36. Gagal Jantung

872 163 121
                                    


Sebelum baca jangan lupa vote, oke.

Happy Reading

*******

Zayyan memicingkan matanya untuk kembali memastikan jika orang yang sedang di hadapannya benar-benar manusia. Namun melihat jika itu Erlangga, Zayyan percaya.

Ekspresi Erlangga sangat menyeramkan, bahkan seperti mau menerkam Zayyan. Dia sedari tadi tidak mengucapkan apapun. Zayyan juga bingung. Datang jam empat pagi jika tidak ada urusan penting itu mau ngapain?

"Lo mau ngapain?" tanya Zayyan. "Bukannya lo bilang, kalo gue harus jauh-jauh dari lo? Terus kenapa sekarang lo malah dateng ke sini?"

Erlangga diam, rahangnya mendadak mengeras. Tangannya mengepal. Sulit sekali rasanya untuk Zayyan menebak maksud darinya. Beberapa hari yang lalu Erlangga sendiri yang memutuskan hubungan dengannya. Zayyan harus menjauh, begitu katanya.

Jika ada waktu yang bisa terputar kembali, apakah seharusnya Erlangga tidak mungkin ada di sini?

"Zayyan!"

Zayyan hampir kejengkang saat tertimpa tubuh Erlangga yang tiba-tiba saja nemplok. Erlangga memeluknya, sungguh Zayyan tidak pernah menduganya. Apakah Erlangga sudah kurang waras?

"Er, malu! Nanti kalo tetangga liat gimana? Nanti kita dikira ada apa-apa lagi!" Zayyan memukul pundak Erlangga. "Lepasin woy! Mana masih pagi."

"Zay... gue minta maaf,"

"Minta maaf kenapa? Atau jangan-jangan... lo ketempelan ya pas mau dateng ke sini? Ngaku lo!"

"Gue ngga bercanda!"

Zayyan mendadak diam, usahanya memberontak agar terlepas dari pelukan itu Zayyan hentikan. Erlangga sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Zayyan bisa merasakan tubuh laki-laki itu yang panas.

Zayyan membalas pelukan itu, bukan bermaksud lain. Dia hanya prihatin dengan sepupunya, iya, sepupu. Zayyan masih menganggapnya sepupu, dan akan selalu begitu.

"Lo kenapa, Er?" tanya Zayyan pelan, dan saat itu pelukan Erlangga lepas.

Erlangga memejamkan matanya perlahan, kemudian menghirup udara di sana. Matanya kembali terbuka dan di saat itu Erlangga menjawab.

"Tolong lupain masalah kemaren pas gue usir lo, ya? Gue mohon, Zayyan!" minta Erlangga, tatapannya sangat serius. Zayyan tidak bisa bilang jika Erlangga sedang berbohong.

"Lo beneran mau balik lagi kaya dulu?" tanya Zayyan ragu.

Kemudian Erlangga mengangguk yakin, dia akan kembali, kembali hidup bersama Zayyan, dan bahagia bersama sampai pada akhirnya mereka dipertemukan jodohnya masing-masing.

Erlangga merubah raut wajahnya. Ternyata apa yang hari itu ia lakukan pada Zayyan sampai membuatnya ragu seperti ini, ya? Erlangga benar-benar tidak menduganya. Apakah setelah ini Zayyan tidak akan mempercayai dirinya lagi?

"Gue kangen banget sama lo Zayyan!" celetuk Erlangga membuat Zayyan merinding. "Gue setiap hari mikirin lo tau! Udah makan belum, udah tidur belum, udah minum obat belum, udah—"

"Ssstttt..." Zayyan menutup mulut Erlangga dengan telapak tangannya. "Diem! Gue maafin lo, tapi awas aja lo bohong lagi. Gue geprek lo!"

"Ya udah, sih, maap puh sepuh!"

"Biar apa kaya gitu?"

"Biarin." sahutnya, dan tanpa aba-aba ia melenggang masuk ke dalam. Zayyan lupa jika di dalam ada Lex.

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DI REVISI]Where stories live. Discover now