BAB X

1.3K 181 2
                                    

Di gedung yang amat megah, semua tamu undangan menampilkan senyumnya menatap sang Indira dan Gracia yang baru saja mengucapkan janji pernikahan nya. Pernikahan ini hanya dihadiri oleh keluarga inti masing masing dan beberapa partner bisnis perusahaan masing masing.

"Sekarang saling kiss yaa" ucap Desy sebagai MC sambil melirik Shani, mengkode agar menarik tengkuk gadis mungil yang ada didepan Shani. Sedangkan seseorang yang mendapatkan kode itu terdiam kikuk, tak tau cara melakukannya. Semua tamu terdiam menunggu moment tersebut. Sedangkan Anin yang gemas sendiri melihat Shani yang melongo seperti orang bego tiba tiba berteriak.

"CIUM SHANI!! LAMA BANGET DAH" semua tamu menatap kepada Anin yang sedang kesal. Anin tak peduli tatapan itu, Gracia tertawa melihat aksi Anin. Gracia sedikit berjinjit memegang wajah Shani, dan menarik wajah itu mendekat kepadanya, bibir mereka bertemu! Gracia sedikit melumatnya dan tersenyum tipis. Shani mengesampingkan rasa terkejutnya, memilih menarik tengkuk Gracia guna memperdalam ciumannya.

Desy yang melihat aksi brutal Shani, menepuk jidatnya. Semua tamu bertepuk tangan, sedangkan Vienny enggan menatap hal itu, memilih memegang erat gelas yang ada di tangannya.

Sekarang adalah acara bebas, semua tamu menikmati semua hidangan yang sudah disediakan. Sedangkan Shani asyik menyapa partner bisnis perusahaannya.

Agler mendekati Gracia yang baru saja ditinggalkan Anin. "Kamu ingatkan tujuan kamu melaksanakan pernikahan ini?" Bisik Agler pelan sama sekali tidak menatap Gracia.

"Papa tenang aja" gracia hanya mengatakan itu dan pergi untuk mendekati Shani. Gadis itu tidak akan memaksa Shani untuk memberikan ayahnya peluang untuk bergabung ke perusahaan Shani.

'kamu semakin berani kepada saya ya Gracia, lihat akibatnya jika kamu gagal' ujar Agler kini menatap penuh kesal kepada sang anak.

***
Shani kikuk tak berani menatap Gracia, sedangkan gadis mungil itu kesusahan membuka gaun pengantinnya. Gracia menatap kesal kepada Shani yang tidak ada inisiatif membantu dirinya.

"Inisiatif lahh bantuin bukain" ucapnya merengut kesal, Shani menatap Gracia dan langsung berdiri di belakang gadis itu. Tangannya sedikit bergetar dan menggelengkan kepalanya mencoba fokus untuk membuka sleting baju Gracia.

"Udah ge" ucap Shani langsung kembali ke tempatnya semula duduk.

"Kak Shani mandi sana, dari tadi blah bloh mulu kek orang utan" ucap Gracia melirik Shani yang seperti orang banyak pikiran.

"Heh iya" ucap Shani menggaruk kepalanya yang tak gatal dan langsung memasuki kamar mandi.

"Gak peka banget dah" kesal Gracia dalam hatinya.

Gracia kesal karena kini Shani sepertinya sudah tertidur posisinya membelakangi dirinya, sedangkan Gracia masih melaksanakan rutinitas skincare nya. Selesai dengan kegiatannya, Gracia naik ke atas kasur, mendekati Shani dan memastikan Shani apakah sudah terlelap atau tidak. Gracia memegang bahu Shani, sedikit menggerakkannya.

"Kak Shani udah tidur?" tanya Gracia pelan tepat ditelinga Shani. Tidak ada respon, membuat Gracia kesal sendiri. Masa gini doang, bukannya ini malam pertama pikirnya. Kan dirinya berharap ada sesuatu, seperti cuddle sambil bercerita gitu. Positif sekali ya pemikiran Gracia ini.

"Selamat tidur sayang" ucap Gracia mengecup pipi kanan Shani dan merebahkan dirinya menyusul kealam mimpinya.

Shani sedikit membuka matanya, menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sedari tadi dirinya menahan untuk berpura pura tidur. Dirinya hanya tidak bisa menahan diri jika sudah bersama Gracia. Shani membalikkan tubuhnya, kini menatap Gracia yang sudah terlelap, menarik gadis mungil itu kedalam pelukannya dan memejamkan tangannya sembari berusaha untuk tertidur.

***
"Lah kok udah masuk kantor aja Shan" ujar Desy kaget yang baru saja masuk ruangan Shani, melihat Shani yang fokus memeriksa berkas yang menumpuk di meja. Desy menatap bingung, mata bos nya itu tampak lelah, sepertinya kurang tidur?. Wajahnya lesuh dan seperti kurang semangat. Desy tersenyum dan pikiran penuh dengan hal hal kotor.

"Mata lu merah keliatan kecapean banget. Review dong malam pertamanya" Shani menatap tak suka kepada Desy. Malam pertama katanya? Yang ada dirinya tidak bisa tidur, karena Gracia yang selalu mendungsel ke lehernya, kadang gadis mungil itu bernafas dilehernya juga, gesekan hidup Gracia di leher Shani membuat dirinya kesulitan untuk tidur, dan akhirnya gadis berlesung pipi itu memutuskan untuk tidak tidur karena kadang dia menjauhkan wajah Gracia jika sudah ingin bernafas di lehernya.

"Tidak ada malam pertama" Desy menganga karena ucapan Shani. Lah? Jadi ngapain aja tadi malam pikirnya.

"Jadi kalian berdua ngapain aja tadi malam?"

"Gak ngapa-ngapain, Gracia tidur dan gue nya terjaga" Desy mengerutkan keningnya, terjaga katanya? Berarti Shani tak tidur sama sekali.

"Kenapa ga enak enakan sama bini lu? Gracia yang cantik bahenol gitu aja lu anggurin?" tanya Desy tak setuju apa yang diperbuat Shani. Kalau Desy menjadi Shani, sudah ia gempur habis habisan itu Gracia di ranjang sampai gadis itu tidak bisa berjalan. Apa kurangnya Gracia coba, cantik? Sudah pasti, sexy? yaa tentu saja. Bagaimana juga Gracia bakal pasrah kok kalau udah sah begini pikir Desy. Shani ini sepertinya tidak menggunakan haknya dengan baik atau Shani yang tidak tau cara melakukannya? Mengingat manusia yang berada didepannya ini sangatlah kaku dan datar saja.

"Kalau lu mikir macem macem tentang Gracia, gue keluarin itu otak dari kepala lu" ucap Shani menatap tajam kepada Desy yang agak melamun.

"Lu udah atur jadwal sama semua para pemegang saham kan?" tanya Shani

"Sudah bos, aman. Udah gue atur semuanya. Jadwalnya tiga hari lagi kok. Jadi kalau mau cuti buat eweewean boleh" ucap Desy cekikikan, siapa tau Shani tiba tiba menerkam Gracia kan?.

"Sekali lagi lu bahas itu, gue tunggu surat pengunduran diri di meja gue" Desy segera menutup mulutnya rapat sembari membawa berkas berkas yang sudah di tanda tangani Shani dan keluar sesegera mungkin dari ruangan penuh tekanan itu.

***
"Kiw kiw halo manis" goda Desy yang sudah nangkring dimeja kerja Gracia. Sedang gadis mungil itu menatap malas kepada Desy. Saat ini ia tak sanggup meladeni candaan Desy.

"Kenapa kak Des?" tanya Gracia melanjutkan pekerjaannya.

"Revisi nih sedikit kata Shani" Gracia menatap tajam berkas yang diberikan Desy, dan menariknya dengan kasar. Bisa bisanya minta revisi lagi? Udah malam pertama gaada, dimobil juga tadi diem dieman doang, kan Gracia berpikir jika malam pertama tidak ada minimal morning sex lah. Sekarang dengan mudahnya minta revisi? Saat ini Gracia sangat ingin berteriak sekencang mungkin di depan wajah Shani. Ini juga, baru kemarin selesai acara nikahan udah masuk kerja aja seperti sekarang.

"Santai aja dong" Desy kaget melihat Gracia yang sedang mode senggol bacok seperti ini. Gak Shani, gak Gracia dua duanya bikin pusing. Desy langsung saja meninggalkan meja Gracia, takut kena semprot atau omelan gadis mungil itu. Sudah agak menjauh, Desy melirik kebelakang melihat gadis mungil itu mendumel tak jelas sembari mengecek berkas itu dengan kasar.

'gitu sih karena kurang belaian" ucap Desy menggelengkan kepalanya.





























"Liebe und hoffnung geben uns die kraft leben."






















Tbc.
Vote and komen

DAS SCHICKAL Where stories live. Discover now