15.pilihan Ale

35 18 3
                                    

Vote yah gays janlup!!

***

Ale sudah mendapat kabar tentang tentang Bryan ternyata kecelakaan, tapi ketika di periksa terisa nama Bryan saja yang ada Bryan nya sudah pergi entah kemana.

Ingin sekali dia mengamuk tetapi itu bukan sifat dirinya, tenang adalah utama dari segala nya dia akan meminta CCTV di sini nantinya.

Kakek Mahatma:Ale pertemuan ternyata di batalkan kerna kesibukan, nanti kalau rekan nya tidak sibuk kakek akan mengajak kamu.

Alendra Januar:baik kek.

Ale kembali ke mobil tercinta nya untuk pulang toh untuk apa dia berlama lama di rumah sakit ini jika tidak ada sahabat nya.

Sekilas dia melihat seorang perempuan yang hampir dia tabrak sedang tergesa gesa masuk ke dalam rumah sakit.

Tanpa berpikir panjang Ale kembali lagi ke dalam mengikuti perempuan itu entah apa filing yang mengatakan jika perempuan itu ada sangkut pautnya.

"Ah ini dia KTP gue" Gumam Zea lalu berbalik tanpa melihat ke arah lain.

Dug.

Tubuh nya menabrak dada bidang seorang cowo yaitu Ale.

"Ngapain di depan ruang Bryan? "tanya Ale seolah olah bahwa Bryan ada di dalam.

Tentu saja Zea kaget dengan adanya Ale bukan kah Bryan koma lalu siapa yang menghubungi Ale?

Zea tidak berani menatap Ale apalagi menjawab pertanyaan itu.

" Ikut gue" Perintah Ale lalu menarik tangan Zea menuju mobilnya.

"Lepas, kakak gue nunggu,gue juga gak tau itu ruangan temen lo" Berontak Zea. Zea rela bersumpah bahwa sekarang dia ketakutan.

"Tuh lo tau Bryan temen gue" Tanpa ijin Zea Ale mengunci mobilnya melajukan mobilnya menuju rumah teman nya.

"Turunin gue. "

***

Gara mengisap rokok nya itu sudah menjadi hal favorit nya, dia termenung memikir kan Angel.

Benar Gara jatuh dalam pesona Angel sekarang, tapi Bagaimana caranya mendapatkan Angel?

Baru mendekat sehari udah di suruh gak usah kenal.

"Kenapa lo Gar? " Tanya Wira ikut duduk di samping Gara.

"Gue gengsi" Sahut Gara.

"Hah ngaku? " Kaget Wira.

Wira tau bagaimana Gara gengsi nya memang tinggi, tapi dia tidak pernah mengakui nya di hadapan orang lain.

"Asu" Umpat Gara kesal.

Berteman sejak kecil tidak membuat Wira paham dengan perasaan nya .

"Heleh heleh, terserah lo aja deh gue ikut galau aja. "

"Hm."

Gara hanya berdeham melanjutkan lamunan nya yang sempat terhenti.

***

Setelah membersihkan beberapa barang yang di jatuhkan ayahnya Angel kembali ke kamar nya untuk istirahat sekarang.

Untuk ayahnya pasti tidak akan pulang kerna dirinya dan pasti akan mabuk juga jadi mustahil untuk menunggu.

"Gue gak apes tapi hidup gue yang apes anjir" Gumam Angel.

Beberapa menit kemudian Angel tertidur mungkin kerna capek juga.

Tanpa sadar Gara cowok itu memanjat ke kamar Angel dengan berani.

Toh jika di suruh nikah nya dia akan menikahi nya dengan ikhlas dunia akhirat.

"Nikmat mana yang engkau dustakan? "

"Cantik banget lo anjir, tapi sayang milik Ale kan lu, harus lo tau kalau Ale tuh gak gantle kek gue penyayang widih Ale tuh banci dia hujan datang aja sembunyi. "

Gara komat kamit dalam batin nya ingin bicara nya tidak bisa juga kan nanti Angel terganggu malah makin marah sama dia.

Gara penasaran apa yang membuat wanita ini suka dengan kembaran sialnya itu?

Sudah lah waktu Gara sudah habis untuk memantau Angel dia naik ke sini dengan bantuan Wira dan harus berjanji cuma 15 menit saja ketemu nya dan dia menyanggupi nya.

Tidak gampang naik ke sini dan membodohi para satpam, tapi yah namanya Gara dan Wira berbagai macam cara pasti akan di halalkan pasti nya.

Bruk.

Gara melompat ke bawah mungkin agak nyaring .

"Seharusnya lo siapkan kasur buat gue lompat" Omel Gara.

"Diam deh lo, waktu gak banyak bos nyuruh kita ngumpul, kita juga anak baru di situ jangan buat kesalahan" Ucap Wira menarik tangan Gara yang misuh misuh.

***

Mira dan Kasa sedang melakukan perjalanan bisnis di London jadi sekarang hanya Martin dan Gara di rumah, tapi ketika tau Gara bahwa Martin ada di rumah membuat Gara akan nginap di markas atau di rumah Wira nantinya.

Gara muak sekali melihat wajah yang menurut nya buruk rupa itu, sudah anak haram cacat pula pikir Gara seperti itu.

Martin duduk santai sementara dia sendiri akan menikmati menjadi anak tunggal kesayangan orang tuanya ralat ada adiknya hanya Ale tidak mungkin Gara.

Dia memakan beberapa buahan yang tersedia di situ pelayan dia suruh untuk libur sementara sebelum orang tuanya datang kerja mereka pembantu lama pasti mereka tau Martin siapa.

Hanya ada satpam dan tukang bersih bersih di rumah itu pun bebas jika mau datang atau tidak.

Sekali kali lah Martin ingin egois sekarang.

"Bang, kata gue harus lakuin yang baik bukan? Ucap Ale datang tiba tiba.

Martin sontak terkejut bukan kah dia tidak pernah jahat dengan orang beberapa hari ini.

" Maksud lo Le? Gue gak ada jahat sama siapa pun" Sanggah Martin.

"Dengan ini semua seakan akan lo itu egois bang, gue minta baik itu adalah berdamai dengan semua nya dapatkan perhatian orang tua dan Gara bang dulu masalah kakek gampang ada gue. "

"Seharusnya lo berbuat baik dengan Gara jangan kasar gue tau bang bahwa kembar an gue kasar dia kasar udah dari lahir jadi jangan terlalu ambil di hati bang, harus bang lo lembutin dia ngalah. "

"Tapi Ale selama ini gue selalu ngalah sama dia, gue juga pengen ngerasa in jadi anak yang bebas Al"

Ingin rasanya Martin menangis untuk menjelaskan perasaan nya selama ini tanpa orang ketahui.

"Baik itu susah bang sebenarnya, sekarang kalau lo emang gak mau nurut sama gue bang berdamai dengan keadaan itu terserah lo sekarang tugas gue cuma sampai di sini bebasin lo dari penjara kakek."

"Gini bang pasti lo anggap gue jahat kan bang? Kita sama bang gue juga gak bebas bukan lo aja yang harus gue bantu banyak yang harus gue bantu tapi satu jangan ngeluh bang syarat gue cuma jadi baik jangan jahat atau egois , tapi sekarang sikap lo egois bang sama harta, tau gak bang alasan gue sama Gara gak akur cuma gara gara harta bang gue rebut an kalo aja emang bukan perintah Kakek udah gue kasih harta gue demi kembali nya hubungan saudara kita bang. "

"Gue pamit bang pikirkan aja dulu pilihan gue bang. "

Ale benar benar benar pergi dari hadapan Martin yang di landa kebingungan sekarang .

Sungguh dia bingung dengan semua ini.

"Gue pilih apa? Jadi baik ternyata sesusah itu. "

ALENDRA JANUAR ( Pre Order) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang