11. Serba-serbi 📖

472 99 12
                                    

Tandai Kekeliruan  

Tandai Kekeliruan  

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.




Pagi telah tiba, sinar rembulan yang menerangi bumi di langit malam kini di gantikan oleh sinar sang-surya yang hangat.

Sialnya yang Ledis rasakan bukanlah rasa hangat, melainkan panas dingin di sekujur tubuhnya. Sesuai perjanjian (sialan)nya semalam dengan pangeran bersurai hitam itu, pagi ini Ledis menepati janjinya untuk pulang bersama dengan Heli, satu kuda dengan pangeran tersebut.

Ah... Ya, mengenai kuda siluman milik Heli, itu bukan kuda siluman, ternyata memang Jino dan Heli melakukan tukar kuda saat kejadian sialan kemarin. Entah apa maksud dari kedua pangeran itu, Ledis tidak mau tahu apapun itu, yang pasti alasan tersebut sangat tidak masuk dalam logika Ledis sebagai korban.

Kembali lagi pada perjanjian Heli dan Ledis.

Errrr bagaimana mendeskripsikan nya? Apa yang di pikirkan Jino sepertinya memang benar, otak selangkang? Mungkin... Seperti itu.

Posisi Ledis saat ini sangat bisa di katakan jauh dari kata aman. Gadis itu mengira bahwa Heli akan mendudukan nya di belakang pria tersebut, atau di depannya, dengan posisi yang terbilang wajar.

Namun kenyataan yang di alami Ledis saat ini benar-benar... Hah... Gadis itu memang di dudukan di depan Heli, namun dengan posisi jauh dari kata wajar yang sempat ia pikirkan. Dengan Ledis yang duduk di hadapan Heli... Dan menghadap pria tersebut, oh oh... Jangan lupakan kaki ramping milik gadis itu yang tertengger manis di pinggang kokoh milik Pangeran Mahkota Avalon tersebut.

Ledis mati-matian menahan tubuhnya dengan kedua tangan yang di tumpu di depan dada bidang pria tersebut agar tak menempel rapat dengan tubuh Heli. Sial sial siaaaall!!! Ledis saat ini benar-benar merasa sedang di timpah kesialan!!

Ia menyukai pria tampan, namun untuk bertindak sejauh ini... Ledis sungguh tidak kuat menghadapinya tuhaaan!!

"Ada apa hm?" Heli terkekeh saat melihat wajah tegang dan pucat gadis di hadapannya sedari tadi, bahkan bulir keringat dingin sudah bermunculan di dahinya.

"Tid-tidak-tidak... Hehe tidak apa-apa, namun—"

"Namun..?"

Sialan?!! Apa yang Heli mau sebenarnya hah?! Ledis sudah berusaha untuk tidak menempel dengan pria itu, namun lengan pria tersebut malah menarik pinggangnya agar lebih dekat lagi dengan pria tersebut.

TVC: Turning Back TimeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz