23. Jatuh ke Jurang

920 128 31
                                    

🥀🥀🥀🥀

Happy Reading

*******

Dua remaja terlihat sedang mengendarai motor di antara sunyinya malam. Bintang terlihat sangat indah malam ini. Udara yang dingin membuat keduanya memakai jaket dengan logo kebanggaanya masing-masing. Mereka berdua hanya ingin kembali mencari Vira–ibu Zayyan di rumah yang pernah mereka datangi kemarin. Jalanan menuju rumah itu sangat sepi, bahkan mereka harus melewati tempat-tempat yang banyak pohon besar seperti hutan. Namun, bisa di bilang masih layak untuk di lewati, walaupun tak ada pencahayaan lampu. Tempat itu bisa di bilang biasa saja jika dilewati pada pagi, siang, atau sore hari. Karena jika malam hari suasana sudah berubah menjadi menakutkan.

Entah karena apa, tiba-tiba segerombolan pria mulai mengikuti mereka dari belakang. Pria-pria itu menggunakan motor sama seperti Zayyan dan Erlangga. Namun, bukan hanya motor mereka juga ada yang menggunakan mobil. Zayyan dan Erlangga tau persis jika mereka sedang mengikutinya. Bahkan, pria-pria itu menyuruh Zayyan dan Erlangga untuk berhenti. Namun, Zayyan dan Erlangga mengabaikannya dan memilih menambah kecepatan motornya sembari sesekali menoleh kebelakang untuk memeriksa.

"BERHENTI!!!" teriak pria-pria itu, mereka juga tak kalah untuk menambah kecepatan motornya. Zayyan dan Erlangga hanya fokus mengendara dan mengabaikan teriakan itu. Lagi pula Zayyan dan Erlangga juga tidak tau siapa pria-pria itu, dan yang pasti mereka tidak pernah berurusan padanya. Jika di bilang anak motor, sepertinya bukan. Mereka hanya seperti orang suruhan, layaknya bodyguard. Mereka juga menggunakan jas berwarna hitam.

"ER, SIAPA SIH?!" teriak Zayyan dari balik helmnya dengan sesekali menoleh ke arah Erlangga yang berada di sebelahnya.

Erlangga menoleh ke arah Zayyan "DEPKOLEKTOR KAYANYA!" ucap Erlangga keras

"WAH PARAH LO, ER. GUE NGGA LAGI BERCANDA!"

"YA UDAH SIH, KABUR AJA. TAMBAH KECEPATAN LAGI ZAY!"

Zayyan mengangguk dan mulai menambah kecepatan motornya lagi, sesuai perintah Erlangga. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja hujan turun. Padahal tadi bintang saja bermunculan dan tidak ada tanda-tanda hujan. Namun, ini semua kuasa Tuhan, apapun bisa terjadi jika Tuhan sudah berkehendak.

Hujan semakin deras dan pria-pria itu masih setia mengejar Zayyan dan Erlangga, namun beruntung mereka belum bisa menangkap Zayyan dan Erlangga yang sangat lincah mengendarai motornya. Hingga tanpa di sadari Zayyan dan Erlangga justru melewati jalur yang salah, mereka sama-sama panik sampai-sampai tak memperhatikan dengan benar. Alhasil mereka harus melewati jalanan yang licin karena tidak di aspal, jalanan itu masih rata dengan tanah yang apabila terkena hujan akan sangat licin.

"ZAYYAN! KAYANYA BAN GUE BOCOR DEH!" teriak Erlangga, dan Zayyan kaget, bagaimana bisa di saat-saat seperti ini ban motor Erlangga harus bocor. Di tempat sepi layaknya hutan itu tidak akan mungkin ada bengkel.

Zayyan menoleh ke arah Erlangga yang masih berusaha menyeimbangkan motornya, sama sepertinya. Namun, sepertinya Erlangga lebih sulit darinya, karena selain harus menyeimbangkan dari tanah yang licin dia juga harus berhati-hati lagi karena seperti yang kita tau ban Erlangga bocor "ER, KENAPA HARUS DI SINI COBA?!"

"MANA GUE TAU!"

"YA UDAH KITA BERHENTI DULU!" ucap Zayyan. Dia rasa pria-pria itu tertinggal jauh di belakang, dan ini bisa jadi kesempatan untuk Zayyan dan Erlangga berhenti sejenak untuk sekedar Erlangga meninggalkan motornya dan beralih membonceng pada Zayyan atau mungkin Zayyan membiarkan Erlangga yang membawa motornya.

"Ayo, Zay buruan. Nanti keburu mereka nyampe sini!"

"Tapi motor lo gimana dong!"

"Udah itu gampang" Erlangga berhenti berbicara dan beralih menatap ke sekitar. Sangat gelap, Hujanpun masih belum berhenti. Namun, seketika Erlangga membulatkan matanya sempurna saat tau jika jalan itu buntu "Zay, tunggu deh. Lo liat itu?"

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DI REVISI]Where stories live. Discover now