Episode 50

1 1 0
                                    

Nuansa pulau Elfven menjadi sangat gelap dan menegangkan, bagaikan sedang berada di neraka. Semua warga tersiksa, dibunuh secara brutal oleh monster tersebut.

Suasana mencekam mengerikan yang disebabkan monster itu membuat banyak jeritan ketakutan dan kesakitan, serta membuat banyak warga yang memilih bunuh diri hingga kehilangan kesadaran ataupun akal sehatnya.

Di waktu yang bersamaan, Takeda meminta Tuir lebih cepat lagi namun kali ini monster itu mengeluarkan bentuk aneh nya yang lebih beragam dan bahkan sangat mengerikan dan begitu berwujud monster sampai-sampai Tuir kewalahan melewati nya.

Tuir yang berusaha melewati bentuk-bentuk mengerikan tersebut langsung menabrak dinding yang dikeluarkan monster tersebut secara mendadak.

"ARGHH!" teriak Tuir kesakitan.

"Tuir!" ucap Takeda yang mengkhawatirkan Tuir.

Tuir pun berhenti bergelinding, dan ia pun menjadi ke mode mini nya. Takeda yang sebelumnya berada di dalam Tuir langsung keluar dari tubuh Tuir sebelum Tuir berubah menjadi mode mini nya.

"Kau istirahat lah Tuir." perintah Takeda ke Tuir.

"Tapi!....." ucap kecewa Tuir.

"Kau sudah berjuang dengan baik, masuklah!. Kumpulkan tenaga mu." ucap Takeda.

Takeda pun mengeluarkan pyramid egg, memasukkan Tuir ke dalamnya.

"Maafkan aku tuan Takeda...." ucap Tuir yang kecewa dengan dirinya.

"Tidak masalah Tuir. Kau hebat, dan kau telah berjuang demi rakyat di pulau ini. Istirahat lah dulu." ucap Takeda yang tersenyum melihat Tuir.

Tuir pun kembali masuk ke pyramid egg. Takeda pun melanjutkan perjalanan nya menuju gua dengan menggunakan tenaga dia sendiri.

Rupanya, selama berada di dalam Tuir, Takeda mengumpulkan Qyushu sebanyak mungkin untuk siap-siap menghadapi situasi tersulit nanti nya.

Takeda pun mengaliri listrik di kaki nya, kemudian ia berlari dengan cepat ke perkumpulan warga disana. Takeda terus diserang oleh bentuk aneh yang dikeluarkan monster itu, berbagai bentuk aneh tersebut sangat mengerikan dan mengancam bagi nyawa Takeda.

Takeda dengan gesit dan lincah mengelak semua serangan yang datang.

"KAU!, AKAN KU BUNUH KAU! HIHIHIHAHAHAHAHAHA!" teriak menakutkan monster itu.

"Cihh....," ucap Takeda yang kesulitan menghindari serangan.

"Oi kepiting selokan!, kenapa?, sudah mulai marah ya?, tidak mau main-main lagi?, wkwkwk. Kau seperti bocah wanita saja, sakit cuman digigit semut saja ngamuk. HAHAHAHA!" ucap tawa jahat Takeda menyindir monster.

"HEHE, AKAN KU JADIKAN ITU KATA-KATA TERAKHIR MU HAHAHA!" tawa jahat monster itu.

Monster itu terus menyerang Takeda, beruntung Takeda sudah mau mendekati warga. Namun.....hal yang mengejutkan pun terlihat di mata Takeda sendiri.

Banyak warga menderita, lumuran darah berserakan dan kondisi tanah yang retak dan hancur begitu besar. Teriak jeritan warga yang membuat suasana menjadi lebih gelap dan menakutkan.

"Apa.....apa-apaan ini...." ucap Takeda yang tercengang dan sedikit ketakutan.

Takeda menyaksikan semua, begitu juga dengan yang lainnya. Pulau itu sudah bagaikan neraka bagi mereka.

Warga disana mengalami penyiksaan dan pembunuhan yang brutal, dimulai dari salah satu warga yang kepala nya di potong setengah hingga leher. Lalu ditarik separuh badannya oleh tangan aneh dari monster itu, dengan pelan hingga badannya menjadi terbelah dua. Warga itu terbelah dalam posisi mata melotot dan lidah menjulur.

DrahimeyaWhere stories live. Discover now