Episode 39

2 2 0
                                    

Semuanya kaget dan sedikit bingung dengan yang di lakukan Himeya. Namun tak sedikit juga yang kagum dan terharu dengan seorang bocah yang memiliki niat mulai seperti itu.

"(Hormatnya....begitu sempurna....dia memang bertekad membuat masa depan cerah di pulau ini....hehehe luar biasa sekali....Himeya.)" ucap Takeda dalam hati.

"Nak kau tidak memahami nya, begitu dalam sejarah antara para Elf dan Tribal ini. Jikalau Tribal sedari awal tidak menjajah dan memilih bergabung dengan kami, tentu dendam ini tak kan lahir." ucap salah satu warga Elf.

"Dan untuk apa kita melanjutkan sejarah itu lagi pak?. Sejarah biarkan lah sejarah, jangan diteruskan. Kenapa kita tidak mencoba membuat sejarah baru yang bisa membuat orang di masa depan lebih tentram dan damai nantinya." ucap Himeya.

"Semuanya, aku mengerti perasaan kalian. Tapi sekarang kita tidak ada waktu lagi membahas itu. Monster itu tak kan mungkin menunggu lama untuk membunuh kita semua. Ku mohon mengertilah keadaannya sekarang." ucap Eaver memohon ke warga Elf.

"Semuanya.....keluarga kita terbunuhi oleh monster itu. Anak-anak kita, keluarga kita, kekasih kita, semua kenalan kita baik Elf maupun Tribal terbunuh oleh monster itu. Sekarang saat ini musuh kita adalah monster yang mengaku Tuhan itu." ucap Sonari yang membujuk para warga.

"Aku ingin bertanya sesuatu kepada suku Tribal," ucap Himeya ingin bertanya ke warga Tribal.

"Sebenarnya.....kalian sangat puas kah dengan pemimpin kalian saat ini?, tidak kah kalian semua ingin keluarga kalian hidup tentram tanpa ada paksaan dan siksaan?, bukankah kalian lebih memilih hidup tenang?" tanya Himeya ke warga Tribal.

"Diam kau bocah!. Suku kami akan sel......" ucap salah satu warga Tribal yang belum selesai.

"Tidak, kita akhiri sekarang ini. Kami semua sudah lelah. Kami menderita dengan ideologi pemimpin kita saat ini. Kami ingin hidup tenang, kami ingin berbaur dengan pola hidup masa sekarang. Kami cuman ingin hidup dengan penuh kebahagiaan dan tak ada penderitaan. Percuma kita menjajah kalau kita masih di sengsarakan oleh pemimpin kita sendiri," ucap warga Tribal lain yang memotong pembicaraan warga Tribal sebelumnya.

"Oi apa maksud kau nih!, kau ingin berkhianat kah?!" tanya warga Tribal sebelumnya.

"KAMI SETUJU!, kami tidak ingin lagi hidup dipaksa dan disiksa terus-menerus!" ucap warga Tribal yang setuju dengan pembebasan Kapitalisme.

"Beritahu kami nak, bagaimana kamu mententramkan hidup kami....." ucap warga Tribal yang ingin hidup damai tadi.

"Semuanya......ku mohon berikan kekuatan kalian semua kepada kami...... jika kita bersatu, aku yakin kalian akan damai dan saling bersama...." ucap Himeya mengulurkan kedua tangannya sebagai permintaan.

Warga Tribal pun sejenak merenung. Akhirnya mereka yang memilih hidup damai dan ingin lepas dari sistem hidup mereka pun akhirnya ingin menaruh kepercayaan pada apa yang dikatakan dan di ucap Himeya. Mereka pun seketika melihat ada cahaya terang di sisi Himeya.

"Nak....kami akan ikut membantu kalian." ucap warga Tribal tersebut.

Karena hal ini, warga Tribal saat itu berpecah menjadi 2 kubu dan saling beradu argumen tentang sistem kehidupan suku mereka. Disisi lain warga Elf begitu kebingungan dan tidak tahu harus berekspresi seperti apa, melihat suku Tribal yang punya kehendak seperti itu.

"Para Elf, untuk saat ini kita mencoba untuk bekerja sama. Aku yakin pasti nanti kalian akan saling mengerti dan memahami satu sama lain." ucap Takeda.

"Hmm, untuk kali ini saja tapi!. Setelah ini jika mereka masih ingin menjajah, tak segan-segan kami akan menghabisi kalian semua!. Sebelumnya kami memang tidak ingin mengusir dan membunuh warga kalian karena rasa iba kami dan jiwa para Elf yang selalu baik hati." ucap warga Elf tersebut.

DrahimeyaOnde histórias criam vida. Descubra agora