10| The pain

41 12 3
                                    

Seokjin memarkirkan motor besarnya sesampai dirinya di parkiran kampus. Baru saja Seokjin turun dari motornya, atensinya teralihkan saat Yoongi datang dan ikut memarkirkan motornya tepat disebelah Seokjin berada.

Dalam hati Seokjin merasa senang karena akhirnya Yoongi menunjukkan batang hidungnya setelah berhari-hari tak ada kabar. Ini juga kesempatan bagi Seokjin untuk mengajak Yoongi bicara.

"Tunggu, Yoongi" seru Seokjin saat Yoongi akan pergi usai memarkirkan motornya, dan bersikap seakan tak melihat kehadiran Seokjin. Yoongi yang mendengar seruan Seokjin mau tak mau menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Seokjin.

Yoongi hanya menatap Seokjin tanpa berniat mengeluarkan suaranya. Melihat Yoongi yang hanya diam dan memandangnya dengan pandangan datar, membuat Seokjin menghembuskan napasnya.

"Berhari-hari aku tak melihat mu, kau kemana saja?"

Yoongi yang mendengar pertanyaan itupun menyunggingkan bibirnya keatas, "bukan urusan mu"

Ucapan yang terkesan mengejek itu sontak membuat Seokjin geram, terlebih Yoongi yang melenggang pergi begitu saja usai mengatakan hal itu.

Kalau tadi Seokjin yang dibuat kesal, kini berbalik Yoongi-lah yang merasa kesal karena baru saja selangkah dirinya pergi dari hadapan Seokjin, langkah pria itu terhenti setelah Seokjin mencekal tangannya, "Apa maumu?!" Suara bentakan Yoongi sambil menghempaskan tangan Seokjin yang mencekalnya rupanya menjadi perhatian beberapa orang yang berada di sekitar mereka.

Seokjin yang baru saja menerima sikap kasar Yoongi, mencoba untuk menenangkan dirinya untuk tidak menghajar Yoongi detik ini juga, "Berhenti bersikap kekanakan, Yoongi-ah!" Seokjin berseru tajam, "jika kau ada masalah padaku dan Jungkook, katakan! Jangan jadi pengecut dengan menghindari kami dan memilih membenci kami"

Sreeettt.

Uhhhukkk uhhhukkk

Seokjin terbatuk setelah Yoongi mencengkeram kuat kerah bajunya, "ya! Aku membenci kalian sehingga membuat ku muak hanya untuk sekedar melihat wajah kalian" kemarahan yang menggebu, dengan sorot mata menajam Yoongi semakin mengeratkan cengkeramannya pada kerah baju Seokjin. Mengabaikan tatapan banyak orang yang mengarah pada tindakan dirinya ke Seokjin.

Sementara Seokjin yang sedikit merasakan sesak pada lehernya, tersenyum smirk melihat apa yang dilakukan Yoongi saat ini, "apa kau begini karena melihat ku dan Jungkook berada di ruangan Sohyun? Kau posesif juga rupanya"

Bruuukkkhhh

Seokjin mendorong kasar tubuh Yoongi setelah berhasil melepaskan cengkeraman Yoongi pada kerah bajunya, kemudian Seokjin menepuk-nepuk kemejanya yang telah kusut akibat perlakuan Yoongi tadi, "ah, melihat mu yang diam saja sepertinya ucapan ku benar" ucap Seokjin kemudian karena melihat Yoongi yang diam saja.

"Yoongi-ah, aku tidak ingin bertengkar dengan mu. Sebaliknya, aku ingin bicara dengan mu namun dengan perasaan yang baik. Ikut aku!" Seokjin menarik tangan Yoongi dan membawanya pergi. Tidak mungkin bagi Seokjin berbicara dengan Yoongi disaat banyak orang yang menyaksikan pertikaian yang baru saja terjadi diantara keduanya.

Seokjin melepaskan tangan Yoongi yang tadi digenggamnya sesampai dirinya membawa Yoongi ke rooftop salah satu gedung kampus, "jika hanya melihat keberadaan ku dan Jungkook di ruangan Sohyun saja sampai membuat mu menaruh benci, lalu bagaimana dengan Taehyung? Apa kau sengaja membunuhnya karena pria itu sangat dekat dengan Sohyun, Yoon?"

Yoongi yang sedari tadi diam dengan pandangan datar memperhatikan Seokjin, seketika kerutan di area dahinya nampak kala Seokjin mengatakan hal diluar akal sehatnya.

Membunuhnya katanya? Siapa? Taehyung? Bahkan Yoongi tidak mengenal seseorang bernama Taehyung yang disebut Seokjin tadi, bagaimana bisa Yoongi membunuhnya jika tidak mengenalnya? Begitulah yang sekiranya yang ada di pikiran Yoongi.

49 days (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang