13. Antara aku, kau dan pohon

1 0 0
                                    

———

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

———

Seiring berjalannya waktu, hubungan Wangsa dan pujaan hatinya semakin dekat. Gadis itu menjadi lebih sering ikut Garden mengajar setiap sore.

Awalnya ia pikir mengajar anak kecil itu melelahkan, sebab di masa-masa pertumbuhan, mereka sangat aktif dengan yang namanya bermain. Jadi gadis itu berpikir bahwa mereka semua pasti bandel, namun nyatanya anak-anak itu justru patuh pada aturan.

Wangsa juga melihat sisi lain dari Garden semenjak sering mengikuti cowok itu mengajar di paud ‘Sore Ceria’. Ternyata cowok itu tidak secuek yang ia lihat, Garden justru memiliki sifat humoris dan ceria. Dia memang tegas, tetapi pembawaannya yang santai membuat Wangsa berpikir bahwa hidupnya terlihat membosankan dan tidak bisa diajak bercanda.

Gadis itu belajar banyak hal dari Garden, termasuk cara menghadapi anak kecil yang sering menangis karena tidak bisa hafalan. Garden memiliki metode belajar yang cukup menarik dan unik, serta mudah untuk dipahami. Tak jarang pula, cowok itu sering melakukan ice breaking apabila murid-muridnya terlihat mengantuk saat sedang belajar materi.

Seperti saat ini, Garden sedang mengajarkan murid -muridnya bagaimana caranya bermain, tetapi otak tetap berpikir. Bahkan Wangsa yang tadinya ikutan suntuk kini ikut dibuat melotot karena ice breaking dari Garden yang menguji kesabarannya. Mereka  tertawa bersama dan kembali semangat belajar.

Satu lagi yang membuat mereka selalu semangat adalah karena Garden selalu mengapresiasi usaha murid-muridnya, seperti memberi mereka hadiah apabila di antara mereka ada yang bisa menjawab pertanyaan dari Garden. Namun jika jawabannya salah, maka wajahnya akan dicoret pakai bedak.

Sejauh yang Wangsa lihat, Garden tidak pernah marah-marah saat sedang mengajar sampai urat -urat di lehernya menonjol. Bahkan teriak pun tidak apabila mendapati muridnya selalu berisik, hanya dengan tatapan cowok itu mampu untuk membuat murid-muridnya langsung diam sehingga kelas pun seketika hening sampai cowok itu mulai bersuara.

“Alhamudillah, kelas kita hari ini sudah selesai. Semoga apa yang sudah kita pelajari pada hari ini dapat bermanfaat, mohon maaf apabila dari Bapak ada salah kata atau tindakan. Manusia tidak lepas dari yang namanya salah, mari kita tutup dengan membaca doa bersama-sama,” ucap Garden setiap selesai mengajar, yang kemudian dilanjut dengan membaca surah Al-Ashr bersama murid-muridnya.

“Terima kasih, Pak Ustadz!” tutup murid-muridnya serentak, kemudian mereka menghampiri Garden dan Wangsa untuk mencium tangan keduanya.

“Hati-hati ya di jalannya, semoga kelak bisa jadi anak-anak yang Sholeh dan Sholehah semuanya.” ucap Garden dengan tulus sembari mengusap rambut setiap murid yang mencium tangannya.

Sementara Wangsa yang berdiri di sampingnya hanya bisa tersenyum memandangi Garden tanpa berkomentar apapun, dalam posisi seperti ini gadis itu malah sedang lancarnya membayangkan jika mereka adalah seorang pengantin dan anak -anak yang bersalaman itu ibarat tamu undangan yang tengah memberi ucapan selamat kepada mereka.

“Aamiin ya, Mas, semoga pernikahan kita diberi keberkahan oleh Allah,” balas Wangsa pura-pura terharu sambil mengusap-usap ujung matanya.

Garden langsung menoleh. “Ha? Maksudnya?”

“Ceritanya lagi simulasi kalo kita nikah nanti.”

Garden menghela napasnya, lantas menggeleng -gelengkan kepalanya. “Perbanyak istighfar, halu terus gak bakal bikin kamu sukses jadi orang.”

“Ini bukan soal kesuksesan, tapi soal bagaimana hati aku yang menginginkan kamu buat jadi suami di masa depan aku,” kata Wangsa yang memberi cowok itu kode secara terang-terangan biar peka.

Garden kembali menggelengkan kepalanya seraya membereskan buku-bukunya. “Bocah ingusan kayak kamu harus perbanyak istighfar. Menikah apalagi di usia muda tidak seindah yang kamu bayangkan.”

“Tapi aku bisa gaya helikopter!” ucap Wangsa yang langsung muter-muter. “Bisa tuing-tuing kayak gini juga, kamu suka gak? Dijamin repeat order, deh!”

“Sesungguhnya Allah itu menciptakan manusia dengan otak yang waras, kalau tahu kamu gak waras kayak gini mending jadi pohon aja,” ujar Garden sebelum pergi meninggalkan kelas.

“TUNGGUIN DONG! KOK, CALON ISTRI SENDIRI MALAH DITINGGALIN!” Wangsa berteriak seraya menyusul langkah cowok itu keluar dari kelas.

“Soalnya kamu sekarang sudah jadi pohon.”

“Hah?” Wangsa bengong. “Eh, ha'ah lah.”

———

Thank u, next

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thank u, next.
Gavan Del Wazmi

13|

THIS IS CEGIL (on going)Where stories live. Discover now