Dua potong Cookies.

204 36 83
                                    

Kini hari Kamis, anak SD, SMP dan SMA pulang nya samaan alias jam satu. Kenapa? Karna ada guru yang innalillah, jadi pulangnya cepet Karna guru lain mau ngelayat.

Salah satu murid kelas 6 duduk di kursi taman. Netra hazel dominan hijaunya melirik kendaraan yang berlalu lalang di depan pagar.

"Woi Elpiji!!" Seru Taufan, ia berlari sambil menarik tangan Halilintar. "Nama gua Elvi anjing." Anak itu membalas, ia menghadap ke belakang untuk melihat asal suara. "Terserah, btw nanti pulang mau ngikut kaga."

"Ngapain?" Elvi sepertinya tertarik, kali kali ditraktir. "Jajan, ditraktir gledek." Jawab Taufan sambil menyikut Halilintar. "Nama gue Ali anjing."

"Boleh dah, 200k." Ucap Elvi menghasut. Oh jelas Hali ga segoblok itu. "10 ya cil."

"AHAHAHAH GUAA 50K." Seru Taufan tertawa puas. "Dih mentang-mentang dia sahabat loe." Anak itu menggerutu, bergumam dengan nada kesal.

"Karna gue tinggi, lo pendek." Jawab Taufan, pemuda itu juga menatap pada tangan Elvi. "Gelang baru dek?" Tanya Taufan, Halilintar juga melirik melihat gelang itu. "Ga, ini gelang kak Sopan dulu." Anak itu mengangkat pergelangan tangannya, menunjukan pada mereka berdua.

"Dipikir pikir udah lama gw ga pergi ke makam gensop." Taufan mengangkat alisnya, mulai ada niat ngunjungin, bukan nginjek. "Iya, jadi rindu waktu gua manggil si beruk pant*k." Halilintar menyaut, sedikit terkekeh.

"UDAH MATI JANGAN DI BULLY!!" Elvi melotot, mengepalkan tangannya. "Iya cil iya." Halilintar semakin tertawa, jatuhnya ngejek sih.

"Eh, iya!" Anak kecil itu merogoh saku roknya. Ia mengeluarkan secari kertas lalu memberikannya pada Halilintar. "Gue nemu ini .... Di kamar bang Gen, buat lo."

Netra ruby milik Halilintar mengedip kebingungan. Ia melihat secari kertas yang bertuliskan "For Gledekdek."

"Apaan ini anjir, nama gua Ali." Halilintar mengulangi lagi, napa dah namanya keganti mulu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halilintar mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halilintar mematung. Dia tak bergerak 10 menit setelah surat itu diberikan padanya. Taufan sendiri juga terdiam, mengamati surat itu lamat lamat.

"Apaan isinya?" Tanya Elvi, anak itu memang belum sempat melihat isi surat milik Halilintar. "Nothing." Halilintar melipat kertas itu, memasukannya ke dalam saku celana.

Sinting Gila Miring S2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang