Chapter 16 : Ambigu

19 4 0
                                    

Keisya memajukan bibirnya ke depan, merasa cukup jengah dengan Syima yang sedari tadi tidak berhenti mendadani dirinya. Mulai dari wajah sampai rambutnya. Padahal perjanjiannya hanya wajahnya saja yang di make-up untuk bisa menutupi luka yang cukup memprihatinkan di wajah Keisya, tapi tiba-tiba saja dirinya ini benar-benar di make-over oleh Syima. Bahkan karenanya juga, Syima menghabiskan hampir setengah jam hanya untuk kegiatan yang tidak Keisya inginkan sekarang ini.

Lho, kok mirip dengan kejadian saat di Bandung?

"Cima gue tuh mau sekolah bukannya mau kondangan. Ini ketebelan tau" gerutu Keisya.

Namun seolah tidak mendengar gerutuan kesekian yang Keisya lontarkan, Syima malah mulai sibuk merapikan rambut panjang Keisya yang biasanya dia kuncir kuda. Kali ini sengaja Syima biarkan tergerai indah, dengan bonus sebuah bando yang dia pasangkan di kepala Keisya.

Keisya menatap tidak percaya ke arah pantulan cermin dihadapannya ini. Bagaimana bisa Syima meletakkan benda kuning itu di sana? Jauh sekali dari request Keisya yang inginnya rambutnya dikuncir kuda seperti biasanya. Bahkan saking tidak sukanya Keisya secara refleks memegang bando tersebut, berniat melepaskannya dari kepalanya.

Plak!

"Aw" pekik Keisya kesakitan lantaran tangannya yang dipukul oleh seseorang. Dia pun refleks menatap tajam pada Farrel. Entah sejak kapan Farrel masuk ke kamar Syima, yang jelas Keisya baru menyadarinya barusan dan dia cukup kesal dengan apa yang baru saja Farrel lakukan.

"Udah bagusan begitu. Biar kaya anak ayam" lalu Farrel pun tertawa pelan yang entah kenapa lebih terdengar seperti sebuah ejekan untuk Keisya.

"Apaan sih lo dugong. Ogah banget gue disamain sama anak ayam. Ini tuh berlebihan bang---hmphh!" Ucapan Keisya terhenti seketika saat Farrel membekap mulut Keisya. Sengaja, agar Keisya tidak protes semakin panjang lagi karena dilihat dari manapun raut wajah Syima sudah memerah seperti ingin menangis karena perkataan Keisya barusan yang mengkritik hasil karyanya.

Keisya langsung mendorong tangan Farrel dengan sekuat tenaga, lalu meraup oksigen dengan rakus, "anjing ya lo. Bibir gue lagi sakit. Perih bego" pekik Keisya emosi bukan main.

Farrel melirik Keisya malas, "Halah, ngibul ya lo. Itu teriak aja bisa kok"

Keisya pun langsung mengangkat tas ranselnya yang tergeletak di atas meja rias ke arah Farrel. Berniat melemparkan benda tersebut pada Farrel. Kesal karena Farrel mengatakan kalimat yang membuatnya emosi seperti itu.

Melihat Keisya mengamuk membuat Farrel langsung menyembunyikan tubuhnya di belakang Syima, meminta perlindungan adiknya. Keisya tidak akan berani menyakiti Syima, jadi inilah cara yang paling ampuh untuk membuatnya terhindar dari amukan Keisya.

Entahlah, semenjak pernikahan Fina, Keisya berubah menjadi sosok yang emosional yang hobi melakukan kekerasan verbal pada Farrel seperti Tiara. Benar-benar membagongkan sekali rasanya. Karena perubahan Keisya tersebut membuat Farrel tidak bisa melampiaskan seluruh kejahilannya pada Keisya seperti biasanya.

Syima meringis pelan lalu ia langsung menurunkan tangan Keisya dengan hati-hati, "Kakak jangan marah lagi dong. Lagian disamain sama anak ayam juga nggak papa kok Kak. Kan lucu. Cima yakin deh, semua yang liat Kakak pasti setuju sama yang Cima bilang" kata Syima dengan pembawaan antusiasnya. Tidak perduli sekalipun perkataannya membuat Farrel tertawa terbahak karena istilah 'anak ayam' yang dia katakan untuk mendeskripsikan penampilan Keisya disetujui oleh Syima, meskipun dalam konotasi yang lebih positif tentu saja.

Keisya pun hanya bisa melemparkan senyuman terpaksanya. Tidak berani membantah Syima lebih jauh lagi. Takutnya gadis imut itu menangis karenanya. Karena bagaimanapun juga Syima bukanlah Tiara yang hanya bisa pasrah ketika Keisya memarahinya bahkan dengan senang hati menghapus karyanya, Syima bisa betulan menangis kalau Keisya melakukan apa yang sudah lebih dulu dia lakukan pada Tiara. Jadi pilihan satu-satunya yang dia punya sekarang adalah pasrah.

CROSSROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang