16.pertanyaan Mira

33 19 0
                                    

"Penakut adalah gelar gue bukan? "
-Alendra Januar.

***

Hari ini Angel kembali ber sekolah setelah sekian lama libur menurut nya.

Sekarang dia bersiap menunggu taksi yang sudah dia pesan datang.

"Hai neng" Tegur Seorang lelaki tak lupa kedipan maut nya ketika melihat Angel.

"Anjir, lo kan yang sering copet tas gue hpe gue semua nya, lo mau nyopet gue lagi hah? Sumpah pet gue gak ada waktu buat lo" Ucap Angel mendadak lesu.

Pagi yang menurut nya baik ini dengan mood yang bagus menjadi buruk ketika datang copet yang sering ngambil tasnya apalagi dengan santai nya dia menyapa dirinya yang adalah korban.

"Masa gue relain lagi uang gue " Batin Angel.

Entah kenapa dirinya ini jika di copet tidak teriak atau marah marah, malah dia ikhlas menyerah kan tas berserta uang nya walau kadang ada rasa kesal , tapi setelah nya dia langsung ikhlas begitu saja.

"Udah lah neng, saya bosen nyopet tas neng sumpah, gak ada drama nangis atau teriak teriak" Ucap lelaki tua itu.

Eh tidak tua juga menurut Angel cuma ya kalau ada kumis ya pasti tua lah menurut Angel.

"Beneran om?tapi gue rela di copet dari pada di goda gini" Ucap Angel yang tadinya berbinar lalu sedih lagi.

Tiiiit.

"Dengan non Angel? " Tanya supir taksi yang dirinya pesan.

"Ah iya Pak tunggu, nih uang buat lo asal jangan ganggu gue atau godain gue bay" Ucap Angel menyerah kan beberapa uang pada lelaki itu.

Tanpa menunggu jawaban lelaki tua itu Angel melangkah masuk ke dalam taksinya.

Setelah kepergian Angel, Gara datang mendatangi lelaki yang notabene nya adalah copet suruhannya bukan kerna dia butuh uang tetapi dia hanya suka melihat Angel kena apes.

"Well tuh uang balikin lagi atau mau babak belur? " Ucap Gara tak lupa tatapan tajam nya.

"Akan saya balik kan saja daripada babak belur" Jawab lelaki tua itu tanpa pikir panjang.

"Bagus, lain kali jangan ganggu dia lagi" Ucap Gara lalu pergi menjalankan motor ninja nya.

***

Mi adalah panggil an nya. Perempuan dengan dendam abadi dalam dirinya, setiap keluarga harus celaka baginya.

Dendam sudah memenuhi hatinya sekarang tak ada lagi rasa kasihan bahkan semua cara akan dia halalkan asal lawannya celaka.

Lahir di keluarga kecil tak masalah bagi nya yang penting dendam nya terbalas kan selama ini.

Perempuan dengan umur 21 tahun sangat muda dia berpikir banyak hal untuk sang lawan celaka sampai akhir.

"Bagaimana Mi ada caranya?" Tanya lelaki yang sering dia sebut om.

"Ada tinggal perlu jalankan" Jawab Mi menatap sebuah foto satu keluarga lengan dengan marga ujung nya Mahatma.

"Apa Zea akan ikut dalam hal ini? "

"Dia yang akan memulai semua nya nanti."

"Bagus."

Mi hanya tersenyum menanggapi nya adiknya akan memulai rencana nya tanpa melibatkan dirinya sendiri.

***

Ale menyerah mencari Bryan dia yakin Bryan akan kembali namun itu nanti atau Bryan menguji mereka dengan kecemasan ini semua kerna tak yakin hal pertemanan.

"Kata ibu Bryan kita gak perlu khawatir Bryan bakal baik baik aja katanya" Ucap Viona.

"Jelas lah kita khawatir orang kita temenan" Kesal Bram.

Mood lelaki itu selalu tidak baik dan mudah tersinggung ketika tidak ada Bryan di sisi nya.

Ale belum sama sekali menceritakan kejadian kemarin di mana ada nama Bryan di sana.

Masalah Zea dia hanya membawa ke sebuah tempat untuk dia tanya in Ale orang nya tidak akan gegabah duluan dalam menuduh orang.

"Gue di sana kerna ada kakak gue berobat dan jatuh KTP gue, dan gue sekolah di SMA sama kalian wajar kan kalau tau? "

Ale kalah telak saat itu apalagi Zea memperlihatkan surat sakit kakaknya kemarin.

"Al" Tegur Viona membuat lamunan Ale terhenti.

"Hah apa Von? " Tanya Ale bingung.

"Lo ngelamunin apa? Lo yakin kan Bryan tidak bakal ngilang lama? "tanya Bram.

Angel datang langsung duduk di samping Ale wajahnya di tekuk sebal kerna saat turun ke sekolah Angel jatuh terjembab jatuh.

Sepertinya kesialan Angel bakal datang terus kepadanya setelah takdir nya dan ibunya sekarang ke hidupan nya juga.

" Kenapa lo? "Tanya Ale bingung.

Tak biasanya dia melihat wajah Angel seperti itu dia selalu melihat wajah Angel ceria seperti biasa.

Apa ini semua gara gara Bryan tidak ada?

Jadi perempuan yang sudah membuat dirinya tertarik suka dengan teman nya sendiri?

"Gak papa gue lagi apes doang? " Jawab Angel melungkupkan kepalanya ke meja.

Ale ber oh ria saja tak ada niat menanya hal lain.

***

Martin masih terbayang perkataan Ale saat itu.

Masih sama memikirkan pilihan nya menjadi baik tak mudah ternyata.

Memikirkan ini membuat dirinya tidak tidur kemarin dan sekarang orang tuanya bakal datang sudah di pastikan tidur nya tidak akan tenang.

Apalagi adik menyebalkan nya itu suka ngomporin ibunya yang lagi marah marah.

"Sial banget punya adik durhaka kek durjana."

Tak ada kah saudara yang menginginkan dirinya hidup bebas tak ada tekanan orang tua atau siapapun , tapi ini keluarga Mahatama jelas setiap orang akan tersiksa sendiri tanpa sadar.

Ingin mengaharapkan Ale itu tidak mungkin kerna diam diam Ale di tekan oleh kakeknya agar sempurna semua nya tanpa di ketahui orang.

Tok-tok.

Seperti nya ibunya mengetuk kamar nya kerna penasaran benar atau tidak bahwa Martin di lepas?

Cklekk.

"Mah gimana perjalanan nya? Apa cape? " Tanya Martin tersenyum bahagia.

"Bagaimana caranya kamu bisa lepas? " Tanya Mira membuat Martin skakmat.

"Kamu kabur atau sengaja di lepas kerna sudah di anggap ada? " Tebak Mira bingung.

Martin diam tak bergeming tak ada alasan untuk menjawab pertanyaan itu.

Sudah pasti ibunya akan marah jika ia mengatakan Ale yang membantu nya.

"Ck bisu" Mira berdecak dia tak suka pertanyaan nya tak di jawab sama sekali.

"Aku kabur mah" Sahut Martin terpaksa.

"Berarti kamu tau di mana jalan keluar itu."

Jelas saja hanya Ale yang tau kemarin matanya di tutup sebelum di lepas agar tidak tau jalan kerna itu jalan rahasia keluarga Mahatma.

Sepertinya itu juga jalan keluar Ale yang tau sekarang.

"Tuhan kenapa kena sial sama orang tua ."

"Kamu lupa? " Tanya Mira di jawab anggukan oleh Martin.

"Dasar."

"Maaf . "

***

ALENDRA JANUAR ( Pre Order) Where stories live. Discover now