9| Their feelings

43 14 5
                                    

Jungkook meletakkan sebuah vas kosong berwarna cream di nakas samping ranjang Sohyun dirawat, lalu Jungkook mengisi vas itu dengan beberapa tangkai bunga mawar putih. Menatanya dengan baik agar terlihat cantik, itu sudah menjadi rutinitas Jungkook lima hari berturut-turut setelah dirinya mengetahui Sohyun dirawat dari Seokjin.

Jungkook akan datang setelah jam sekolahnya berakhir, tidak lupa dia akan selalu membeli bunga mawar untuk mengganti yang lama jika sudah nampak layu.

"Selamat sore, Sohyun. Aku datang lagi"

Mengambil duduk di kursi dekat ranjang, Jungkook bergumam dengan kedua tangannya menggenggam tangan Sohyun.

"Kau tahu, Sso? Akhir-akhir ini aku merasa sangat jenuh setiap berada di sekolah. Jika bukan karena Seokjin hyung, mungkin aku akan lebih memilih berada disini menemani mu setiap harinya" Jungkook terkekeh, satu tangannya ia gunakan untuk memperbaiki poni rambut di dahi Sohyun.

"Di kelas aku juga lebih sering tidur daripada memperhatikan guru. Pernah aku dihukum berdiri di luar kelas karena ketahuan tidur oleh Choi Ssaem sampai jam kelasnya berakhir, membuat ku malu setengah mati karena menjadi pusat perhatian setiap orang yang melewati kelas kita" lagi, Jungkook terkekeh kala ingatan membawanya ke kejadian saat dia mendapat hukuman oleh guru paling killer di Saebyeol high school.

"Tapi aku tak pernah sekalipun jera, aku terus mengulanginya. Bahkan karena terlalu keseringan, aku jadi kebal dari tatapan lelucon yang mereka tunjukkan untukku. Bukan kebal sih, tapi karena---aku tak peduli pada anggapan mereka. Tapi jika itu kau, mungkin akan berbeda. Jadi---"

".....bisakah kau bangun dan memarahi ku? Mengatakan bahwa apa yang ku lakukan salah" jika tadi Jungkook bercerita disertai dengan kekehannya, tidak untuk saat kalimat terakhir terucap. Ada kesan kesedihan dibalik nada itu.

"Apa disana sangat indah?" Jungkook menatap lekat wajah lelap Sohyun. Meski dalam keadaan koma, tak ada sedikit pun kesan pucat yang terlihat. Sebaliknya, wajah itu selalu berseri. Membuat Jungkook berpikir alasan mengapa Sohyun belum mau membuka matanya karena gadis ini sedang menikmati kehidupannya di alam tidurnya.

"Aku merindukan mu. Kapan kau akan bangun, eum? Bangunlah, Sso! Ku mohon, bangunlah" entah Jungkook yang begitu emosional, sadar atau tidak sadar Jungkook membiarkan air matanya luruh detik itu juga.

Sesak. Itu yang Jungkook rasakan. Semakin Jungkook mencoba mengajak Sohyun berbicara agar mendapat respon, semakin itu juga Jungkook tak bisa menahan rasa frustasinya menunggu Sohyun yang tak kunjung sadar.

"A-apa kau sedang menghukum ku karena kesalahan ku yang menyebabkan Taehyung hyung tiada?" Jungkook terisak, bibirnya bergetar. Kembali mengingat kejadian pilu yang mengakibatkan Taehyung kehilangan nyawanya.

"Jika iya, aku bersumpah jika hukuman mu sangat berat, Sso. Jadi ku mohon, sudahi hukuman ini. Aku benar-benar minta maaf, a-aku--tidak tahu j-jika akan berakhir seperti ini"

Jungkook menunduk, tak sanggup lagi rasanya menatap wajah damai itu. Jungkook berpikir, jika saat ini Sohyun sedang melihatnya, mungkin bukan wajah damai yang akan Sohyun tunjukkan, melainkan tatapan nyalang.

Diantara dirinya dengan Taehyung, Sohyun lebih menyayangi Taehyung. Terlebih mereka berdua lebih dulu saling mengenal sebelum kedatangan dirinya. Bahkan Sohyun dengan terang-terangan mengatakan bahwa Taehyung adalah kekasihnya saat pertemuan pertama kali mereka di rooftop sekolah.

"Jeon"

Sebuah suara membuat Jungkook mendongakkan kembali kepalanya. Menoleh guna melihat siapa yang datang, "eoh, Seokjin hyung"

Jungkook sedikit terkejut saat tiba-tiba Seokjin sudah berada disampingnya, kapan pria ini masuk saja Jungkook tidak tahu. Sepertinya Jungkook terlalu larut, hingga tak menyadari kedatangan Seokjin.

49 days (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang