Chapter IV

29 16 14
                                    

Suara mesin mobil yang baru saja terhenti dipekarangan rumahnya itu membuat alsara gemetar ketakutan. bagaimana tidak, Tadi saat berada di cafe, ia tak sengaja berpapasan dengan sagara, adiknya.

"Gimana ini gimana ini"Rasa panik menggerogoti tubuhnya, gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat kuat.

"Awsss"Desisnya ketika bibirnya berdarah, kemudian ia berdecak sebal dan membersihkan luka itu dengan tissue.

Tok tok tok

"Alsa, Ke ruang tengah. sekarang."Suara berat itu, milik sang papah. dengan gelisah, ia berjalan kearah pintu kamarnya.

"gapapa sa, gapapa. toh ini salah kamu, gapapa sa."Ucapnya untuk menguatkan dirinya sendiri.

Sesampainya di ruang tengah, Alsara mebdapati keluarganya sedang berkumpul. seperti tadi.

"Duduk sa."Ucap geo dingin. Alsara mengangguk dan duduk di sofa dekat aksa duduk.

"ck"terdengar suara decakan dari mulut aksa, setelahnya cowok itu pindah ke sebelah bia.

'Seburuk itu kah aku?'Batinnya ketika melihat aksa berpindah tempat. Geo memandang anak gadis nya lamat lamat.

"Maksud ini apa?"Tanya geo menunjukkan foto alsara sedang tertawa dengan ketiga temannya di cafe asmara. Ah ini foto tadi. Tapi, siapa yang mengambil foto ini? apa mungkin sagara?atau aksara?.

"Bisu atau buta huruf?"Sarkas geo ketika alsara hanya tertunduk saja tanpa menjawab. Geo tersenyum misterius, Pria itu menatap datar anak gadisnya.

"BISU ATAU BUTA HURUF?!"teriak geo lagi. Kali ini, Bia yang tengah menonton televisi pun menoleh kearah alsara dan geo berada. Alsara yang tau hal itu, ia berharap sang mama menolongnya. tapi salah, hal itu tidak pernah terjadi.

"Oh? Tuli ya?"Ucap papanya yang masih saja tidak dijawab oleh alsara. geo yang sudah muak pun mencengkram kencang pipi alsara dan mendongakkannya.

"ALSARA WINONA AMARTA, JAWAB!"Teriak geo didepan alsara. hening. tidak ada jawaban sama sekali.

'alsa takut papa. tolong jangan marah kaya gini'.

"Kamu ngerti bahasa manusia gak sih?JAWAB!"Lanjut geo dengan murka.

"Aku.. aku cuma mau healing"Jawab alsara terbata bata. Tak berselang lama, gelak tawa dari geo memenuhi satu ruangan itu.

"Healing?HEALING KATA KAMU?"tanya geo dengan nada tinggi, Alsara mengangguk dengan ragu. kemudian, gelak tawa itu kembali terdengar.

"Kenapa gak izin dulu? apa kamu pikir papa dan mama itu bodoh sampai sampai tidak tau kalau kamu pergi gitu aja!?"Tanya geo dengan nada ketus.

"Jawab!."

"Enggak.. en-enggak gitu."sanggah alsara.

"Ohh, kalau gitu kamu ngeremehin kami ya?"Tanya geo lagi, Alsara menggeleng cepat mendengarnya.

"Hahaha ma, lihat ma. anakmu kena pergaulan bebas!. Bisa bisanya dia ngeremehin kita"Tawa geo, yang dibalas gelengan singkat bia. Wanita itu sama sekali tidak peduli dengan alsara yang kini sedang ketakutan.

"e-enggak pa"cicitnya

"Enggak ya?"

PLAK

Tamparan nyaring itu, Membuat atensi sagara, Aksara juga bia teralih kepada Alsara dan geo. Gadis itu memegang pipinya yang terasa panas.

"Kamu gak patuhin perintah mama dan papa saja itu udah termasuk ngeremehin! gak ngeremehin katanya, Anak sialan"Umpat geo kepada alsara yang sudah menunduk dalam.

Bintang itu belum redupWhere stories live. Discover now