11

377 39 0
                                    

"Tuan Huacheng.... saya Wu Zeng dari keluarga Wu. Dan ini anak saya Wu Lei." tuan Wu menyapa Huacheng.

"Oh...Jendral termuda saat ini. Kamu hebat nak." Huacheng menepuk pundak Wu Lei.

"Senang bertemu dengan anda Tuan Huacheng. Kabar tentang anda selalu hebat." Wu Lei tersenyum sopan.

"Ya, memang...." Huacheng tidak pernah pelit memuji dirinya sendiri.

Sizhui meremas gelas yang ia pegang. Dengan sedikit kewarasan yang tersisa. Ia mendekat ke kumpulan Huacheng dan lainnya.

"Halo....perkenalkan saya Wang Sizhui." Meski mabuk, Sizhui masih terlihat tenang.

Huacheng menyeringai. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan bocah Wang ini.

"Anda jendral muda Wu Lei?" tanya Sizhui.

"Ya itu saya."

"Kalau begitu, kamu pasti pernah mendengar nama saya. Wang Sizhui."

Wu Lei terkekeh, "Tentu saja. Keluarga Wang sangat terkenal. Apalagi anda, tuan Wang Sizhui. Pengusaha muda yang sudah menjabat sebagai presdir sejak usia anda 13 tahun."

Sizhui mengangguk senang.

"Saya cukup kaya." imbuh Sizhui.

"Ya, anda memang kaya. Bahkan tidak ada yang bisa memprediksi seberapa kaya anda." Wu Lei masih tersenyum. Dia memang mengagumi orang-orang yang berdedikasi dengan pekerjaannya.

"Tapi aku masih kalah jika dibandingkan dengan tuan Huacheng." Sizhui memanyunkan bibirnya. Kenyataan ini sedikit menyebalkan untuknya.

"Apa anda sudah punya kekasih? Karena saya tidak pernah mendengar tentang kehidupan pribadi anda." tanya Wu Lei.

Huacheng melirik Sizhui.

"Oh... Saya? Tentu saja sudah." jawab Sizhui dengan mantap.

"Sayang sekali, saya punya adik yang sangat mengidolakan anda."

Sizhui tersenyum canggung. Kenapa giliran dia yang malah terpojokan.

"Aku tidak tahu kalau anda sudah punya kekasih, tuan Sizhui?" Huacheng bertanya, yang membuat semua orang menatap ke arah Sizhui.

"Saya punya, tuan Huacheng. Hanya saja ayahnya terlalu posesif, sampai saya bahkan tidak bisa mengajaknya jalan." keluh Sizhui.

"Oh ya? Mungkin anda kurang meyakinkan." Huachengbtersenyum miring.

"Saya rasa, saya cukup bisa dipercaya." Sizhui mengangguk yakin. Dia tidak pernah punya skandal. Hidupnya bersih. Dia juga setia, jadi tidak perlu takut diselingkuhi.

"Anda dengan uang anda yang tak seberapa? Bagaimana bisa membahagiakan kekasih anda?"

"Saya akan berusaha."

"Usaha saja tidak cukup."

Perdebatan keduanya membuat orang-orang saling pandang. Tidak berani terlalu dekat. Takut salah satu malah akan tersinggung.

"Kekasih saya bahagia saat bersama saya."

"Kalian hanya anak muda yang di butakan. Hidup butuh uang."

Sizhui benar-benar tidak bisa melawan kalau Huacheng sudah buka mulut tentang uang.

"Mungkin saya akan culik kekasih saya dari ayahnya."

"Jangan berani-beraninya kau!" geram Huacheng. Penyesalannya adalah kenapa ia tidak menemukan Jili sebelum anak ingusan ini! Sialan!

Sizhui tersenyum senang.

Wang SizhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang