SPECIAL PART 🎉🎉

457 20 1
                                    

"DEVAN, BANGUN SUDAH PAGI. DADDY TIDAK AKAN MENUNGGUMU! " Teriak seorang pria yang masih tampan walaupun sudah berumur 44 tahun itu dengan setelan jas rapi nya di depan pintu kamar sang anak.

Plakk!

"Aduh sayang, sakit ~ " Ringis nya kala sang istri memukul kepalanya.

"Habisnya kamu, masih pagi juga udah buat ribut. " Marah sang istri pada suaminya itu.

"Ya kan aku bangunin anak kamu. "

"Anak kamu juga! " Kesalnya.

Klekk

"Kenapa sih? Masih pagi udah berantem aja nih dua orang tua. " Cibir seorang pemuda tampan dengan pakaian seragam sekolah juga tas hitam di punggung kirinya.

"Heh! " Sentak keduanya kesal.

Pemuda itu memutar bola matanya malas, tanpa mengurus kedua orang tuanya, pemuda itu berjalan melewati keduanya menuju lantai bawah.

Mereka berdua yang melihat itu mengelus dada sabar, lalu mengikuti langkah anak mereka.

Sesampainya di lantai bawah, mereka tidak melihat anak semata wayang nya, hanya tas juga jaket diatas meja makan.

"Mana anak lo? " Tanya sang istri dengan bahasa gaulnya.

"Ya mana gue tau. " Balas sang suami.

Sang istri menatap tajam suaminya, begitu tajam namun terlihat lucu menurut suaminya.

"Makasih ya kak, udah nolong aku lagi  kemarin. Aku ngk tau harus gimana balasnya. "

Spontan, karena suara itu membuat pasangan suami istri itu menoleh kearah kanan, dimana pintu utama mansion mereka berada.

Disana, tepat di ambang pintu. Mereka melihat seorang laki-laki cantik bersama anak mereka sedang mengobrol.

"Ya." Balas nya dingin.

"Bang, suruh dong temannya masuk. Ngk baik kalau ngobrol nya di pintu. " Ujar nya.

Sang anak berbalik, menatap papa nya datar. Lalu pada pemuda cantik didepannya, menghela nafas lalu terpaksa mengangguk.

"Masuk." Singkatnya.

Pemuda cantik itu gugup, lalu memberanikan diri untuk masuk kedalam mansion tetangganya.

Di meja makan.

Pemuda cantik itu hanya diam sambil mengadukan-aduk makanannya, dia terlihat gugup dan malu karena terus di tatap oleh kedua orang tua kakak kelasnya.

"Pa." Tegur sang anak semata wayang mereka dingin.

Sang papa tersadar, lalu tersenyum kikuk pada sang anak.

"Maaf bang, ayo dimakan. Semoga kamu suka ya. "

"Iya om. "

Mereka berempat sarapan bersama dalam diam, tak ada yang berani bicara karena suhu atmosfir yang sangat menurun.

Selepas sarapan, kedua anak SMA itu berangkat ke sekolah. Dengan di antar menggunakan mobil milik sang daddy.

Sesampainya di sekolah, Devan mengulurkan tangannya pada sang daddy sebelum turun dari mobil. Adek kelas Devan sudah turun dari tadi.

"Kenapa? " Bingung nya saat melihat tangan Devan.

"Money."

"Loh buk-"

Drttt... Drttt.... Drttt

Ucapan terhenti karena deringan ponselnya, menatap putranya sebentar lalu mengangkat telfon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DIA ALVARO (MY POSESIF BOYFRIEND) - End Where stories live. Discover now