Episode 63

1 1 0
                                    

Begitu banyak rintihan air jatuh dari mata Himeya, membasahi tanah karena rasa sedih nya yang begitu besar karena kematian Qouma.

Teriakan Himeya membuat warga yang berada didepannya pun terdiam dan ikut berduka. Mereka merenung karena tak bisa berbuat apa-apa dan justru mengandalkan seorang anak kecil yang padahal mereka lebih tua dari anak kecil itu (Himeya).

"NAK!.....AYO KITA PERGI!....." teriak pasukan tersebut yang ikut sedih dan memanggil Himeya.

Himeya hanya terdiam dan merenung. Kedua tangannya begitu gemetar seolah masih tak menyangka dengan kejadian yang menimpai nya.

"Oi sudahlah!, biarkan dia menyelesaikan urusannya dulu." ucap warga Elf ke pasukan itu.

"Tapi...dia seorang anak kecil. Kita tidak bisa meninggalkan begitu saja." ucap pasukan itu.

Himeya pun berdiri, ia mengeluarkan ekspresi penuh tekad dan serius. Ia mengelap kedua tangannya seolah dia siap menghadapi monster itu nantinya.

"PERGI SAJA DULUAN......AKU AKAN MENYUSUL...." teriak Himeya memberitahu warga di depannya.

"Oi bagaimana ini?" ucap warga lain yang bingung.

"Dia bukan bocah yang lemah, ayo kita biarkan dia dulu." ucap seorang warga Tribal.

"NAK!......BERHATI-HATILAH!" teriak pasukan tersebut ke Himeya.

Warga lain pun memutuskan melanjutkan perjalanan mereka ke gua secepatnya. Sementara Himeya memilih untuk berdiam diri disana untuk beberapa waktu.

Kembali lagi di masa dimana Takeda serta yang lainnya sedang menuju ke gua. Takeda beserta warga terus berlari dan melompati setiap daratan yang terpisahi oleh retakan yang cukup luas.

Takeda menggunakan Hawkier nya untuk membantu warga dalam melompat atau menyebrangi tiap daratan yang terpisah.

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka bertemu dengan pasukan baik yang sebelumnya bersama Himeya.

"Kita kedatangan bala bantuan." ucap pasukan baik itu.

"OII!, AYO KITA PERGI DARI SINI!. SELAMATKAN YANG LAIN!" teriak Takeda memerintahkan pasukan di hadapannya.

Pasukan baik itu langsung memerintah teman-temannya untuk secepatnya menyelamatkan warga dan berkumpul bersama menuju ke gua.

Takeda pun berhenti sejenak bersama warga untuk mengambil nafas dan beristirahat sejenak setelah sebelumnya lari tanpa kenal lelah.

"Hei....aku barusan bertemu dengan junior mu tadi." ucap pasukan baik itu ke Takeda.

Sahabat Himeya pun sontak kaget mendengar pernyataan pasukan baik itu.

"Oh iya?, dimana ia sekarang?" tanya Takeda.

"Dia membawa warga menuju gua bersama. Tenanglah dia baik-baik saja dengan Gremon nya." ucap pasukan baik tersebut.

"Syukurlah. Ayo semuanya siap-siap!, kita akan berangkat lagi!" perintah Takeda ke warga yang bersamanya.

Setelah beberapa menit kemudian, warga yang disana berhasil diselamatkan namun ada juga yang berakhir mati disana. Takeda menyayangkan kematian mereka dan ikut berduka atas kematian warga baik para Elf maupun suku Tribal.

"Nanti setelah semua ini berakhir, aku harap kalian para pendatang dari luar menghadiri upacara pemakaman warga pulau ini." ucap pasukan baik itu.

"Tentu, maafkan kami tidak bisa menyelamatkan mereka semua." ucap Takeda.

"Kita bukanlah Tuhan atau makhluk paling kuat, jadi ini memang sudah takdir nya. Mereka sudah tenang di alam sana." ucap pasukan baik itu.

Setelah perbincangan berakhir, Takeda bersama pasukan baik itu memerintahkan warga yang ada disana untuk berkumpul dan bersama-sama menuju ke gua.

DrahimeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang