Chapter 5 : Sebuah tekad

42 7 2
                                    

Keisya keluar dari kelasnya dengan langkah lesunya, menuju parkiran khusus sepeda di mana ia memarkirkan sepedanya.

Sampai di sana, Keisya bertemu dengan dua orang terdekatnya yang kelihatannya juga baru sampai di area parkiran. Seorang siswi dengan balutan jas OSIS-nya juga tas ransel berwarna putih yang tersampir di punggungnya itu kelihatan sibuk mengeluarkan sepedanya dari area jajaran sepeda yang di parkirkan di sana, sudah pasti itu Tiara.

Kemudian tidak jauh dari posisi Tiara, terlihat seorang siswa yang bersandar pada pilar penyangga atap beranda sekolah sembari menatap apa yang Tiara lakukan. Siswa itu memakai jaket bertudung berwarna abu-abu juga sebuah tas hitam yang terselempang di tubuhnya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana katunnya, serta jangan lupakan sebuah permen loli yang memenuhi mulutnya. Siapa lagi kalau bukan Farrel. Di sekolah, Farrel memang lebih sering bersama Tiara dibandingkan bersama Keisya mengingat mereka berdua itu kan satu kelas.

Keisya menghentikan langkahnya di sisi Farrel. Farrel yang mulai menyadari kehadiran Keisya pun langsung melirik ke arah Keisya, menatap wajah lesu itu dengan tatapan malasnya, "Ra, liat tuh kembaran lo. Jelek banget emang" ucap Farrel kelewat jujur pada Tiara.

Tiara pun langsung menggulirkan bola matanya ke arah Keisya lantas dia berdecih jijik, benar ternyata apa yang Farrel katakan, kondisi Keisya saat ini benar-benar terlihat sangat buruk. "Kalau jelek mah bukan kembaran gue, Rel" Ucap Tiara yang malah dibalas tawa receh Farrel.

"Apaan sih kalian, demen banget gue tersiksa" gerutu Keisya, kesal rasanya karena Tiara dan Farrel yang malah mengejeknya alih-alih khawatir dengan keadaannya ini.

Farrel menghentikan kekehannya. Sekali lagi dia menatap Keisya yang kali ini segampang itu merasa emosi karena candaan yang kerap kali dilontarkan olehnya dan Tiara. Sudah pasti ada sesuatu yang besar yang menjadi penyebab Keisya selesu ini. Farrel pun mengeluarkan permen loli dari mulutnya, "Bercanda. Kenapa sih kenapa?"

Keisya menoleh ke arah Farrel, raut wajah Farrel terlihat lebih serius dari sebelumnya jadi kemungkinan besar Farrel sudah paham akan situasi yang Keisya alami saat ini. Dalam sekejap raut kesal Keisya pun berubah seketika menjadi raut wajah sedihnya. Keisya pun langsung bergerak menghampiri Farrel lalu memeluk lengan kiri Farrel kelewat erat.

"Farrel gue lupa ngerjain PR" rengek Keisya.

"Hah?!" Pekik Tiara dan Farrel secara bersamaan. Lantas keduanya saling berpandangan dengan raut wajah terkejut yang tercetak jelas di wajah mereka. Tiara mengangkat kedua alisnya bertanya pada Farrel mengenai PR apa yang Keisya lupa kerjakan. Farrel pun langsung mengangkat bahunya tidak tahu karena Keisya saja baru bercerita sekarang.

"PR mapel siapa cuy?" Tanya Farrel pada akhirnya pada Keisya.

Keisya menggulirkan bola matanya ke arah Farrel, "Bu Riri"

"Bego" ucap Farrel dan Tiara secara bersamaan yang membuat Keisya menatap keduanya dengan tatapan emosinya. Keisya bahkan melepaskan pelukannya di lengan Farrel.

"Gue nggak bego ya. Gue lupa. Salah sendiri itu guru kenapa kasih PR, udah tau gue pelupa. Anj---"

PLAK!

"---ADUH!" Pekik Keisya sembari memegangi bibirnya yang menjadi korban tamparan Farrel.

Farrel berdecak pelan sembari menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Ck ck ck liatin tuh Ra, kembaran lo mulutnya kotor banget" Katanya seraya menunjuk wajah Keisya.

Tiara menghela napasnya panjang seraya memijat pelipisnya yang mendadak terasa nyeri mengetahui masalah yang dihadapi kembarannya. Ternyata masalah itu adalah masalah yang seringkali dihadapi Keisya karena sisi pelupa Keisya. Tiara sampai bosan mendengarnya. "Bukan kembaran gue itu Rel. Udah ah pulang yuk" kata Tiara sebelum kemudian dia menunggangi sepeda jenis hybrid berwarna putih dengan keranjang depan dan tempat boncengan di belakangnya, lalu mengayuhnya keluar dari area parkiran sekolah, meninggalkan Keisya dan juga Farrel di sana.

CROSSROADحيث تعيش القصص. اكتشف الآن