8

351 52 0
                                    

Sepanjang Jili tahu. Pasangan Huacheng dan Hua Lian, sama seperti pasangan Xiao Zhan dan Wang Yibo. Mereka sangat mencintai pasangannya.

Jili berjalan santai di rumah besar Huacheng. Dia tidak dibatasi atau dikurung seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Jili merasa seperti tamu yang sangat disambut hangat.

Ada beberapa foto Huacheng dan Hua Lian. Ada juga foto seorang bayi yang baru lahir. Mungkin itu anak mereka. Setelah berkeliling, Jili kembali ke kamarnya. Capek!

Membuka sedikit kancing bajunya, Jili mengeluarkan kalung yang selalu ia pakai sejak kecil. Ia sempat meninggalkan kalung itu di bawah pohon, di halaman keluarga Wen. Ketika ia kembali, diam-diam ia menggalinya.

Kalung pemberian kakek Wen.

"Jili...." Hua Lian membuka pintu kamar Jili.

"Ya?"

Hua Lian diam menatap Jili. Lebih tepatnya kalung yang Jili pakai.

"San Lang!" teriak Hua Lian.

Jili sampai terlonjak kaget. Tidak menyangka orang selembut Hua Lian bisa berteriak sekencang itu.

"Nyonya Lian...." Jili takut ketika melihat Hua Lian yang gemetar dan menangis menatapnya.

"A Lian... ada apa berteriak? ada yang sakit?" Huacheng datang dengan panik. Ia memeriksa istri tercintanya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kenapa menangis hm?" Huacheng menghapus air mata Hua Lian di pipi yang sayangnya masih terus mengalir.

"Itu....itu....kalung Xiao HuaHua...."

Huacheng mengikuti arah yang ditunjuk HuaLian.

Matanya membulat. Ia mendekati Jili dan meraih kalung itu sedikit kasar karena tergesa-gesa. Memeriksanya berkali-kali.

"Darimana kamu mendapatkannya?!" bentak Huacheng.

Jili seakan berhenti bernafas. Tatapan Huacheng seakan ingin membunuhnya.

"Aku....aku...ini kalungku."

Kali ini Huacheng menilai Jili dari ujung kaki sampai ujung kepala, dan berlama-lama melihat Wajah Jili.

"San Lang...."

Huacheng berbalik memeluk Hua Lian.

"Tidak A Lian.... jangan menyimpulkan dengan tergesa-gesa. Ini sudah 19 tahun. Kalau dia.... Setidaknya dia sudah di sini. Dan kalau bukan, kita masih punya petunjuk dari kalung itu."

Hua Lian mengangguk. "Gendong aku, San Lang. Aku perlu menenangkan diri."

Huacheng mengangkat Hua Lian ke dalam gendongannya. Pergi dari kamar Jili. Meninggalkan Jili yang masih tidak tahu apa yang terjadi.

----

Wei Wuxian berdiri di depan rumah Huacheng.

Di belakangnya ada Sizhui, Xiao Zhan, Wang Yibo, Yubin dan Lan Wangji.

"Nenek yakin kita bisa masuk?" tanya Sizhui.

"Apa aku terlihat tidak meyakinkan jika aku mengenal Bocah Huacheng?"

Semua mengangguk.

Sangat tidak meyakinkan!

Mengabaikan keluarganya, Wei Wuxian menunjukan kartu identitasnya pada salah satu penjaga gerbang. Setelah diperiksa. Para perjaga yang tadinya menakutkan kini membungkuk hormat dan membukakan pintu lebar-lebar.

"Wow.... Nenek luar biasa." Sizhui ingin sekali bertepuk tangan.

"Ayo masuk!"

Wei Wuxian melangkah seolah itu rumahnya sendiri.

Wang SizhuiWhere stories live. Discover now