Chapter I

52 23 20
                                    

Riuh ramai sekolah itu adalah hal yang sudah biasa terjadi setiap harinya, Tanaman tanaman segar yang berjajar menyegarkan mata, didekatnya ada gazebo yang sering dibuat spot untuk siswa siswi bercanda dengan teman sebayanya.

Alsa yang terbiasa terlambat pun sedikit senang melihat pemandangan yang sama sekali tidak biasa dilihatnya. Anak anak kelas 12 yang bercanda di gazebo, Anak anak kelas 11 yang duduk di depan kelas mereka. dan anak anak kelas 10 yang masih saja enggan keluar kelas. ada pula anak anak yang sudah terkena hukuman karena atribut yang tidak lengkap.

"DORRR"

Suara nyaring cewek di belakangnya membuat telinga gadis itu sedikit berdenging. alsa langsung menoleh kearah cewek itu dengan tatapan seolah ingin sekali menghajarnya.

"Hehehehehhee, maap. lagian pemandangan langka! seorang alsara winona berangkat pagi! hot nyus ini hot nyus!. abang lu juga pasti langsung syok waktu liat lu disini sekarang!"Heboh cewek itu dengan memeluk lengan alsara dengan terus berjalan.

"Bocah sinting, diem deh gue lagi ada tamu"Ucapnya dengan nada malas. Lagi lagi, cewek disebelahnya menggoyangkan lengan alsa dan kemudian berdiri dihadapan alsa.

keduanya berhenti saat mereka berhadapan. "kamu kok jutek si sama aku" Ucap cewek itu dengan nada manja, Yaa.. itu hanya godaan saja. Alsa hanya menghembuskan nafas kasar lalu menggeret cewek itu kekelas mereka.

"Asha yang cantik, manis, imut dan lucu. mending jangan ganggu gue ya" sesampainya dikelas, gadis itu mendudukkan cewek tadi— Asha di tempat duduknya lalu akhirnya duduk disebelahnya. saat asha hendak mengomel, alsa sudah menoleh dengan senyum terpaksa.

Mereka memang teman sebangku, dan sekarang mungkin mereka sudah berteman akrab.

"Sha sha sha! gilaaa, tau gak sih— loh? kamu udah tobat?"Tanya cewek yang baru sampai dengan raut bertanya tanya.

Alsa hanya tersenyum paksa, lalu memegangi perutnya yang mulai nyeri. "Kayanya dia kejedot deh, kalo gak ya abis makan kukis si mozza." bisik asha pada cewek itu—rachel.

"Ihh pantesan tobat" Ucap rachel dengan nada menggodanya. Alsa sudah pasrah saja saat teman temannya memandangnya dengan tatapan menggoda.

"Ehh tapi tau gakk sihh, Katanya nih ya masih katanya! Si 'itu' pacaran sama si piw!" Lanjut Rachel melanjutkan hal yang ingin dikatakannya sejak datang tadi.

"Taruh dulu itu tas lo, Risih gue liatnya."Ucap alsa, Rachel mengangguk dan dengan cepat ia menaruh tasnya di meja depan mereka. dan dengan segera, rachel mengangkat kursi yang masih ada diatas meja itu dan membalikkannya.

setelahnya, mereka duduk berhadap hadapan. "Ihh katanya mereka toxic abis, mending sama lu deh sa."Ucap Rachel melanjutkan sesi ghibahnya. Alsa hanya terdiam saja.

Orang yang mereka bicarakan adalah, orang yang disukai alsa 2 tahun lalu. Rakha Pradipta. Seorang cowok yang tidak terlalu populer namun sangat perhatian pada alsa. beberapa bulan lalu adalah terakhir mereka berkomunikasi.

"Jangan kasih harapan chel, Gabaik" ucap cewek berkacamata yang baru saja datang—Mozza. Gadis itu duduk disebelah Rachel. dan memandang alsa yang juga sedang memandanginya dengan raut lega.

"Bener ternyata za, yang waras cuma lo doang"alsa berucap lega ketika mozza datang. Sementara kedua cewek yang sedari tadi mengganggunya itu kini memanyunkan bibir mereka tanda merajuk.

"Imut lo? kaya bayi dugong gitu"Celetuk alsa yang dihadiahi teriakan maut asha.

"YA LO BAYI MONYET"Teriak asha tepat di samping telinga alsa. Sungguh, gadis itu sangat kesal dengan teman temannya. tapi, hanya mereka yang mengerti alsa.

Bintang itu belum redupWhere stories live. Discover now