BAB V

1.5K 197 9
                                    

Shani menyerngitkan keningnya bingung, ini menuju basemen sebuah bar terbesar dikota ini. Setelah memarkirkan mobilnya, Shani turun dan dapat melihat Gracia bersama satu wanita dan laki-laki yang sedang seperti beradu mulut dan memojokkan Gracia. Shani sedikit bingung mencoba memahami situasi tersebut.

"Kalau gue bilang ikut sama Frans ikut aja" ucap Vienny kesal sambil mencekram kasar rahang Gracia. Gadis mungil itu hanya dapat menggelengkan kepalanya, tangan kanannya mulai bergetar, segera gadis itu menyembunyikannya ke belakang punggungnya. Gracia melirik takut kepada Frans yang sedang menampilkan senyumnya membuat dirinya lebih takut lagi.

Shani yang melihat perlakuan itu segera mendekat dan menghempaskan tangan Vienny dengan kasar, menarik tangan Gracia dan menyembunyikan gadis bergingsul itu di belakang punggungnya. Vienny menatap terkejut melihat kehadiran Shani.

"Heh... Shani" sapa Vienny kikuk. Sedangkan Frans dan Shani melayangkan tatapan tak suka terhadap masing masing. Frans tertawa kecil menatap Gracia yang bersembunyi dibelakang punggung Shani. Frans sangat mengenal Shani, beberapa kali perusahaan Shani menolak kerja sama dengan perusahaan miliknya yang baru saja dia rintis.

"Gadis yang amat beruntung" gumam Frans namun dapat didengarkan oleh Vienny begitu juga dengan Shani.

"Gue duluan ya Vien" lanjut Frans meninggalkan mereka bertiga. Jika sudah begini bagaimana pun akan susah membawa Gracia bersama dirinya pikir Frans. Vienny mengangguk kepada lelaki itu dan menatap Shani dengan lembut.

"Shani kok bisa disini?" tanya Vienny yang sengaja melembutkan suaranya. Shani tertawa dalam hati 'tadi aja suaranya ga gini, tiba tiba lebay banget itu suara' ucapnya dalam hati.

Shani menggelengkan kepalanya, banyak sekali pertanyaan muncul dibenaknya. Tangannya masih menggenggam kuat tangan milik Gracia. Saat Vienny hendak berbicara lagi, Shani berbalik badan dan membawa Gracia menuju mobilnya meninggalkan Vienny yang sudah sangat kesal.

'Tunggu aja, Shani bakal ada dipihak gue Gre. Sekarang lu bisa lolos, tapi lu bakal lihat nanti' ucap Vienny dengan wajah yang memerah menahan emosinya menatap Gracia yang sudah memasuki mobil Shani. Vienny menghentakkan kakinya kesal dan segera menghubungi Amora.

Shani dan Gracia kini menyusuri pantai dengan kaki yang tidak menggunakan alas, berjalan berdampingan menikmati angin pantai yang sangat sejuk. Sesekali air mengenai kaki mereka, namun Gracia sangat menyukai suasana pantai yang membuat hatinya menghangat.

Mereka berdua hanya diam, berperang dengan pikiran masing-masing. Shani sesekali melirik gadis yang lebih pendek darinya itu, beberapa pertanyaan sangat ingin Shani layangkan kepada gadis itu.

"Duduk dulu ge..." telinga Gracia sedikit memanas mendengar nada lembut dari sang Indira. Baru kali ini dirinya mendengarkan nada yang sangat lembut versi Shani Indira.

Gracia duduk disamping Shani dan tersenyum didalam hatinya. Perlakuan Shani kali ini sangat berbeda dari biasanya, mungkin karna kasian pikirnya. Gracia sangat ingin Shani memperlakukan dirinya dengan hangat seperti ini setiap hari. Namun, apakah dirinya bisa masuk kedalam kehidupan Shani Indira?. Pikiran Gracia teralihkan ketika mendengarkan pertanyaan dari Shani.

"Apakah saya boleh bertanya kepada kamu?" Tanya Shani menatap kedepan menyaksikan ombak pantai saat ini.

Gadis mungil itu mengangguk "boleh kok" jawab Gracia sambil menatap wajah samping Shani.

"Tentang kejadian tadi... Kamu tidak ingin menjelaskannya?" tanya Shani kini menatap Gracia. Kini tatapan mereka bertemu, Gracia lemah jika Shani menatap teduh kepadanya. Gracia dengan cepat menatap ombak pantai seperti yang dilakukan Shani tadi. 'ini jantung jangan berulah dulu' Gracia mencoba menetralkan detak jantung nya. Gracia beradu dengan pikirannya. Baiklah, bagaimanapun Gracia harus menceritakan semuanya, bagaimana tanggapan Shani itu adalah urusan belakang.

"Perempuan yang tadi kak Shani lihat itu namanya Vienny, kakak tiri aku. Sedangkan yang laki laki tadi itu namanya Frans..." ucap Gracia sedikit menjeda ucapannya, dan memegang tangan kanannya yang mulai bergerak sendiri. Shani menatap tangan kanan Gracia, Shani dengan cepat memegang tangan kanan itu dan mengelusnya dengan pelan seperti memberi ketenangan kepada gadis itu.

"Dia mantan suami aku" ucap Gracia pelan dengan air mata yang sudah mulai keluar dari matanya.

"Kenapa kalian bercerai?." Jujur saja, Shani begitu terkejut, namun rasa penasaran Shani saat ini begitu tinggi.

"Dia... Jahat banget kak. Kami menikah karna dipaksa papa demi berkelangsungan bisnis kedua belah pihak. Awalnya dia baik banget, tapi waktu dia ajak aku buat punya anak aku tolak pelan pelan. Karena jujur, aku gaada perasaan sama dia dan disitu aku masih kuliah semester tiga. Beberapa hari setelah aku tolak permintaan dia, dia mulai benci sama aku, suka main fisik dan pernah hampir bunuh aku juga." Kenangan buruk yang pernah dialaminya kini muncul lagi dalam ingatannya, Frans yang memukuli dirinya dengan ikat pinggang, menampar wajahnya dan jika Frans mabuk dan kesal kadang mencekik Gracia membuat gadis itu hampir saja mati. Shani yang mengerti akan keadaan, menarik Gracia kedalam pelukannya dan menepuk pelan punggung Gracia.

"Kenapa di data kamu tidak ada status pernikahan?"

"Karena aku ga mau daftarin pernikahan itu, aku tau pernikahan itu bakal hancur kalau salah satu perusahaan bangkrut. Waktu perusahaan Frans bangkrut, papa aku dengan segera menyuruh aku ninggalin Frans." jelas Gracia, tidak apa jika Gracia menceritakan sisi buruknya kepada Shani, menurut Gracia ini adalah aib dan masa lalu yang ingin ia kubur dalam dalam. Gracia masih menangis membiarkan air matanya mengalir dan membasahi kemeja putih milik Shani. Setelah beberapa menit, tangis gadis mungil itu mulai mereda. Sesekali Gracia menarik ingusnya yang hampir keluar. Shani yang mendengar itu hanya tersenyum tak apa jika kemejanya kotor, setidaknya gadis yang berada di pelukannya ini merasa sedikit lebih baik.

Gracia melepaskan pelukan tersebut mendorong sedikit tubuh Shani dari dirinya. "Jangan lihat mukaku dulu kak, takut jelek" ucap Gracia menutup mata Shani dan mengelap air matanya menggunakan lengan kirinya. Shani tersenyum tipis dengan perlakuan Gracia.

"Jadi tujuan kamu dekatin saya seperti ini apa?" tanya Shani sambil menurunkan tangan Gracia yang menghalangi pengelihatannya. Gracia menghela nafasnya, mungkin saatnya ia harus jujur sekarang kepada wanita yang ada di depannya ini.

"Sama seperti yang dilakuin papa ku sebelumnya, kalau kak Shani nikahin aku itu sama aja kak Shani ngasih jalur biar dapat saham di perusahaan kakak karena adanya ikatan kekeluargaan." Kini Shani paham, tujuan Gracia dan Agler yang baru baru ini sering menghubungi dirinya.

"Kalau kamu nolak perintah papa kamu bagaimana?" tanya Shani lagi

"Ada dua kemungkinan, aku diusir dari keluarga Harlan atau mungkin mati begitu saja" ucap Gracia tersenyum menatap matahari yang kini hampir terbenam.

"Kalau begitu, ayo kita lakukan" ucap Shani tiba tiba, Gracia menatap bingung membuat Shani tersenyum. Gracia terpesona amat terpesona melihat senyuman Shani yang menampilkan lesung pipinya.

"Lakukan apa?" tanya Gracia dengan tampang polosnya.

"Pernikahan kita" ucap Shani bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya kepada Gracia yang masih saja terduduk. Gadis mungil itu menerima uluran tangan tersebut. Apakah ini mimpi? Bagaimana Shani berpikir untuk menikahi dirinya?. Shani tersenyum kepada Gracia dan menyatukan jari jari mereka dan menggenggamnya dengan erat.

Walaupun Shani tidak tau apakah ini langkah yang benar, namun yang Shani yakini, bahwa gadis yang berada disampingnya ini hanya selalu dijadikan alat oleh Agler Harlan. Baiklah, Shani akan memberikan semuanya kepada Gracia. Membiarkan gadis ini memperalatnya dirinya jika perlu, memberikan gadis ini kebebasan dan kehangatan. Memberikan gadis ini semua harta kekayaannya dan reputasi miliknya sendiri. Biarlah Gracia menikmati sedikit kebahagiaan. Tapi, apakah dirinya dapat memberikan kebahagiaan kepada Gracia? Shani bertekad akan membuat Gracia merasa aman jika berada didekatnya.



























"Liebe und hoffnung geben uns die kraft leben."


















Tbc.
Vote dan komen!!

DAS SCHICKAL Where stories live. Discover now