Episode 61

1 1 0
                                    

"TOLONGGGGG!!!" teriak pasukan yang sebelumnya ditemui Himeya.

"Suara itu.....Himeya!, itu suara bapak tadi!" ucap kaget Qouma memberitahu Himeya.

"Kau benar Qouma!" ucap Himeya yang juga kaget.

"Ayo kita selamatkan dia!" ucap pasukan yang diselamatkan Himeya tadi.

Himeya, Qouma, dan pasukan itu berlari menuju pasukan yang berteriak tadi. Mereka langsung kaget melihat bentuk aneh yang cukup besar telah menangkap dirinya dan beberapa warga.

Bentuk aneh itu berbentuk seperti bunga yang memiliki pori-pori yang berfungsi sebagai penghisap dan ada gigi-gigi di setiap pori-pori nya, berfungsi untuk menusuk mereka yang terhisap dan menempel ke dirinya.

"Tidak mungkin!" ucap kaget pasukan yang bersama Himeya.

"TOLONGGG!!" teriak pasukan yang tertangkap oleh bentuk aneh itu.

Perut pasukan itu tertusuk oleh gigi bentuk aneh itu. Himeya lalu mencoba membakar kulit monster itu dengan mengubah tangannya menjadi api dan meninju nya. Namun, upaya Himeya tidak membuahkan hasil apapun.

"Sial!, kulitnya begitu tebal." ucap kesal Himeya.

"Tenang dulu Himeya!, pasti ada cara mengalahkan makhluk ini." ucap Qouma.

Mereka pun mulai mencari dan melihat-lihat pada setiap sisi makhluk bentuk aneh tersebut. Setelah melakukan pemantauan, pasukan yang sedang bersama Himeya langsung melihat sesuatu yang unik.

"Nak!, sepertinya ada sesuatu yang bergelantungan di ranting pohon itu!" ucap pasukan itu menunjuk ke arah yang ia maksud.

Himeya pun ikut melihat apa yang ditunjuk oleh pasukan itu. Rupanya, ada sebuah bentuk aneh seperti kantong yang setiap sisi nya dipenuhi oleh banyak mata. Kantong itu memiliki ekor yang menyambung langsung dengan bentuk aneh yang dihadapan Himeya saat ini.

"Ohh, disitu rupanya!" ucap Himeya hendak menuju ke kantong itu.

"Tunggu!" ucap pasukan itu menghalang Himeya dengan tangannya.

"Lihat mata-mata itu, seperti sedang mengawasi dan mempersiapkan sesuatu untuk serangan yang akan datang ke dirinya. Aku yakin ada jebakan, biar aku saja yang mengurus hal ini." ucap pasukan itu.

"Kau yakin?" tanya Himeya yang ragu.

"Tentu." jawab pasukan yang penuh keyakinan.

"Berhati-hatilah pak!" ucap Qouma ke pasukan itu.

Pasukan itu langsung melakukan sesuatu yang ia rencanakan, tetapi ia berlari ke arah samping, bukan menuju ke kantong itu. Himeya dan Qouma penasaran dengan apa yang akan ia lakukan.

"(Apa yang akan dilakukan bapak itu...)." ucap Himeya yang penasaran dalam hati.

Bapak itu pun melakukan sesuatu yang tidak bisa Himeya dan Qouma lihat. Beberapa detik kemudian muncul sebuah botol yang berisi minyak, terlempar dari arah bapak tersebut. Himeya dan Qouma kaget melihat botol itu.

Botol itu pun jatuh ke tanah tepat di bawah kantong itu. Botol itu pun pecah dan menciptakan polusi absolut yang cukup besar menutupi kantong itu.

"Kenapa ia menciptakan polusi absolut?, apa biar mata itu tidak bisa melihat?" tanya Himeya yang kaget dan kebingungan.

Setelah polusi absolut itu begitu tebal hingga kantong itu tak terlihat, tiba-tiba ada bunyi seperti tusukan yang seolah tusukan itu datang begitu cepat.

Tiba-tiba bentuk aneh dihadapan Himeya dan Qouma menyusut dan mengering. Gigi-gigi yang menusuk warga pun jadi rapuh hingga menjadi debu.

"Apa yang terjadi..." ucap kaget dan bingung Himeya.

DrahimeyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora