BAB 18. SAHABAT JADI MUSUH

897 25 1
                                    

Typo.
Happy reading📖.


*   *   *

Malam harinya, pukul 22:30 malam.

Saat ini anak bawahan Davan menatap kesal pada seseorang yang sedang berada di atas pohon, apalagi ini malam hari. Siapa lagi kalau bukan Carl, entah apa yang membuatnya marah sehingga memilih memanjat pohon dimalam hari.

"Carl, apa yang kau lakukan di atas itu? " Teriak Davan frustasi.

Geo yang melihat kelakuan kekanak-kanakan Carl menghela nafasnya panjang. Kenapa dia harus bertemu dengan pria itu?

"EMANGNYA KENAPA?! KAU MARAH? " Balas Carl berteriak.

Davan menarik rambutnya kesal, ingin rasanya dia memukul habis Carl namun dia tahan. Deon yang melihat saudara tirinya menatap tak suka pada Carl, kenapa dia selalu membuat saudara nya pusing sama kelakuan kekanak-kanakan nya?

"Carl lebih baik kau turun, jangan membuat Davan marah dan menghajar habis dirimu itu. " Ujar Geo yang sudah merasa lelah.

"GUE GAK PERDULI, KALAU DIA MARAH KENAPA GAK LANGSUNG PUKUL GUE AJA? KENAPA DIA HARUS TAHAN EMOSINYA ITU! " Mereka semua terkejut mendengar nada bicara Carl yang berbeda.

Davan adalah orang yang paling terkejut, dia menatap tajam dan dingin Carl dan ditatap balik oleh si empu.

Apa mereka pikir dia takut? Tidak sama sekali, yang dia takuti hanya satu orang dan itu adalah bos mereka.

"Carl kamu membuat saudara ku marah. " Ucap Deon menekan suaranya.

"Emang gue pikirin? Gak bngst! " Maki Carl.

Dia turun  dari atas pohon lalu berlalu dari sana.

Davan menarik tangan Carl kasar sehingga tubuh mereka berdua bertubrukan.

"Kau mau kemana? " Tanya dingin Davan.

"Apa? Apa urusan lo emangnya? " Sarkas Carl dan melepas tangan Davan kasar.

Deon yang melihat itu tentu marah, dia berjalan kearah saudara dan sahabat abangnya dengan tangan terkepal marah.

Bugh

Mereka semua terdiam, menatap tak percaya pada Deon yang berani menghajar Carl.

Davan menatap takut dan khawatir pada Carl, apalagi saat melihat ada darah yang keluar dari sela bibir Carl.

Carl menyeka darah yang keluar, menatap mereka semua dengan tatapan tajam dan dinginnya.

Jangan berpikir bahwa dia akan takut pada mereka, apalagi sama Deon. Ck dia itu sangat lemah, dan dia tentu tau apa kelemahan pria itu.

"Ck, kenapa satu kali saja? Ayo lagi, " Tantang Carl dengan datar.

Deon menggeram marah, rasanya dia belum puas jika satu kali saja.

Saat mau maju selangkah dia sudah di hentikan dengan suara datar dari saudara tirinya itu.

"Berhenti, kembali ke kamar kalian masing-masing. " Titah Davan.

"Kenapa lo nyuruh mereka pergi? Harusnya biarin aja kan? Dan untuk adek bngst lo itu, ingatin dia apa yang harus dilakukan dan apa yang gak. Paham kan? " Ucap Carl datar.

Deon yang melihat itu tentu semakin marah saat mendengar nada perintah dari Carl untuk Davan.

"JAGA OMONGAN LO YA ANJ! " Maki Deon tak tahan.

"Deon! "

Deon mendengus lalu pergi dari sana.

Davan melihat adik tirinya masuk mengalihkan pandangannya ke mereka semua.

DIA ALVARO (MY POSESIF BOYFRIEND) - End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang