8| Yoongi's life

41 13 7
                                    

Yoongi tak menyangka jika kepergian orangtuanya yang berniat menyalurkan donasi ke sebuah panti asuhan berakhir dengan kepulangan mereka yang membawa remaja laki-laki dan mengangkatnya sebagai putra kedua mereka.

Mau tahu bagaimana perasaan Yoongi sesaat kedua orangtuanya memperkenalkan remaja yang memiliki wajah seperti kelinci itu? Tidak hanya memperkenalkan, kedua orangtuanya bahkan dengan wajah berbinar dan senyum yang begitu tulus mengatakan bahwa remaja itu akan menjadi adiknya.

Marah dan kecewa, itu sudah pasti. Selama 21 tahun usianya, Yoongi tak pernah sekalipun membuat orangtuanya kecewa. Lalu kenapa tiba-tiba mereka memutuskan untuk mengadopsi anak? Apakah mereka terlalu kaya sampai harus mengadopsi seorang anak agar bisa menghabiskan kekayaannya? Cih, tidak masuk akal.

Semenjak keberadaan Jungkook, Yoongi jadi jarang pulang ke rumah. Bukan tanpa alasan Yoongi jarang pulang, melihat bagaimana kedua orangtuanya dengan terang-terangan menyayangi Jungkook dan mengabaikan dirinya, membuat Yoongi kesal teramat sangat. Jadi, daripada melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit, lebih baik Yoongi menghindar.

Sebelum kehadiran Jungkook, Yoongi selalu diperhatikan oleh kedua orangtuanya. Mereka akan sangat khawatir jika Yoongi belum sampai rumah tepat waktunya, mereka juga selalu bertanya apa yang dilakukan Yoongi selama di kampusnya. Terkesan klise, namun itu yang terjadi. Semua perhatian dan kasih sayang, selalu tertuju untuk Yoongi. Terlebih Yoongi adalah pria hangat dan selalu membawa aura menyenangkan bagi siapa saja disekitarnya.

Namun, semua berubah seratus delapan puluh derajat saat Jungkook hadir. Orangtuanya seperti menomorduakan Yoongi. Yang dipikirkan mereka, bahkan fokus mereka saat ini hanyalah si remaja berusia 15 tahun itu.

Awalnya Yoongi memang tidak menyukai Jungkook saat pertama kali melihatnya datang ke rumahnya. Namun, Yoongi sempat berpikir untuk menerima Jungkook sebagai adiknya. Tapi melihat bagaimana sikap kedua orangtuanya yang acuh kepadanya, niat yang tadinya ingin bersikap baik pada Jungkook, sirna begitu saja.

Sebagaimana sikap kedua orangtuanya yang terang-terangan menyayangi Jungkook dan berkurangnya perhatian pada Yoongi, maka Yoongi pun melakukan hal yang sama. Membenci dan memusuhi Jungkook secara terang-terangan.

Itu terbukti selama 2 tahun hidup bersama Jungkook, Yoongi tak sekalipun bersikap baik pada Jungkook. Bahkan Yoongi tak tanggung-tanggung berkata kasar dan merendahkan Jungkook.

Dan sebab itulah yang membawa Yoongi menggeluti dunia balap, berawal hanya iseng-iseng karena ingin sejenak melupakan masalah di rumah yang menderanya, berujung Yoongi ketagihan dengan balapan. Terlebih setelah Yoongi bertemu dengan Seokjin dan Jimin, yang ternyata adalah teman satu kampusnya. Sayangnya, Seokjin dan Jimin memutuskan untuk berhenti balapan.

♧♧♧

"Yoongi"

Seruan Min Ahrim, ibu dari Yoongi, menghentikan langkah Yoongi yang baru saja tiba di rumahnya untuk segera menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ada yang ingin eomma tanyakan, bisa kita duduk?"

Mendengar ucapan Ny. Min itu, membuat Yoongi mendengus. Dia baru saja kembali dari kampusnya sore ini, dan ingin langsung merebahkan tubuhnya karena merasa terlalu lelah.

"Sudah berapa lama kau melakukan balapan?" Ahrim bertanya setelah keduanya duduk di ruang tamu.

"Apa urusannya dengan eomma? Urusi saja anak angkat yang menjadi kesayangan keluarga ini" Yoongi berkata dengan ketus, bahkan Ahrim sempat terkejut dengan nada sinis yang Yoongi lontarkan itu.

"Min Yoongi!! Apa begini bicara mu pada orangtua?" Ahrim sedikit menaikkan nada bicaranya, namun Yoongi hanya memalingkan wajahnya, seolah tak peduli.

"Lebih baik begini, atau aku tak menggubris mu sama sekali? Seperti yang kau lakukan setelah anak itu tinggal disini? Masih bagus aku menjawab mu"

49 days (HIATUS)Where stories live. Discover now