EPILOG

1.1K 53 6
                                    

SELAMAT MEMBACA🐱

*****

"Kalian udah lakuin apa yang aku suruh?" Gadis berdress warna lilac itu mendekati dua laki-laki yang satu lebih muda darinya dan yang satu lagi seumuran dengan gadis itu.

Yang lebih muda mengangguk brutal saat tangan gadis itu menyentuh area dagunya. Sungguh, perasaan laki-laki itu sangat tidak enak sekarang, dia takut jika perbuatannya ini akan diketahui oleh banyak orang. Terlebih lagi, akan diketahui oleh keluarga korban. Ia tak bisa membayangkannya lagi.

"Apa artinya gue udah bebas?" tanya yang lebih tua.

Gadis itu tersenyum manis bak malaikat, namun bagi kedua laki-laki itu senyuman milik gadis tersebut lebih mirip iblis daripada malaikat.

"Nanti kalo aku bebasin kalian, pasti bakal bilang kalo aku yang udah bunuh Jiyyan." Gadis itu berakting seolah bersedih.

Lantas laki-laki yang lebih muda berdecih. "Emang lo yang bunuh, anjing!"

Marah? Tentu saja. Siapa yang tidak marah diperlakukan layaknya hewan oleh seorang yang tadinya tak kenal malah sekarang menjadi budak gadis itu. Apalagi setelah menabrak seseorang sampai meninggal, membuatnya seperti tak akan bisa dimaafkan. Tapi, jika dipikir lagi, laki-laki itu tidak ada pilihan lain, selain menuruti gadis didepannya itu.

"Kalian yang tabrak Jiyyan, kan? Jadi, bukan aku yang bunuh!" Sentak gadis itu, kemudian tangannya terangkat guna menampar pipi laki-laki yang lebih muda darinya itu.

Bunyi nyaring tamparan membuat laki-laki disebelahnya meringis seakan merasakan kesakitan. Sedangkan sang empu yang ditampar pun menoleh kearah kiri akibat tamparan itu.

"Jadi, kalian gak usah berharap bakal bebas dari aku. Kalo kalian berani, aku jamin, keluarga kalian gak akan ada yang selamat."

Setelah mengatakan itu dan melempar dua gepok uang, gadis berdress lilac itu meninggalkan dua laki-laki yang sekarang tak bisa apa-apa lagi selain menjadi budaknya. Mereka sebenarnya bukan orang jahat, tapi kenapa dunia kejam sekali menjadikannya pembunuh seperti ini.

*****

Sudah lebih dari empat bulan Jeyfano tinggal sebatang kara. Dan sudah tiga bulan laki-laki itu bekerja apapun untuk kebutuhannya. Sebenernya, bisa saja Jeyfano meminta kepada sang Kakek, tapi laki-laki itu enggan berurusan lagi dengan tua bangka itu. Jeyfano akan memulai hidupnya yang baru, hidupnya yang akan dipenuhi dengan pekerjaan dan sekolah. Ia sudah berjanji akan menjadikan dirinya lebih baik dari kemarin.

Terkadang, inti BraXen akan berkunjung ke rumah Jeyfano untuk sekedar membantu sedikit-sedikit. Mereka kasihan dengan Jeyfano yang harus hidup sebatang kara tanpa adanya semangat dari keluarga. Hanya Reliya, kaluarga yang akan menyemangatinya.

"Jey, gak makan?"

Pertanyaan itu meluncur dari bibir Erlan, karena laki-laki itulah yang sejak tadi memang memperhatikan Jeyfano. Ya, kalau Arlan mana mungkin peka. Karena yang sedang berkunjung ke rumah Jeyfano saat ini si kembar.

"Gue gak enak sama kalian. Pasti nyusahin, ya?" Ujar Jeyfano tak enak hati.

"Gak kok, Jey. Malahan kalo lo butuh apa-apa, ke kita aja." Sahut Erlan dengan gembira.

Jeyfano lantas tersenyum haru. Teman-temannya itu selalu ada untuknya, bahkan disaat ia melakukan hal dosa pun mereka tetap setia. Walaupun memang tidak ikut campur, setidaknya mereka tidak membenci Jeyfano untuk sekarang. Dan laki-laki itu harap, persahabatan mereka akan sampai tua nanti.

"Ee... gue boleh minta tolong gak?" Kata Jeyfano. Ia agak ragu juga, karena gak enak.

"Apa?" Jawab Arlan, sedangkan Erlan sedang memakan bolu yang dibawanya tadi.

"Kalian ngerasa gak sih kalau kematian adek gue janggal?"

Arlan terlihat memikir sejenak, ia juga sebenarnya merasakan hal yang amat janggal. Apalagi mengetahui pelaku penabrakan itu hilang tanpa jejak. Bahkan polisi pun masih belum menemukan pelaku tersebut. Kalau dibiarkan seperti ini, bisa-bisa kasus pembunuhan Jiyyan akan ditutup karena tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan.

Saat para polisi dan beberapa inti BraXen mengecek cctv di lokasi, entah kenapa tidak memunculkan mobil yang menabrak Jiyyan. Hanya ada rekaman pada saat Jiyyan menyebarang dan setelah itu sudah terkapar dijalanan.

"Emang janggal, kan." Celetuk Erlan tiba-tiba. "Pasti ini disengaja, gue yakin."

"Kenapa lo bisa mikir sampai ke situ? Lagipula, emang Jiyyan pernah bikin masalah sampai parah banget, ya? Sama siapa coba? Seinget gue, Jiyyan itu anaknya gak ada temen selain Reliya kalau disekolah. Dan juga dia tipe anjak yang pendiem." Jelas Jeyfano, mau tak mau ya harus berpikir positif dahulu.

"Lo mikir, Jey. Emang ada kalo gak disengaja sampai gak kasih kita satu bukti apapun? Bahkan, para polisi gak mau kalau Jiyyan diotopsi. Apa gak curiga?" Tebak Arlan.

Jeyfano mengangguk setuju, begitupun dengan Erlan yang sempat melongo karena kembarannya berbicara panjang sebelum mangangguk.

"Kayaknya polisi di suap, deh." Ucap Erlan setelah berkutat dengan pikirannya.

"Gue juga sempet mikir gitu, tapi gue gak tau pasti. Takut salah tindakan ntar gue juga yang kena." Sahut Jeyfano. "Makanya, gue pengen minta tolong sama kalian."

"Emang gue sama Arlan bisa bantu?"

"Bokap lo. Lebih tepatnya gue akan minta tolong ke bokap lo berdua."

"Lo yakin?"

Jeyfano mengangguk. "Yakin. Bokap lo berdua pasti masih punya rasa kemanusiaan."

"Ya masih lah. Orang dia sayang keluarganya juga!" Kata Erlan menrengut. Namun setelahnya kembali memakan makanan yang dibawanya bersama Arlan tadi untuk Jeyfano. Awalnya Jeyfano menolak karena tidak enak hati, namun si kembar menolak. Dan hasil dari cekcok bentar, antara Jeyfano dan Erlan, akhirnya mereka bertiga makan bersama.

Jeyfano terkekeh kecil melihatnya. Ia akan mencari siapa yang berani menabrak adiknya sampai meregang nyawa. Laki-laki itu tidak akan memberi maaf kepada siapapun itu, ia akan bertindak seperti bagaimana orang itu menabrak Jiyyan.

*****

HUWAAAAA!!!!

AKHIRNYA END JUGAAKKKK

Makasih banget karena udah mau nungguin cerita yang gak jelas begete inii. Aku yakin kalian banyak yang 'hah?' 'heh?' 'hoh?' Yakaann?!!

Sumpah gak nyangka banget bisa selesaiin nih cerita!

Aku makasih banget sama kalian yang udah vote dan komen dicerita akuu. Bahkan aku makasiiii banget sama yang udah follow akunku!!!

Siapapun itu, yang votmen bahkan sampai follow akunku, aku ucapkan banyakkkkk banget makasiiiii❤

Ini mau dilanjut gak? Misi Jeyfano buat nyari pelaku tabrak lari, mau?

Kalo gak ya gapapa sih, aku gak maksa. Terserah kalian aja, nanti kalau BANYAK yang minta bakal aku buatin deh.

Tinggal nyelesaiin yang A3, nihhh.

Okey, papayy❤❤❤

We're (NOT) BrotherDove le storie prendono vita. Scoprilo ora