BAB 6

9.8K 635 32
                                    

Semakin hari aku semakin malas untuk keluar dari kamar, karena tidak ingin berpapasan dengan Bella yang sering berkeliaran dikastil, meski telah sembuh ia tidak meninggalkan duchy.

Berbagai alasan kusebutkan untuk kembali menolak makan bersama Derrick, ia masih saja menganggapku marah karena kedatangan wanita itu.

Namun aku tidak perduli, karena itu kesalahannya yang tidak menepati janji akan mengeluarkan wanita itu dari kastil sesuai perkataannya.

"Nyonya, saat saya akan menemui anda, Tuan Duke memerintahkan agar Nyonya makan siang bersamanya."

Dame berbicara terbata-bata, ekspresinya menunjukkan kebingungan, mungkin ia takut menyampaikan perkataan Derrick padaku, karena tau aku sedang tidak ingin menemui Derrick.

"Biarkan saja, aku tidak akan lagi makan bersamanya."

Aku menatap cermin yang memantulkan wajahku, terlihat ekspresi kesalku hingga aku berusaha memperbaiki mimik wajahku, karena tidak ingin Dame semakin takut.

"Tapi nyonya, wanita yang dibawa tuan akan ikut makan bersama. Saya tidak ingin ada rumor aneh, Jika mereka hanya makan berdua. Nyonya, kumohon kali ini ikutlah makan bersama."

Aku kembali mengerutkan keningku, karena tidak percaya dengan hal yang di ucapkan Dame, bisa-bisanya wanita asing yang tak jelas asal-usulnya itu ikut makan bersama pasangan penguasa Duchy.

"Baiklah Dame, bantu aku mempersiapkan penampilan terbaik."

"Dengan senang hati nyonya, anda harus memberi wanita itu peringatan agar ia tidak berani macam-macam dengan anda."

                             ***

Dengan langkah anggun aku memasuki ruangan makan dengan penampilan tak biasa, seperti seorang yang akan pergi ke pesta perjamuan. Aku tak ingin Bella meremehkanku seperti kehidupanku dimasa lalu.
Kala itu kulihat Derrick dan Bella telah duduk menunggu kedatanganku.

"Aku senang akhirnya kau menyetujui makan bersamaku lagi."

Ucap Derrick sambil tersenyum polos seperti tidak tahu akan kesalahannya.

"Nyonya Duchess, perkenalkan saya Bella Samara."

Wanita tak tahu malu itu menyebut namanya tanpa memberi penghormatan padaku, bahkan ia tetap duduk manis ditempatnya.

Tanpa menjawab perkataannya aku memalingkan tubuh dan duduk ditempat biasa aku makan.
Ujung dari meja panjang itu membuat celah jauh diantara aku dan Derrick, karena seperti itulah biasanya saat kami makan berdua.
Namun kali ini, yang berbeda adalah diujung Meja tempat Derrick berada, wanita itu duduk tepat disebelahnya.

"Elena, maafkan jika Bella kurang sopan terhadapmu. Ia tak mengerti tata krama kekaisaran."

Aku menyuapkan sendok berisi potongan ikan salmon yang dimasak fillet kemulutku tanpa memperdulikan pembicaraan Derrick.

"Aku berencana untuk membiarkannya disini sementara sebagai tamu, meski ia telah sembuh. Kurasa tidak mungkin untuk langsung menyuruhnya pergi begitu saja."

Seketika aku berhenti menyuapi makanan kedalam mulutku.
Aku berpikir mengapa dikehidupan inipun sama dengan masa laluku?.

"Aku sudah selesai, Terima Kasih makan siangnya."

Seketika aku bangkit dari tempat duduk yang membuatku terasa panas dan dengan cepat aku meninggalkan mereka berdua.

"Nyonya, maafkan saya."

Bella berlari kearahku dan menarik tangan kananku.
Wajah polosnya mengeluarkan airmata yang membuatku ingin menamparnya agar ia benar-benar menangis.

Aku terkejut karena pakaian yang dipakainya adalah gaun yang telah kubuang.
Ntah pelayan mana yang tidak menuruti perkataanku, hingga ia menyimpan gaun-gaun itu seakan tau bahwa seseorang akan datang.

"Lepaskan."
Aku menarik tanganku yang terasa sakit karena genggaman wanita itu.

Seketika ia terjatuh, seperti sengaja untuk menarik perhatian Derrick.

"Elena, apa yang kau lakukan. Mengapa kau kasar sekali?."

Derrick berjalan kearah kami dan membantu wanita itu berdiri, air mata yang keluar menetes lebih banyak dari sebelumnya.

"Aku tidak apa-apa tuan, ini salahku karena membuat Nyonya murka."

Wanita itu menundukkan wajahnya seakan berkata bahwa ia menyesal dengan kelakuannya.

Melihat pemandangan yang menjijikkan itu membuatku seketika berjalan lebih cepat dan meninggalkan mereka berdua.

                            ***

"Elena, kumohon, bisakah kau menuruti perkataanku sekali saja?."

Derrick kembali masuk kekamarku, seperti sebelumnya tanpa mengetuk pintu, ia nyelonong dan berbicara tanpa aba-aba.

"Apa maksud Tuan?."

"Kau selalu saja pura-pura tidak mengerti perkataanku, aku tidak ingin hubungan kita semakin renggang."

"Bukankah kau yang membuat hubungan kita menjadi renggang?."
Ucapku dalam hati.

"Katakan apa yang sebenarnya anda inginkan tuan?."

Aku menatap wajahnya yang mengeras karena menggigit giginya sendiri.

"Akan ku pastikan kau dan Bella tidak saling bertemu, meski ia hanyalah tamu. Kau tidak boleh membuatnya tak nyaman seperti tadi."

Derrick menghela napasnya, ia memalingkan tubuhnya dan dengan cepat ia tak terlihat lagi dipandanganku.

Kala itu aku mengepalkan tanganku, ku pikir kali ini akan berbeda jika aku tidak diam saja melihat mereka berdua.
Namun ternyata wanita itu sangat licik sehingga dengan cepat ia membuat Derrick berada dipihaknya.

____________________________________

Kalau kalian suka dengan ceritanya, tolong tinggalkan vote dan komentar kalian ya.

Aku tidak ingin, kalian hanya membaca tanpa memberikan apresiasi terhadap ceritaku.

Dan jangan lupa membaca ceritaku yang berjudul "Balas Dendam Seorang Pelayan"
Karena udah ada ekstra Partnya loh 🥳

Duke, Kita Lihat Saja Nanti! [EBOOK]Where stories live. Discover now