Jasadnya hilang!!

158 27 56
                                    

Gadis berhijab rapi dengan hiasan jaket coklat duduk di sofa rumahnya. Ia menatapi surat itu cukup lama, tak sadar sekarang sudah jam 07.15. Namun tak apa, hari sedang hujan, guru guru tak akan datang cepat. Gadis itu tengah menunggu jemputan selagi membaca dan merenungi surat di tangannya.

Suara klakson mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara klakson mobil. Elvi segera membuka pintu, Ia melihat pemuda bernetra ruby dan biru langit yang duduk di mobil pajero hitam.

_____


Pemuda itu berlari di tengah gemuruh hujan disusul oleh seorang gadis yang tampak sedikit berhati hati berbeda dengan pemuda yang berlari tak peduli kondisi. Murid lainnya menatap dari jendela kelas. Mereka bertanya, mengapa mereka berlari dalam kondisi hujan begini, aneh.

"L-li, Fan, kalian harus tau ini!" Fang menarik nafas dalam, ia sulit untuk berdiri.

"Fang? Lo kenapa?" Taufan berlari mendekat, mengecek kondisi Fang. Fang menggeleng, ia menunjukan ponselnya. Gadis di belakang tadi juga muncul, ia juga terlihat kelelahan.

"Jas- UHUK! Jasad Blaze.." Ying tersenggal, nafasnya habis karna berlari dari kantin ke gedung SMA.

"Blaze kenapa?!" Halilintar langsung berteriak, suaranya cemas.

"Jasad Blaze, hilang.." Fang melanjutkan perkataan Ying. Halilintar gemetar, nafasnya menderu.

_____


"SETELAH ANAK KAMI SATU SATUNYA MENINGGAL, SEKARANG JASADNYA HILANG?!" Orang tua Blaze berteriak di telfon. Nada suara mereka tidak tertahankan, mereka marah dan kecewa.

"Tenang dulu bu, kami akan melakukan pencarian, silahkan kembali ke jakarta agar kami dapat mendapat informasi lebih tentang almarhum Blaze Hasanah." Pihak polisi berusaha menenangkan orang tua Blaze yang sedang dilanda emosi.

"Jika jasad anak saya tidak ditemukan, jagalah profesi mu sialan." Ayah Blaze berbicara, menutup telfon.

Sedari mendapat informasi tadi siang, Taufan tak bergeming sama sekali. Ia hanya mengangguk dan menggeleng sebagai jawaban. Kini Halilintar sedang menenangkan Taufan dan Elvi, dua anak yang terkena serangan Shock.

"Vi, jangan gigit kuku, jorok." Halilintar menepis tangan Elvi dari mulut gadis itu.

"Fan, jangan diem nanti kerasukan." Halilintar menepuk pelan punggung Taufan.

"Takut ...." Taufan bergumam, tiba tiba menangis sambil memeluk pundak Halilintar. Elvi menatap Taufan prihatin, sepertinya ia sangat shock.

"Vi, jaga Taufan sebentar." Halilintar melepaskan pelukan Taufan perlahan, ia mendudukan Taufan di kursi pada sudut ruangan. Elvi mendekat, membiarkan Taufan meremas tangan kecilnya.

"Jangan! Jangan pergi, kalian harus disini." Taufan juga memegang ujung pakaian Halilintar, tak membiarkan seorang pun dari mereka menjauh.

"Fan, gue mau-" Cengkraman Taufan semakin kencang, Halilintar membuang niatnya. "Sht.." Halilintar membuka jaketnya, memakaikan benda tersebut pada Taufan.

Sinting Gila Miring S2 ✔Where stories live. Discover now