10. Tentang Edogria & Madena 📖

756 124 54
                                    

Tandai Kekeliruan 

Tandai Kekeliruan 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udara yang dingin dengan semilar angin menerpa kulit gadis yang tengah duduk di depan perapian berduaan bersama Beigro.

"Apa tidak apa-apa jika para pangeran di sana? Mereka tidak kedinginan?" Tanya gadis itu pada pria yang tengah sibuk memanggang sebuah ikan air tawar yang ia dapatkan.

"Jangan gila, jika mereka ku ajak ke sini, yang ada aku akan menjadi buronan seumur hidup"

"Kenapa?"

Beigro menghela nafas dan menutup matanya sesaat, gadis di hadapannya ini tidak lupa bahwa ia sedang di asuh oleh Kerajaan para Vampir kan?

"Kau pasti tahu mereka ini vampir kan?" Tanya Beigro yang di angguki oleh Alana. Pria itu mendesis kesal, lama-lama memyebalkan juga gadis di hadapannya ini "Lantas mengapa masih bertanya nona Alana?"

"Eh? Mereka memangnya akan menjadi abu jika terkena perapian biasa? Ku lihat mereka terkena matahari pun pasih baik-baik saja"

Beigro menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menyengir pada gadis itu. "Em.. Sebenarnya ini api suci, bukan perapian biasa" Ucapnya yang membuat gadis itu ternganga.

"Ck! Aku tidak bisa membuat perapian biasa karena bisa merusak tanaman-tanaman ku, makannya menggunakan perapian suci agar tidak membakar dedaunan di bawahnya" Ujar Beigro menjelaskan.

Ledis baru sadar, ternyata di bawah perapian itu daun-daun masih segar tanpa menjadi gosong karena api di atasnya.

Mereka berdua kini sudah berada di sebuah ruangan luas, di luar ruangan ini mungkin nampak seperti pohon besar yang tubuh secara liat, namun di dalamnya ada sebuah ruangan luas dengan tempat duduk panjang dan jangan lupakan tempat masak dan kasur beristirahat yang menyatu dalam satu ruang lingkup.

Para pangeran yang duduk di kursi panjang sedang memandangi keduanya yang membicarakan mereka dengan suara yang terkesan berbisik namun masih bisa terdengar jelas.

"Apa tak mengapa jika Alana mengetahui tentang Edogria?" Tanya Shion penasaran, memandang gelagat gadis yang sedang sibuk bercengkrama itu.

"Hm, tentu, itu bukan masalah yang besar bukan?" Ujar Solon yang di angguki oleh pria bermata rubah itu.

"Aku lebih penasaran mengapa kalian masih bisa bercengkerama dengan Beigro setelah tragedi seratus tahun lalu" Ucap Noa sembari memandangi satu-persatu wajah saudaranya.

TVC: Turning Back TimeWhere stories live. Discover now