07. Gurun Bunga dan Kisahnya 📖

594 109 46
                                    

Tandai Kekeliruan 

Tandai Kekeliruan 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Woah..."

Ledis tercengang melihat pemandangan di hadapannya kini. Ia sangat tidak menyangka bahwa pangeran Jaan yang di gadang-gadang pangeran dengan tempramen buruk itu membawanya ke tempat se indah ini.

"Bagaimana? Indah bukan?" Tanyanya yang di jawab oleh anggukan antusias gadis yang masih tercengang itu.

Di hadapannya kini sebuah gurun bunga begitu luas di pandang, berbagai warna bunga dan berbagai macam bunga sepertinya ada di sana, gunung-gunung kecil yang penuh dengan rumput hijau memberikan kesan menenangkan.

Ini akan menjadi tempat favorit Ledis.

Jaan beranjak turun dari kudanya dan menuntun gadis yang ia bawa untuk turun bersamanya, menyelami ribuan tangkai bunga di depan sana.

"Kau tidak salah membawaku kemari tuan Jaan?" Ujar gadis itu sembari terkekeh dan menatap Jaan bengis.

"Tentu!! Anggap saja ini hadiah kecil untuk kedatangan mu di istana kami" Ujar pria itu antusias.

Ey... Apa ini? Ledis sangat tidak mengenal pria di hadapannya, mana yang di deskripsikan penulis tentang pangeran Jaan yang memiliki aura menakutkan dan mencekam? Di sini ia malah melihat pria tersebut seperti kucing yang haus kasih sayang!!

Gadis itu lagi-lagi terkekeh manis dan berdecak pinggang memandang guru berwarna di hadapannya.

"Ingin berjalan bersama?"

Itu bukan Jaan yang mengajak, tapi Ledis- ah... Maksudnya Alana. Gadis itu mengulurkan tangannya seakan mengajak pangeran dengan mata elang tersebut bergandengan tangan.

Sangat manis.

Jaan sendiri hanya memalingkan wajahnya sebentar dan berdahem kecil, sampai ia menerima uluran tangan yang lebih mungil dari diri ukuran tangannya itu.

Semoga kau selalu seperti ini Alana... Aku  menyukainya...

🦇🦇🦇

Sedangkan di sisi lain, Shion terus-menerus mengumpati Jaan di benaknya. Sialan sekali pria itu membawa Alana tanpa wajah berdosa!

"Kira-kira kemana kak Jaan membawa Alana?" Tanya pria dengan netra rubah itu malas.

"Itu bukan urusan penting kita saat ini" Jawaban yang keluar dari mulut pangeran berhati es itu sukses membuat Jino terkekeh samar.

TVC: Turning Back TimeWhere stories live. Discover now