4| Seokjin's anger

54 14 19
                                    

Pagi ini Seokjin kedatangan tamu di apartemen pribadinya, Jimin dan Yoongi. Karena kedatangan tiba-tiba dua temannya itu, Seokjin harus menunda rencananya bertemu Sohyun dan Taehyung di rumah sakit. Baik Seokjin maupun Jimin dan Yoongi tak memiliki jadwal kuliah untuk hari ini.

"Aku sungguh terkejut kalian datang berkunjung di waktu seperti ini" ucap Seokjin sambil meletakkan sebuah nampan yang berisi dua cangkir teh hangat dan satu toples camilan ke atas meja dihadapan Jimin dan Yoongi yang sedang duduk di sofa, kemudian Seokjin ikut mendudukkan dirinya di seberang kedua temannya itu.

Jimin melirik Yoongi sebentar, lalu tangannya beralih mengambil sekeping cookies yang baru saja diletakkan oleh Seokjin "tanyakan itu pada Yoongi. Sebelum datang kesini, Yoongi menganggu tidur nyenyak ku dengan beberapa kali menelpon ku"

Ucapan Jimin lantas saja membuat Seokjin langsung melirik Yoongi, sedikit dengusan keluar dari mulut Seokjin

"Jangan melihat ku seperti itu. Ya, apa yang kau pikirkan benar. Dan itulah alasan ku datang kesini" desis Yoongi, mengerti arti dari ekspresi yang ditunjukkan Seokjin.

Jimin yang sedang menikmati cookies-nya seketika memutar kedua bola matanya malas mendengar penuturan Yoongi, hal yang sama turut dilakukan Seokjin, "jangan terlalu menunjukkan rasa tidak suka mu padanya, Yoongi. Itu akan menyakitinya" ucap Seokjin memberi pengertian terhadap Yoongi.

"Sadar tidak sadar, itu sudah menyakitinya sedari dulu" timpal Jimin "Aku heran kenapa kau sangat tidak menyukainya, padahal dari tampilannya dia anak manis berwatak baik" lanjut Jimin dengan menghendikkan kedua bahunya.

Mendengar itu, Yoongi berdecak " kau tahu? ada ungkapan mengatakan 'Jangan menilai buku dari sampulnya' dan itu berlaku bagiku menilai anak itu"

Lagi, Seokjin mengeluarkan dengusan yang ditujukan pada Yoongi "hei, kenapa kau berkata begitu? Dia itu kan adikmu, Yoongi" geram Seokjin, menatap tajam Yoongi.

"Adik angkat lebih tepatnya"

Jimin memggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan sifat kekanakan Yoongi, "kasihan sekali uri kookie"

Jimin dan Seokjin memang mengetahui masalah yang dimiliki teman pucatnya itu. Yoongi memiliki adik, namun bukan adik kandung. Kedua orangtuanya mengadopsi seorang anak laki-laki untuk diangkat menjadi putra keduanya setelah Min Yoongi. Yoongi mengatakan bahwa sikap kedua orangtuanya telah berubah sejak kedatangan anak laki-laki itu, kasih sayang dan perhatian kedua orangtuanya yang dirasakan Yoongi seketika lenyap tergantikan untuk adik angkatnya itu, Jeon Jungkook. Atau yang kini telah berubah marga menjadi Min Jungkook.

Dan alasan itulah menjadi penyebab Yoongi sangat terang-terangan tidak menyukai--bahkan membenci--Jungkook.

Padahal bagi Jimin dan Seokjin yang pernah melihat dan bertemu Jungkook, kesan pertama yang dirasakannya adalah Jungkook anak yang baik, ramah, sopan dan santun. Bagaimana bisa Yoongi membenci Jungkook yang memiliki bunnie face dengan tatapan lugunya?

"Jadi sekarang apa yang ingin kau lakukan?" Seokjin bertanya menghilangkan aura sunyi dari ketiganya yang tadi sempat hening. Sementara Yoongi sejenak berpikir untuk menjawab pertanyaan Seokjin, lalu Jimin? Dia tak memperdulikan, hanya sibuk menikmati secangkir teh dengan beberapa cookies sebagai pelengkapnya.

"Balapan! Sudah lama aku tidak balapan"

Tak!

Tahu apa yang terjadi setelah bunyi Tak! terdengar? Ya! Suara Yoongi yang meringis saat mendapat toyoran keras di kepalanya yang berasal dari Seokjin.

"Jangan macam-macam! Baru tiga hari yang lalu kau kembali dari rumah sakit" sungut Seokjin

"Pffftttt"

49 days (HIATUS)Where stories live. Discover now