Episode 2

25 5 4
                                    

Matahari telah terbit. Himeya dan lainnya bergegas menuju desanya para Elf. Eaver yang telah selesai melakukan pemeriksaan hutan pun kembali ke gua dan membawa Himeya dan lainnya ke Desa.

"Kira-kira desanya seperti apa ya nanti, apa bakal ada mie ayam!?, wahh ga sabar nih dari kemarin makan snack mulu ga enak." Ardha yang penasaran dan mengeluh ketika perjalanan.

Ketika pertengahan jalan, Gremon Eaver yaitu si trenggiling Tuir menghampiri Eaver dan berkata jembatan di sungai perbatasan telah dihancurkan oleh suku Tribal. Takeda pun menyarankan untuk tetap terus ke sungai karena jika mereka memilih jalan alternatif, maka para suku pun akan melakukan penyergapan.

Keputusan Takeda tersebut pun disetujui. Menuju lah mereka kesana dan setelah tiba disana,ada seorang Elf yang terkena Bear Trap. Kakinya masih tertancap jebakan itu dan Sonari pun tanpa pikir panjang berlari ke Elf itu dan ingin menyelamatkannya.

"Sonari jangan kesana!!, ini jebakan!!" Teriak Kazuki yang mengetahui jebakan dari suku Tribal itu.

Seketika Sonari sontak berhenti dan bertanya kenapa Kazuki melarang dia menyelamatkan Elf itu.

"Lihat!, bekas tancapan di kakinya mengalir sedikit minyak seakan dalam ujung mata duri jebakan itu, terlihat seperti di isi oleh bahan bakar," ucap Kazuki.

"Jika kita melepaskan jebakan itu, maka minyak akan kecipratan melalui kaki elf itu dan menciptakan polusi absolut sehingga memberi sinyal suku tribal dan kita akan kesulitan bertarung karena polusi itu nanti." jelas Kazuki melanjutkan ucapannya.

Himeya yang ingin menyelamatkan Elf itu tapi rasa gugup dan cemasnya membuat ia ragu dan tertahan oleh rasa takutnya. Tetapi Ardha masa peduli dengan resiko dan menyelamatkan elf itu

"Kita hanya memikirkan diri sendiri sedangkan elf itu menangis ingin di tolong kan, untuk apa gelar quester ini hah?!" Ardha yang marah ke Kazuki.

Ardha berlari dan melepaskan jebakan itu. Minyak pun terciprat dari kaki elf itu yang membuat polusi absolut. Memberi sinyal suku Tribal dan mulai menyergap Himeya dan lainnya.

Himeya pun kesal dan benci karena hati dia yang ingin menolong orang lain justru tertahan oleh kegugupan dan kecemasannya. Membuat dia benci oleh dirinya sendiri.

Polusi semakin meluas,mereka kesulitan dalam bernafas, suku Tribal pun tiba dan menyerang mereka. Para Quester men summon Gremon mereka untuk menghadapi suku itu. Suku itu jg memiliki Gremon yang berbahaya dan perkelahian pun terjadi dibalik udara gelap yang penuh polusi.

Ketika berkelahi, salah satu suku secara diam-diam menculik Sonari dan hanya Himeya lah yang tau. Himeya pun ragu bimbang dan takut ingin menolong Sonari.

"Aku....AKU BENCI DIRIKU. AKU INGIN MENYELAMATKAN SONARI!!" teriak Himeya dalam hati dan bergegas menyelamatkan Sonari.

Himeya mengejar orang itu,dan terjadilah perkelahian 1 vs 1 dengan orang itu. Sonari yang pingsan pun di letakkan dekat pohon oleh suku itu.

Himeya mempersiapkan kuda-kuda nya dan suku itu melempar pasir ke arah mata Himeya sehingga menyebabkan kebutaan bagi Himeya.

Himeya dengan cepat men summon Qouma dan Qouma pun melindungi Himeya. Tapi Himeya malah menyuruh Qouma membawa Sonari ke temannya yang lain.

"Qouma!!, bawa Sonari pergi dari sini. Aku akan membencimu jika kau menolong ku. Ini hukuman ku karena kebencian pada rasa gugup ku. Ini pertandingan satu lawan satu, jadi jangan mengganggu." tegas Himeya ke Qouma sambil mengusap-usap matanya.

"Kejar Gremon itu, huahahaha," ucap suku itu ke Gremon nya sambil tertawa jahat menjulur lidah.

Qouma dikejar oleh Gremon suku itu, Lizard Gremon. Sementara Himeya bertarung melawan orang suku itu. Orang suku itu mulai menyerang Himeya dari bawah dan mengincar dagu Himeya untuk di tinju ke atas. Himeya pun terlempar ke atas dan matanya mulai berkunang-kunang melihat sekitarnya. Himeya pun menyerang balik dengan memukul suku itu tapi apa daya power Himeya tak cukup kuat melawan orang suku itu.

Himeya melakukan kick slide namun musuh dengan cepat mengelak serangan Himeya. Himeya menggunakan handlov nya kemudian menggunakan elentaro Flame nya menciptakan Flame: Blast Shoot nya agar bisa melakukan serangan jarak jauh. Musuh pun mengeluarkan senjata berbentuk taring macan yang bernama Fang. Lalu ia menyerang Himeya secara membabi buta.

Himeya hanya melakukan pertahanan dan memikirkan cara agar dapat menaklukkan musuhnya. Disisi lain Qouma telah tiba dan memberi tahu yang lain kalau Himeya sedang berhadapan dengan musuh yang kuat.

Yang lain sibuk dalam melawan musuh dan awalnya Takeda lah yang ingin menyelamatkan Himeya namun Kazuki langsung dengan cepat menuju Himeya bersama Qouma karena bagi Kazuki, Himeya adalah sahabat terbaik dan sahabat yang harus ia lindungi.

Sesampainya di tempat Himeya,rupanya Himeya telah membuat musuh sangat kelelahan dan sayangnya Himeya pingsan tergeletak di tanah.

Kazuki yang marah pun menyerang suku itu dan terjadilah perlawanan sengit. Kazuki melempar dagger nya ke arah musuh dan ketika musuh panik, Kazuki bergerak cepat ke belakang musuh dan menggunakan lutut kakinya untuk menyerang musuh.

Musuh yang saat itu sudah kelelahan sangat sulit melakukan serangan balik dan mengelak gerakan Kazuki. Kazuki sangat berbakat dan jenius dalam bertarung sehingga musuh pun kebingungan dan panik dalam setiap serangan Kazuki.

Kazuki menggunakan handlov kemudian menciptakan elentaro Shadow stage 2, Phantom agar menciptakan bayangan hidup bersifat penghisap agar dapat menghisap setengah badan musuh. Ketika musuh terhisap, Kazuki pun menendang kepalanya sehingga membuat dia pingsan saat itu.

Kazuki pun menyesal tidak bisa menyelamatkan Himeya dengan cepat waktu itu membuat dia sedih karena kondisi sahabatnya yang penuh luka.

Akhirnya Kazuki bersama Qouma yang membawa Himeya kembali ke temannya dan rupanya mereka sudah tidak ada lagi disana.

Hawkier datang menghampiri Kazuki dan berkata bahwa yang lain sudah melarikan diri dengan menungganginya. Kazuki pun membawa Himeya dan memasukan Qouma lagi ke dalam pyramid egg milik Himeya lagi.

Mereka pun menuju desanya Elf. Disana Ardha sangat terluka cukup parah dan dirawat disana. Takeda berkata bahwa jumlah musuh terlalu banyak dan kuat sehingga ia kesulitan membantu para juniornya.

Eaver pun membujuk kepala desa agar Himeya dan Ardha di sembuhkan melalui getah pohon Hvvieur. Tetapi kepala desa menolak karena sejak awal mereka tidak ingin orang asing menggunakan/memanfaatkan pohon Hvvieur kecuali penduduk asli di pulau sana. Takeda menghormati keputusan dan merawat mereka dengan caranya sendiri.

Takeda sebelumnya ialah seorang intel dan agen khusus dari Negara Asteria sehingga dia memiliki pengalaman dalam menyembuhkan diri sendiri ataupun orang lain. Negara Asteria memiliki organisasi rahasia yang terdiri dari agen/intel yang bertugas mengeliminasi secara diam atau melakukan pengintaian ke daerah lain.

Himeya dan Ardha pun telah dirawat oleh Takeda dan Sonari. Sementara Eaver menjelaskan ke kepala desa kalau mereka bukanlah orang yang seperti mereka pikirkan. Kepala desa tidak ingin mempercayai karena sebelumnya, Quester yang berhasil keluar dari pulau ini ternyata memiliki niat jahat dan mengambil buah pohon Hvvieur yang menyebabkan kemarahan besar penduduk Elf. Bahkan sebenarnya kepala desa sangat tidak menyukai Takeda dan kelompoknya yang menginap di rumah Eaver.

Saat perbincangan mereka,rupanya Takeda telah menggunakan alat penyadap di salah satu aksesoris Eaver sehingga Takeda pun mengetahui semua informasi mengenai pulau Elfven dan misteri pohon Hvvieur.

Rupanya, pohon Hvvieur memiliki sejarah kelam dimana bibit dari pohon ini adalah jantung dari seorang wanita elf kecil yang dipaksa berkorban sebagai salah satu sembahan kepada tuhan mereka.

Jantung wanita itu bisa tumbuh menjadi pohon karena berkah tuhan mereka yang telah memakan jasad wanita kecil itu dan hanya meninggalkan jantungnya sehingga bisa di tanamkan menjadi pohon raksasa bernama Hvvieur.

Informasi gelap ini pun membuat Takeda shock dan tidak percaya bahwa ras Elf yang baik hati dan terlihat suci rupanya mengorbankan wanita kecil hanya karena tuhan mereka yang tidak jelas apakah dia tuhan atau sesosok monster.

"Tidak ada Tuhan yang ingin memakan jasad ciptaannya sendiri." ucap Takeda dalam hati.

To Be Continued

DrahimeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang