banyak mintanya*

Okelah, cekidot langsung deh!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Eric’s POV

“ Kau yakin dia seorang Pureblood?” Mata Kaspar membelalak tidak percaya.

Aku memutar bola mataku. “ Dia sudah mati kalau bukan Pureblood.”

Kaspar terdiam sambil menggaruk – garuk bagian belakang lehernya. “ Entahlah Eric. Aku yakin dia bukan bawahanku. Aku sudah memberitahu semua aliansi Purebloodku untuk tidak datang ke Terra selama 1 tahun.”

Darah seorang Agnis sangat menggoda para kaum supranatural menjelang transformasinya pada usia ke 18. Kaspar sudah setuju untuk tidak berburu ke Terra selama setahun ini untuk menghindari pertemuan langsung dengan Amber. Terutama yang umurnya masih di bawah 1 abad.

“ Kemungkinan yang ada?”

“ Kalau bukan bagian dari Maior berarti para Abiectio yang bekerja untuk Lyudyn.”

“ Kau bisa memastikannya?”

Kaspar mengangguk pasti. “ Tentu saja.”

Aku menatapnya sebentar lalu bangkit dari kursiku diikuti Kaspar dan Vincent. Di luar ruanganku, Elliot, pengawalku, sudah menunggu. Dia langsung memposisikan dirinya tepat di belakangku dalam diam.

Penjara bawah tanahku terpisah jauh dari rumah utama. Alasannya sederhana. Aku tidak mau mendengar teriakan – teriakan permohonan mereka walaupun mereka berada di dimensi yang berbeda.

Dimensi itu terkunci dari Gi. Hanya aku dan Dane yang mempunyai kunci ke dimensi penjara bawah tanahku.

Selama ini penjara bawah tanahku selalu kosong dikarenakan aku yang memang tidak suka tinggal di Gi. Hanya karena ayah menendangku dari Daíkos untuk memantau Amber, aku menetap di Gi selama 12 tahun belakangan. Hanya kembali keDaíkos ketika ada masalah yang harus segera ditangani.

Pintu masuk penjara terletak sejajar dengan tanah. Untuk membukanya, aku hanya perlu berdiri di lempengan segitiga dengan lingakaran di dalamnya. Sihirku akan bekerja sendirinya. Dia memindai seluruh tubuhku sebelum akhirnya kunci terbuka dan pintu besi di bawahku bergetar.

Dengan tubuhku, aku mengisyaratkan mereka untuk mendekat padaku. Tepat setelah mereka semua berkumpul di sampingku, sihir selesai dirangkai dan langsung menteleportasi kami ber 4 ke penjara bawah tanahku.

Si Vampire sialan itu sedang duduk menikmati sebotol darah saat kami tiba di hadapannya. Matanya membesar ketika melihat Kaspar dan berubah menjadi ketakutan saat pandangannya beralih ke diriku.

Dengan terburu – buru dia segera membungkuk dan memberi salam. “ Vestra Kaspar. Vestra Eric.”

Aku tidak membalas salamnya. Dia tidak pantas mendapatkan salam balasan setelah apa yang dilakukannya dengan Amber.

Dalam diam aku mengambil langkah mundur hingga punggungku bersandar pada dinding batu. Aku melipat kedua tanganku di dada dan memberikan anggukan persetujuan ke Kaspar untuk menginterogasinya.

“ Kemana saja selama ini, Toby? Menghilang setelah hampir 150 tahun kemudian......apa? Hampir membunuh sang Agnis?”

“ Ayah mengirimku kepada Carl.”

My Silver Winged DemonWhere stories live. Discover now