Ying.

180 29 49
                                    

Seorang wanita terlihat menangis dan bereriak di ruang medis. Ia memegang pinggiran ranjang. "Tan .... Udah tan ...." Taufan mengelus pundak wanita itu.

"Tante, ayo duduk dulu.." Elvi menarik tangan wanita itu. Ruangan lenggang sejenak. Wanita itu akhirnya setuju. "Bagaimana bisa?" Ia menyapu air matanya, menatap anaknya yang berada di ranjang.

"Ice jatuh tan, kepalanya kebentur. Pertolongan pertama terlambat, perkiraan dokter Ice mengalami koma." Jawab Elvi sembari menatap kearah ranjang.

"Suami tante kemana? Dia ga jenguk Ice?" Taufan ikut duduk di samping wanita itu. "Suami saya sibuk, dia ngurus anak istri yang kedua ..."

Taufan dan Elvi mematung mendengar itu. Sebegitu tega ayah Ice menikahi dua perempuan dan menelantarkan istri pertamanya.

"Ahh ... Maaf tan ...." Taufan menggaruk tengkuknya, merasa bersalah. "Assalamu'alaikum." Pemuda bernetra ruby memasuki ruangan. Ia membawa kantong plastik berisi nasi goreng.

"Waalaikumsalam." Jawab semua.

"Ini tan, makan dulu." Halilintar memberi kantong itu pada ibu Ice. Wanita itu menggeleng, ia tidak nafsu.

"Makan dulu tan, nanti waktu Ice bangun tante nya ga ada kan sedih." Taufan berusaha bercanda, agak dark sih. Elvi memilin tangan Taufan dan akhirnya Halilintar melerai mereka.

_____


"Pemakaman Blaze kapan?" Gadis dengan rambut di sanggul bertanya. Ia duduk di tepian danau dengan pocky pisang di tangannya. "Kurang tau, tapi kita tunggu kabar polisi dulu." Pemuda berjaket ungu mengambil sebatang pocky dari tangan gadis itu.


Sapuan angin lembut, mereka menikmati suasana dengan danau di depan mata.

Meong!

Ying melirik kebelakang, ia melihat anak kucing putih dan hitam sedang bermain. Ying berdiri lalu mengambil dua anak kucing itu.

"Liat nih." Ying tau Fang takut kucing, jadi ia mendekatkan anak kucing hitam pada Fang. "JAUHIN SANA!!" Fang menepis tangan Ying.


"Tega lo, lucu loh ini." Ying memaksa Fang mengelus kucing itu. Fang berniat kabur, tapi kakinya sengaja dipijak oleh Ying. Dengan terpaksa ia menyentuh kucing itu menggunakan jari telunjuk.

"Elus." Perintah Ying. Fang hanya bisa menurut lalu mengelus kucing itu dengan wajah tertekan. Tak semenakutkan yang Fang kira. Fang perlahan mengambil kucing hitam itu lalu meletakannya di dekat paha.

"Lebay lo." Ying mengelus kucing putih, sesekali menggendong dan melemparnya ke udara.

"Ya abisnya dulu gue di cakar anying, garang emang kucing dirumah lo." Fang kembali mengelus kucing hitam itu.

"Millo emang nakal, berak aja di kasur gue."

"Pardon??" Fang melongo mendengar perkataan Ying. "Eyo watsap ges." Aya kembali membawa cemilan. Ia memberi beberapa snack pada Ying dan Fang lalu duduk di samping Ying.


"Lo nyolong kucing siapa kak?" Anak itu bertanya, membuka segel cemilan. "Nyolong naon etdah." Bantah Ying dengan wajah kesal.

Sinting Gila Miring S2 ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant