Perdebatan si jenius.

264 45 107
                                    

"Woi tungguin elah!" Fang berlari terbirit birit. Pemuda itu bangun kesiangan, membuat Halilintar menunggu di depan pintu rumahnya sekitar 10 menit. Halilintar dengan sigap memanjat pagar belakang. Tak disangka wanita yang bernama Ying juga terlambat. Wanita itu memanjat pagar lebih cepat daripada Fang. Fang tak mau kalah, ia juga menyusul, tapi kakinya tersangkut.

"Kaki lo kebanyakan dosa." Ujar Halilintar merapikan pakaiannya. "Ngapain kaki gue?" Fang bertanya dengan nada kesal. Pemuda itu terus berusaha membebaskan kakinya.

"Nginjak sepatu yang dibeliin ortu lo." Jawab Halilintar.

"GUE YATIM PIATU BANGSAT!!" Fang berteriak kesal. Tak lama pemuda itu kembali berteriak. "WAAA ANJINGG!!" Fang berteriak ketika merasakan tubuhnya yang mulai oleng di atas sana. Ying yang berniat ingin menghindar langsung tertimpa tubuh Fang. Mereka jatuh bersama (jir).

"AWAS LO SANA!! GA MANDI YA LO, BAU." Ying mendorong pemuda itu. Ia langsung berdiri, merapikan pakaiannya yang berantakan.

"DIEM LO, RAMBUT SINGA!!" Fang mulai bangkit, merapikan rambutnya. "GUE UDAH SISIR YA ANJING." Balas Ying lagi.

"Istighfar." Ujar Halilintar kepada mereka berdua.

"Gue konghucu." Mereka berucap secara bersamaan. "Pft, jodoh." Halilintar mengangkat bahu, ia berjalan meninggalkan dua sejoli itu.

"NDASMU LII!!!" Mereka berteriak secara bersamaan lagi.

Halilintar sampai di ruang OSIS. Mau bagaimana pun jika anggota OSIS terlambat mereka akan tetap mendapat hukuman. Fang menyusul, ia menggaruk tengkuknya saat bertemu dengan sekbid kedisiplinan. Halilintar sudah berdiri di lapangan sambil memberi hormat pada tiang bendera, tak berbeda dengan Ying.

"HAH! anjing emang." Fang menggerutu, mendekati Halilintar lalu ikut memberi hormat pada tiang bendera. "Istighfar." Halilintar berkata.

"Gue konghucu anying, pikun banget dah." Fang menjawab dengan wajah kesal, ia menutup mata karna silaunya mentari.

"Tinggal login." Ucap Halilintar.

"Astagfirullah." Fang menggeleng.

"Salah server ege." Lanjut Ying.

Fang berhenti bergerak, berpikir sebentar lalu kembali menatap mereka. "Lah iya ya?"

Ying mengelus dadanya, menahan rasa kesal yang akan memberontak dan mengeluarkan khodam. Namun ia beruntung dipertemukan dengan orang petakilan seperti mereka. Berbanding terbalik dengan kondisinya yang dulu.

Kelas 5 SD, selalu dituntut nilai oleh ibunya. Harus menjadi anak kuat demi pendidikan. Sampai pada batasnya ia hampir menyerah, Yaya datang membawa lingkaran persahabatan bagi Ying. Hingga SMA mereka tak terpisah jiwa, hanya raga.

"Nanti istirahat ke tempat biasa, samping kantin. Ada yang gue sama Elvi mau omongin." Halilintar berbicara, sedikit menurunkan volume suaranya.

Ying dan Fang menatap penasaran. Halilintar yang mengerti membuka mulutnya lagi. "Masalah Yaya." Setelah kalimat itu, Ying terdiam. Dahinya mengerut dengan mata yang menatap tajam.

"Ada keadilan Yaya yang harus kita tuntut." Halilintar seperti mengerti pikiran Ying, ia tak ingin menciptakan perpecahan kali ini.

_____

"Kalian kok udah disini?" Fang menatap keheranan, semuanya sudah berkumpul di samping kantin sambil duduk di balik pepohonan.

"Gue ga punya nomor lo jadi lupa masukin ke gc." Ice yang berbicara. "Harusnya kita bahas ini dari kemaren." Semua mata kini tertuju pada Halilintar.

Sinting Gila Miring S2 ✔Where stories live. Discover now