Chapter 8 : Surprising

34 7 2
                                    

Farrel menyempatkan dirinya untuk menutup pintu gerbang rumahnya sejenak.

Kemudian Farrel berjalan menyebrangi jalanan besar di kompleknya menuju ke rumah yang terletak di seberang rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemudian Farrel berjalan menyebrangi jalanan besar di kompleknya menuju ke rumah yang terletak di seberang rumahnya. Ya, rumah Keisya dan juga Tiara.

Tok! Tok! Tok!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tok! Tok! Tok!

Pria dengan balutan celana pendek dan atasan berupa kaos lengan pendek berwarna putih tersebut langsung mengetuk pintu utama rumah keluarga Keisya dan Tiara sebanyak tiga kali, lalu tak lama kemudian pintu tersebut pun dibuka dari dalam oleh Bunda Keisya dan Tiara.

"Eh Farrel tumben malem-malem kesini" kata Bunda begitu tahu kalau tamu yang datang ke rumahnya ternyata anak dari tetangga depan rumahnya alias Farrel.

Farrel tersenyum sampai matanya menyipit lucu, "Biasa Tan, diundang sama Kei---eh Tiara maksudnya" ucap Farrel buru-buru meralat ucapannya yang mulanya berniat menyebutkan nama Keisya. Bukannya apa-apa, Farrel itu mengenal wanita paruh baya dihadapannya ini sudah sangat lama. Dia jelas tahu kalau wanita yang memiliki wajah seperti malaikat ini bisa langsung berubah menjadi iblis kalau-kalau menyangkut soal Keisya. Farrel tidak mau saja Keisya dimarahi oleh Bundanya hanya karena masalah sepele, yaitu meminta Farrel datang ke rumahnya malam-malam begini. Meskipun sebetulnya sih jam 8 malam masih kategori wajar untuk Farrel berkunjung ke rumah tetangganya ini, tapi sekali lagi dimata Bunda, hal sesepele itu bisa menjadi sebuah kesalahan.

Sesuai dugaan Farrel, nama 'Tiara' yang ia sebutkan membuat ibu dari empat anak tersebut melemparkan senyuman manisnya. Lantas beliau mempersilahkan Farrel masuk ke dalam.

Farrel menganggukkan kepalanya sekali, lalu ia berjalan menuju ke taman belakang karena memang Keisya memintanya untuk datang ke sana.

Ngomong-ngomong Farrel menuju ke taman belakang tanpa di antar oleh Bunda karena memang Farrel sudah hafal betul letak tiap-tiap ruangan di rumah ini yang memang tidak berbeda jauh dengan kondisi di rumahnya mengingat rumahnya pun memiliki tipe yang hampir sama seperti rumah keluarga Keisya.

Farrel menggeser pintu kaca yang menjadi pembatas antara taman belakang dengan ruang keluarga.

Dari posisinya, Farrel bisa melihat bagaimana taman belakang ini disulap oleh Keisya dan Tiara menjadi tempat kemping yang begitu nyaman. Ada sebuah tenda berukuran sedang di dekat kolam renang yang tidak begitu luas di sana, tepat di sisi ayunan kayu. Kemudian ada juga api unggun sederhana yang terletak tak jauh dari tenda dan yang terakhir adalah sebuah karpet bulu yang digunakan sebagai alas untuk mereka bermalas-malasan di sana. Beberapa toples camilan dan minuman kemasan pun tidak absen untuk ikut meramaikannya.

CROSSROADWhere stories live. Discover now