Chapter 6 : Percobaan Kesekian

24 6 3
                                    

Keisya menarik tangan Tiara menuju ke kelasnya tepat setelah mereka selesai memarkirkan sepeda.

Dengan tangan satunya yang ditarik paksa oleh Keisya, Tiara melirik ke arah jam di pergelangan tangannya yang merujuk ke angka enam lebih lima menit kemudian dia mengalihkan atensinya ke arah punggung Keisya dengan tatapan ragunya, "Lo serius Kei, sepagi ini?"

Keisya menganggukkan kepalanya dengan tegas, kemudian dia dan Tiara segera berjalan menaiki tangga menuju ke kelas 12 IPS-2 di mana kelas Keisya berada. Begitu sampai di lantai tiga di mana kelasnya berada, Keisya langsung melambatkan langkahnya yang kemudian diikuti oleh Tiara, katanya sih agar mereka tidak menimbulkan suara yang berisik yang membuat target mereka tahu. Tiara agak kurang setuju sebetulnya dengan siasat Keisya ini, karena ayolah, mereka itu kan berniat bertemu dengan target mereka, jadi untuk apa pula sekarang mereka berusaha sekuat tenaga untuk tidak ketahuan oleh target mereka. Tapi ya sudahlah, sebagai seseorang yang berniat membantu Keisya, Tiara menurut saja.

Keisya langsung membungkukkan badannya tepat di depan kelas dua belas IPS-2 diikuti oleh Tiara. Keduanya lantas berjongkok di sana, dengan menyandarkan punggung mereka pada dinding kelas. Tiara menoleh ke arah Keisya yang wajahnya tampak pucat seperti orang menahan buang air besar. Ck! Ck! Ck! Ditemani olehnya saja Keisya sudah setertekan ini, bagaimana kalau dia sendirian menghadapi targetnya.

Puk!

Tiara pun menepuk pelan bahu Keisya yang ternyata berhasil membuat Keisya berjenggit terkejut. Secara refleks Keisya pun langsung menoleh ke arah Tiara. Dengan mengabaikan raut syok Keisya, Tiara langsung mengepalkan satu tangannya ke depan wajah Keisya lalu bergumam, "semangat"

Keisya menghela napasnya pelan mendengar perkataan Tiara. Sudah repot-repot membuatnya terkejut, tidak tahunya hanya untuk mengatakan hal tersebut. Keisya pun tampak terdiam selama beberapa saat, sedang berusaha meyakinkan dirinya sendiri agar berani menyelesaikan rencananya dan Tiara ini.

Setelah lumayan berani, secara perlahan dia bangkit dari posisinya, mulai mengintip kondisi di dalam kelas lewat kaca jendela depan. Keisya mengerutkan keningnya dalam-dalam begitu melihat setiap sudut kelasnya dalam keadaan sepi. Bangku-bangku juga masih sangat rapi, tidak berubah posisinya seperti terakhir kali Keisya lihat. Sepertinya memang belum ada siswa atau siswi yang datang ke kelas. Keisya pun kembali berjongkok kemudian dia melirik Tiara. "Masih sepi Ra" kata Keisya dengan polos.

Tiara pun langsung memasang raut wajah terkejutnya, "lah, lo bilang dia selalu berangkat pagi" kata Tiara mengingatkan Keisya akan perkataannya semalam saat mereka mengatur rencana untuk direalisasikan di hari ini.

Ya, sebelumnya, Keisya meminta bantuan Tiara untuk menyelesaikan urusannya dengan Nathan di hari ini. Atas dasar saran dari Farrel yang katanya dia harus mendekati Nathan sebelum dia benar-benar meminta maaf pada Nathan, maka Keisya pun berencana untuk mendekati Nathan disaat Nathan sedang sendirian. Katanya sih Nathan adalah salah satu murid yang paling rajin berangkat pagi bahkan dia sudah ada di sekolah sejak pukul enam pagi, makannya Keisya sengaja berangkat lebih awal ditemani oleh Tiara ---karena Keisya tidak berani melakukannya sendirian--- agar dia bisa lebih leluasa bertemu dengan Nathan dan berusaha akrab dengannya. Sebenarnya bisa saja sih Keisya mendekati Nathan di jam-jam sekolah, tapi Keisya rasa akan sangat canggung kalau dia mendekati Nathan di depan khalayak umum. Pun sifat Nathan yang terlampau dingin pasti akan membuatnya berubah semakin dingin kalau Keisya tiba-tiba mendekatinya dalam keadaan seperti itu.

"Gue kan dapet infonya dari orang lain juga Ra, ya jadi nggak tau bener apa enggak" ucap Keisya. Tolong jangan lupakan fakta kalau Keisya itu terbiasa berangkat agak siang, bahkan sampai di sekolah lima menit sebelum bel masuk berbunyi, dan saat dia datang itu Nathan pasti sudah ada di sekolah, sehingga Keisya juga tidak bisa memastikan apakah Nathan memang terbiasa berangkat sepagi ini atau tidak. Semuanya benar-benar Keisya dapatkan dari informasi yang diberikan oleh orang lain.

CROSSROADWhere stories live. Discover now